10. Encounter

46 22 27
                                    

Budayakan vote sebelum membaca ya readerskuh yang budiman

Happy Reading!

Syasya mengejap-ngejapkan matanya, menyesuaikan cahaya disekitar. Ia lalu melihat sekeliling kamar tempat ia terbangun yang bernuansa hitam-oranye, nampak familiar pikirnya.

"Udah mati lo?." Suara berat menghentikan Syasya dari aktivitas yang ia lakukan.

"Pertanyaan lo gitu banget, Bar." Jawab Syasya pada orang itu, Barga. Sahabat sekaligus sepupu yang paling dekat dengan dirinya. Kamar yang ia tempati sekarang pun adalah Kamar Barga.

Syasya membuka selimut bergambar karakter anime Haikyuu, anime favorit Barga, ia lalu turun dari kasur, menuju kursi di balkon.

"Oh." Balas Barga Sarkas, ia juga mengikuti Syasya ke balkon. Barga berdiri  bertumpu di pembatas Balkon menghadap ke depan.

"Sepupu jahanam ya elu Bar!" Gerutu Syasya.

"Hmm, sekarang lo mau gimana? Tante Anne bilang lo milih tetap Stay. Tapi kenapa lo pingsan, hah?!" Barga melirik Syasya tajam, sampai bulu kuduk Syasya merinding dibuatnya.

"Liriknya santuy dong, boskuh. Merinding gue, woi!" Syasya memandang langit biru yang sangat indah di atasnya. "Gue harus menghadapi ini, seperti yang lo bilang dulu." Syasya kemudian memandang Barga dengan tersenyum.

●●●

Flashback on

Plak...

Barga menampar pipi Syasya, untuk menyadarkan Syasya yang berniat melompat dari gedung untuk mengakhiri hidupnya.

Barga mencengkram bahu Syasya "BANGSATT! SADAR WOI! Dengan mati gak nyelesaiin masalah. Lo harus menghadapi ini, Sya!"

"Ngomong emang enak, tapi ngelakuinnya. SUSAH! LO GAK TAU APA YANG GUE RASAIN BARGAA! DAN LO GAK BAKAL TAU!" Teriak Syasya dengan nada marah bercampur putus asa.

Barga melepaskan cengkraman dari bahu Syasya "Gue emang gak tau, dan Ya. Mungkin gak bakal tau, tapi gue gak bilang lo harus menerimanya. Gue cuma bilang Lo Harus Menghadapinya."

Barga menghela napas "Kalau lo gak bisa menerima, ya udah pukul aja. Kembaliin masalah itu ke orangnya. Dan kalau dia kembali lagi untuk kedua kalinya dan lo masih belum bisa menerima, pukul lagi. Tapi jika dia balik lagi untuk ketiga kalinya, lo udah harus siap. Menerimanya dengan lapang dada dan bersiap untuk melepaskannya."

Syasya memandang Barga dengan mata yang berlinang air mata. "Dan gue yakin lo bakal ngelakuin hal itu." Ucap Barga yakin.

Barga lalu menggendong Syasya kembali ke kamar rawatnya.

Flashback off

●●●

"Ini adalah kesempatan terakhir gue, gue juga udah yakin kalau gue bisa menerimanya dengan baik. Like you say, Bar." Syasya mengembangkan senyumnya. Barga juga ikut tersenyum tipis.

"Nasihat lu, bener-bener menggambarkan kapten voli. And your word so mean for me. Thanks a lot, my fuckboy cousin." Barga mengangkat kepalanya dengan cengiran konyol yang menghiasi wajahnya.

"Of course dong. Gue kan Barga, Ketos ganteng sekaligus Kapten Voli SMA 45 MERDEKA. Your welcome, my koriyah cousin." Ucap Barga bangga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Serendipity [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang