Budayakan vote sebelum membaca ya gengss
Happy reading!
"Hai, mau nebeng?" Kata orang yang mengetuk pintu rumah Syasya.
"Ehhhhh! Ares?!" Kaget Syasya.
Bagaimana tidak terkejut Syasya tak pernah memberitahu alamat rumahnya pada Ares, Ia juga tak memberitahukan kalau dia telah sampai di Indonesia. Namun Ares tiba-tiba muncul di depan pintu rumahnya dengan berpakaian seragam putih abu-abu khas anak Sma dan tak lupa dengan gayanya yang songong.
Songong darimananya sih?-Ares
Muka situ sih datar banget kayak tripleks bulukan. Jadi orang nyangkanya situ Songong. -Author
Kan elu yang buat gue jadi gini, thor. -Ares
Eh bener juga, udah terima nasib aja yah Ares ketayangan author. -Author.Back to the story
Syasya yang masih dalam mode terkejut, dengan keadaan sadar tidak sadar malah mengeplak kepala Ares memastikan orang yang berada di depannya benar-benar manusia.
"Aw! Sakit woi." Ringis Ares.
"Hehehe Sorry, Res. Lo tau darimana alamat gue?" Tanya Syasya sembari mengusap kepala Ares yang terkena tabokannya.
"Itu rumah gue-" Menunjuk rumah yang berada tepat di depan rumah Syasya "dan orang yang semalem itu gue."
"Hehhh?! Kebetulan macam apa ini?" Syasya terperangah dengan kata-kata Ares.
"Takdir maybe? Ayok, telat." Ucap Ares singkat.
"Telat? Oh iya ayok, but wait 5 menit, gue ambil tas sama pake sepatu dulu." Ucap Syasya lalu ia ngibrit masuk ke dalam rumah secepat kilat.
Saat berada di meja makan untuk mengambil tasnya, ia memikirkan perkataan Ares.
Takdir? Kebullshitan macam apa itu. Gumamnya dalam hati.
Syasya lalu mengambil tasnya berjalan menuju rak sepatu yang berada di bawah tangga. Mengambil sepatu sporty berwarna putih, memasangnya di kaki jenjangnya. Lalu bergegas keluar rumah agar Ares tak menunggu terlalu lama.
●●●
Di luar Ares sedang mencuci mata dengan pemandangan halaman rumah Syasya yang ditumbuhi banyak tanaman mulai dari bunga-bungaan sampai cabe-cabean, eh kok maksudnya sayur-sayuran jangan salah paham dulu gengs.
5 menit lewat semenit Syasya akhirnya keluar dari rumah dengan berpakaian seragam yang berlogo sama dengan logo di pakaian Ares. Namun Syasya tak menyadari hal itu.
"Yuk Res." Ajak Syasya setelah mengunci pintu rumah. Ares mengangguk lalu menuntun Syasya ke arah mobil Limousine berwarna putih yang sudah terparkir rapi di depan rumah Syasya.
"Stop!" Sontak Ares langsung berhenti ketika Syasya berucap.
"Kita bakal naik itu ke sekolah? Gak salah?" Syasya melihat Ares dengan tatapan tak percaya.
"Yep, males bawa motor. Nebeng sama Rendra ae, hemat." Ucap Ares lalu menggandeng tangan Syasya masuk ke dalam Limousine putih yang ternyata milik Sultan Narendra Aska Alfenso.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity [ON GOING]
أدب المراهقين|| HIATUS || [ON GOING] {SLOW UPDATE} Cover by ChoiViola Budayakan untuk follow sebelum membaca ya gengss! Happy reading! ***** Gadis yang sulit percaya akan adanya takdir, ia lebih meyakini bahwa semua itu hanyalah ke...