Dimengerti🌺

2 0 0
                                    

Ketika ku kembali dibarak. Kami pun mendapatkan cuti selama 3 hari dikarenakan libur tahun baru, walaupun sebenarnya tahun baru sudah lewat. Tapi kami diberi waktu untuk sekedar Melepas rindu dengan keluarga dirumah.

Sebenarnya aku merasa, libur ini sangat singkat. Tapi aku juga harus lebih banyak bersyukur karena ada juga yang mau pulang ke rumah untuk melepas rindu bersama keluarga, namun tidak bisa pulang karena rumah mereka yang jauh dan diperkirakan tidak ada sempat jika cutinya hanya 3 hari.

Aku pun pulang, dengan di jemput orang tua ku. Tapi kami diharuskan untuk selalu menggunakan seragam polisi yang didepan dada bagian kiri masih tertulis siswa seba. Dengan suasana hati yang masih marah dengan masalah yang kemarin.

Ketika menempuh perjalanan kurang lebih 5 jam, kini kami berempat pun tiba dirumah dengan selamat. Aku pun segera masuk ke dalam kamar ku yang sejak aku menempuh pendidikan polisi ,kamar ini sudah tidak berpenghuni lagi, dikarenakan adikku ilham  juga memiliki kamar sendiri.

Aku pun segera bergegas ke kamar mandi dan berganti pakaian. Tak lama kemudian mama datang mengetok pintu kamarku untuk mengajak ku untuk makan malam. Dengan segera aku langsung ke ruang makan, kulihat tinggal menunggu ku.

Kami pun makan dengan keheningan tanpa satu orang pun yang membuka percakapan, hanya suara dentingan sendok yang saling beradu. Selesai makan, tiba-tiba ponsel mama yang ditaruh di meja rias yang tidak terlalu jauh dengan meja makan pun berbunyi menandakan ada yang menelepon.

Ku lihat mama yang sudah selesai makan. Langsung bergegas ke meja rias itu untuk mengambil ponselnya. Tapi ku lihat, sebelum mama mengangkat panggilan itu, mama terlebih dahulu melihat ke arah ku.  Dan aku pun sudah bisa pastikan siapa yang menelepon mama itu.

Dann... Aku pun kembali mengatakan hal yang tidak-tidak ke dia. Sebenarnya aku ingin akan segera berakhir kemarahan ku yang selalu menutupi ego ku, tapi sangat sulit. Mungkin karena aku terlalu kecewa dan tidak menyangka dengan kelakuan nya.

Orang tua ku lebih marah melihat kelakuan ku disaat memperlakukan sih wanda.
"yudi, mama dan papa tidak pernah mengajarkan kamu untuk belajar membentak orang, apalagi membentak seorang wanita yudi!!
Papa rasa itu tidak terlalu jadi masalah deh, tapi kenapa kamu sekarang sudah menjadi sosok seegois ini? Papa fikir kemarin itu sudah selesai, teryata masih ada kemarahan itu. Papa dan mama aja merasa biasa jika dia bilang sibuk yah berarti memang sibuk lah" marah papa.

"nak, kamu jangan bersikap seperti ini. Mama kan sudah bilang jika kamu sekarang harus ngertiin dia kamu tidak boleh egois, Sekarang ada yang harus dia utamakan dari kamu. Kakak nggak boleh bentak-bentak wanda lagi yah" ucap mama dengan lembut.

Aku pun yang melihat kedua orang tua ku marah ke pada ku, aku semakin menyesal. Memang papa ku sangat melarang ku bertindak secara tidak baik kepada orang-orang terutama pada seorang wanita. sedangkan mama, walaupun semarah bagaimanna pun tapi mama masih tetap berbicara dengan cara yang lembut.

Dua hari kemudian, aku pun ditelepon teman ku bahwa sedikit lagi aku sudah harus kembali ke manado yang berarti masa cuti ku sudah habis. Aku pun segera keluar kamar dan mencari mama untuk ku meminta izin,bahwa nanti sore aku sudah harus kembali.
"ma... " panggil ku

"yaa kak" sahut mama dari dapur.

"ma sedikit lagi aku akan balik ke manado ma, karena cuti ku sudah habis" jelas ku.

"ohh emang cutinya sudah berakhir? Tapi papa dan mama kayaknya tidak bisa mengantar kamu sampai Manado nak, soalnya besok juga apel perdana papa jadi tidak bisa jika tidak ikut nak" jelas mama ke aku dengan wajah yang senduh.

"iya ma, nggak papa kok...nanti sore minta dianterin aja ke jembatan kaya' yah, karena teman-teman yudi menunggu disana" jawab ku.

"ohh iya bolehhh" kata mama sambil tersenyum.

Bripda kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang