Cari alat pelindung diri!

86 11 0
                                    

"Hahahahahahah"




Mereka semua terdiam, menatap si cewek jangkung yang kini tertawa terbahak bahak.




Cewek itu berjalan ke meja, mengobrak abrik laci meja dan mengeluarkan cutter dari luar sana. "Cari alat untuk lindungin diri, kalau ada dia. Tinggal tusuk" katanya sambil mengeluarkan isi cutternya. Menyunggingkan senyumnya, bahkan wajahnya lebih menyebalkan daripada keita. Dan juga-


Sedikit menyeramkan.





"Kamu siapa? Kita gak pernah liat kamu?" Tanya pak lukman penasaran, sebenarnya kasian pria paruh baya ini. Kalau saja keita tidak bertingkah, dia sudah sampai di rumah dan bertemu dengan anaknya yang baru saja pulang dari rantauan.



"Saya?" Tanya cewek itu sambil menunjuk dirinya sendiri "yuna, kelas 11 ipa 6. Baru pindah hari ini, eh udah ada pembunuhan gila gilaan, kasian banget kan?" Katanya sambil mengkerucutkan bibirnya.





"Yaudah, ayok kita cari! Dan jangan berisik" kata pak lukman memerintah, membuat para murid mulai berhamburan mengelilingi kelas, mencari benda benda yang bisa dipakai sebagai alat perlindungan diri.






"Keita"



Cowok tampan itu mendongak, dirinya menatap cewek cantik yang berdiri di hadapannya.




"Ini, buat lo" katanya sambil memberikan gunting untuk keita.



Keita pun tersenyum singkat dan menerima gunting dari cewek itu "makasih ya wulan" katanya ramah, tidak seperti biasanya yang menyebalkan.





"Aku belum dapet loh sayang, kok kamu kasih dia diluan?"



Wulan menoleh, dilihatnya deva, pacarnya yang menatap bingung sekaligus kesal dirinya. Membuat wulan gelagapan.



"Aku kira kamu udah dapet" kata wulan panik, lalu ia menoleh ke arah keita sekilas, lalu ke deva "masa aku ambil lagi dari dia?"



Keita pun berdecak sebal dan melempar gunting itu ke arah deva "ambil nih! Ribet amat hidup lo" katanya sebal, membuat deva menatap marah dirinya.





"Woi gila! Gue nemunya pensil, bisa apaan? Mana tumpul lagi?" Tanya julian panik. Dia membolak balikkan pensilnya "ah tai!" Umpatnya geram sambil melempar pensilnya ke lantai.




"Woi yuni! Gue dong yang pegang cutter! Gue kan lakik. Emang lu bisa pakek?" Tanya julian kepada yuna sewot.



"Siapa yuni?" Tanya yuna sambil terkekeh.



"Budek! Elo lah! Yuni kan?"




"Yuna tolol!" Umpat keita sebal. Dia sedang duduk santai, bersender di dinding dekat jendela.





"Lah gue gak denger!" kata julian tak kalah sewot.




"HEH! Kalian sadar gak sih kalau ada guru? Kasar sekali mulutnya!" Kata pak lukman marah. Lalu ia memberikan gunting kepada julian dan gunting kuku ke keita.



"Bapak mau buat saya mati diluan?" Tanya keita sambil mengangkat gunting kuku itu.



"Sudah jangan bawel! Adanya hanya itu. Bapak aja cuman dapat penggaris besi"



"Lah! Mending penggaris besi lah! Ini pemotong kuku gimana pakeknya? Yang ada saya mati digorok diluan sama tuh orgil!" Balas keita sebal.






"Sttt- ada suara kaki"



Dan para murid kini bersiap siaga.

Trap!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang