Ayo kita keluar dari sini!

54 9 0
                                    

"Seandainya masih ada julian cowok disini" kata tarisa menyemangati diri sendiri.








"Pak lukman belum balik balik juga? Pak lukman gak mungkin kabur kan?" Tanya mia panik.







"Kita gak bisa diem disini terus. Kita semua harus keluar!" Kata julian geram. Dia bahkan berdiri dari duduknya.






"Gila lo ya? Lo mau mati?" Tanya tarisa takut.





"Mau gimana? Mau ngandelin orang terus? Mereka aja belum balik balik" kata julian sewot.






"HAHAHAHAHAHAHAHA"






Mereka semua menoleh ke arah yuna yang sedang tertawa terbahak bahak.







"Gak ada orang yang bisa dipercaya"







Mereka semua saling tatap. Bingung dengan sikap yuna yang aneh.







"Mia, kata lo ciri ciri pembunuhnya tinggi dan dikepang satu kan?" Bisik julian kepada mia, membuat tubuh mia menegang sambil membelakkan matanya menatap yuna yang berada di depan mereka.





Mereka semua langsung beringsut menjauhi yuna, membuat yuna semakin tertawa kencang.




"Kamu ya pembunuhnya?" Tanya rima panik.





"Gue?HAHAHAHAHAHAHA, apa bahasa jepangnya idiot. Baka?"






Mereka semua saling mendekat. Julian kelabakan karena gunting miliknya sudah diambil oleh keita. Maksudnya diberikan.







"Jul lindungin kita jul! lo kan lakik" kata rima sambil mendorong julian kedepan. Membuat wajah julian semakin pucat pasi.






"Kenapa gue bisa sama kalian waktu pembunuhan dimulai? Kalian gak sadar gue daritadi ngikutin kalian dari belakang?"tanya yuna sambil terkekeh. Terlihat menyeramkan.






Yuna tertawa paksa "gue juga korban, sama kaya kalian" katanya yang berakhir dengan nada lemah di akhir kalimat.






"Terus ngapain lo ketawa? Kalau ketawa tandanya bener" tanya wulan takut.





"Ya lucu aja, kalian bego banget"







"Udah! Gue mau keluar. Siapa yang mau ikut?" Tanya julian final.







Yuna mengangkat tangannya "gue pengen keluar"






"Gue" kata wulan dan berjalan ke arah julian.





Rima pun menarik pelan lengan mia. Menganggukan kepalanya meyakinkan mia "seandainya kalau mati, kita mati bareng. Gak sendiri sendiri"








"Tar?" Tanya mia yang membuat tarisa mendecak pelan dan ikut bersama mereka untuk keluar.





Yuna tersenyum puas dan membukakan pintunya. "Diluan, gue dibelakang"







Mereka semua saling tatap. "Lo depan jul" kata rima sambil mendorong julian.






Saat tarisa sudah keluar, yuna pun tersenyum dan menutup pintunya.







.





"Gue dapet sinyal" kata wulan, cewek ini persis di belakang julian. Handphonenya yang menjadi penerang, karena hanya handphonenya yang baterainya masih lumayan penuh.





"Keita misscall 8 kali" kata wulan yang membuat julian menoleh ke arah wulan.





"Ngapain anjir si orgil?" Tanya julian kesal sekaligus penasaran.





"coba di telfon, siapa tau penting" kata mia memberikan saran.




Wulan pun menelpon keita, tetapi tidak diangkat. Tetapi telfon tersambung.






"Jul lo mending di belakang, biar gue di depan. Tarisa pucet banget mukanya" kata wulan yang membuat julian menoleh ke belakang.




"Loh? Yuna mana?"





"Biarin aja lah! Jalan aja udah ayok!"  ajak rima, julian pun langsung berjalan ke belakang, sehingga mereka berbaris berjalan ke depan.




Wulan di depan, handphonenya sudah memiliki sinyal. Dan di belakangnya ada mia, lalu rima, tarisa dan terakhir julian.




Julian menoleh ke belakang.





Yuna menghilang.

Trap!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang