13 - MPNB!

24 2 0
                                    

Jangan lupa vote dan coment nya gais❤

HAPPY READING🌚

"Lo mau tau apa lebihnya seorang Nathan?"tanya seseorang dibelakang Johan.

Bella terkejut, lelaki yang sedari pagi ia cari tiba tiba ada di hadapanya sekarang.

"Cih, dateng juga lo."ucap Johan sinis.

"Lo mau tau lebihnya gue kan?"tanya Nathan dengan ekspresi wajah dingin. Bahkan ini kali pertama Bella dan yang lain melihatnya.

"Apasi kelebihan dari cowok culun kayak lo!"ucap Johan sambil menunjuk wajah Nathan.

Nathan diam sebentar, melirik kearah Bella, lalu tersenyum.

Perlahan Nathan mengeluarkan kemeja seragamnya yang ia masukkan rapi dalam celana, Bella terkejut, sebenarnya apa yang mau Nathan lakukan.

Tak hanya Bella, semua siswa-siswi yang menyaksikan juga tak kalah terkejut. Ditambah ekspresi Nathan yang masih membawa aura dingin dan mencekam. Sementara Johan masih santai dengan apa yang dilakukan laki-laki didepanya.

Setelah semua bajunya keluar, Nathan membuka kancing teratas bajunya. Membuat kaos berwarna putih di dalamnya terlihat.

"Kamu mau apa sih, Nath?"tanya Bella semakin bingung dengan apa yang dilakukan Nathan.

"Kemarin gue udah bilang kan sama lo, kalau lo harus nyiapin hati lo buat hari ini."ucap Nathan."Dan juga, laki-laki didepan gue mau tau apa kelebihan gue. So, mari kita lihat."ucapnya dengan nada angkuh.

Sungguh, Bella tidak melihat adanya sikap Nathan seperti biasa. Bahkan Nathan tidak pernah bersikap angkuh seperti ini.

Nathan membuka kacamata dan melemparnya asal. Semua siswi terkejut melihat hal itu. Bukan, bukan karena kacamata nya yang terjatuh. Tapi karena melihat penampakan wajah Nathan tanpa kacamata. Johan pun juga sama tercengangnya.

"Hei Johan, masih inget gue?"tanya Nathan.

"Hei, kenapa diem aja?"lanjutnya.

"L-lo?"tanya Johan gugup.

"Ya, gue Malvin. Udah inget belum? atau perlu gue kasih penjelasan supaya lo semakin inget gue?"tanya Nathan.

"Mal-malvin?"Johan semakin gugup.

"Yes, Nathaniel Malvin DARRION."ucap Nathan menekan kata 'Darrion'. Hey! siapa yang tak mengenal nama itu, dan Malvin? siapa yang tak mengenalnya? cowok populer juga anak pembisnis kaya.

"Gimana bisa lo disini?"tanya Johan.

"Apasih yang gabisa dilakuin Malvin."ucapnya dengan sinis.

"Lo kira, setelah apa yang lo perbuat. Gue bakal diem? tentu aja nggak, BRENGSEK!!"ucap Nathan dengan wajah marah.

Sungguh, Bella tak mengerti suasana ini. Ia bingung, Malvin? siapa lagi Malvin woy!

"Waktu lo buat seneng-seneng udah selesai Johan, sekarang waktunya lo menderita seperti apa yang adik gue rasain!"ucap Malvin dengan nada tinggi.

Bugh!

Bugh!

"Nath, jangan!"teriak Bella yang tak dihiraukan oleh Nathan.

Bella hendak maju untuk melerai, namun tanganya dihentikan oleh seseorang.

"Jangan, biarin aja. Sekarang yang ada di depan lo adalah Malvin, bukan Nathan."ucap lelaki yang ternyata adalah Riken.

Bukanya Riken dan Garyl adalah antek-antek Johan?, mengapa sekarang ia berada di kubu Nathan. Sungguh,Bella ingin menangis sangking bingungnya.

"Bawa dia pergi!"ucap Nathan tegas.

Wajah Nathan terlihat marah, aura didekatnya juga mencekam. Demi apapun, Nathan sangat menyeramkan kali ini.

Saat dua orang bertubuh besar membawa Johan pergi dari lapangan, Nathan berjalan mendekati Bella. Bella reflek mundur, ia masih tak bisa mencerna apa yang terjadi.

"Jangan takut, Bell."ucap Nathan, kali ini intonasinya lembut.

Perlahan wajah Nathan kembali damai saat melihat Bella, ini saat yang ia tunggu-tunggu. Hari yang ia tunggu sudah datang.

Nathan mendekat ke arah Bella, meraih tangan kiri gadis itu untuk di gandengnya.

"Ikut gue,"ucap Nathan.

"Ke-kemana, Nath?"tanya Bella terkejut.

Nathan tak menjawab, ia sibuk menarik tangan Bella untuk mengikutinya, tanpa memberi tau ara yang akan di tuju.

Sampai akhirnya mereka berhenti di taman belakang sekolah. Nathan memilih duduk di bawah pohon beringin yang ada di bawah sana.

"Duduk,"titahnya.

Bella menurut saja, ia masih belum ngeh dengan apa yang sedang terjadi saat ini.

"Bel,"panggil Nathan setelah terdiam beberapa menit.

"I-iya, Nath?"jawab Bella.

"Setelah liat gue tadi? apa lo masih suka sama gue?"tanya Nathan.

"Masih, Nath."jawab Bella dengan polosnya.

Nathan terkekeh sebentar, Bella sungguh menggemaskan, sangat polos.

"Gue bukan anak baik Bel, semua ini gue lakuin buat adik gue Natasya."ucap Nathan.

"Adik? kamu punya adik? kok ga pernah cerita, Nath."jawab Bella.

"Ada, namanya Natasya Ashilla. Dia adik gue satu-satunya yang paling gue sayang, tapi karena sifat bejat Johan, adik gue kehilangan kebahagiaanya."jawab Nathan dengan sorot sendu ke arah depan.

"Johan?"tanya Bella bingung.

"Iya, Johan. Dia pacarin adik gue, Bel. Awalnya gue setuju-setuju aja, sampe dimana saat itu datang, dimana Johan perkosa adik gue. Tasya trauma, dia nyaris gila, Bel."ujar Nathan.

Bella terkejut, sangat terkejut mendengar ini.

"Adik gue mengalami trauma parah, dia ga banyak ngomong, bahkan ga ngomong sama sekali. Ditanya diem, diajak ngobrol ga disautin, diem-diem nangis. Hati gue sakit liat dia kaya gitu."lanjutnya.

"Dan lo tau parahnya apa?"tanya Nathan.

"Bokap gue meninggal karena masalah adik gue, dia ada serangan jantung. Cobaan yang berturut-turut itu membuat dendam gue ke Johan semakin besar. Sampe akhirnya, gue mutusin buat nyamar jadi anak culun di sekolah ini."lanjut Nathan.

"Jadi, kamu bukan Nathan?"tanya Bella.

"Gue masih Nathan lo, ga bakal berubah. Kenalin, Nathaniel Malvin Darrion."ucap Nathan sambil menjulur kan tanganya.

Bella menjabat saja, sungguh banyak sekali pertanyaan di benak nya.

"Bel?"

"Iya, Nath?"jawab Bella.

"Lo mau jadi pacar, gue?"

***
Akhirnya aku update, setelah bermalas-malasan dengan kemalasku.
Sorry kalau ngga nge feel :'(
Jangan lupa vote dan komen gaiss, karena vote dan komen kalian adalah semangat aku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Perfect Nerd Boy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang