1.9 Don't Be Afraid

1.2K 131 9
                                    

Kim Namjoon menatap bintang yang paling terang di cakrawalanya, meski sang bintang cenderung suka mengundang masalah, lalu ia mendesah dalam hati. Teringat, karena sudah mengenal Kim Aera sejak mereka masih kecil. Dia seringkali merasa tahu lebih banyak tentang Aera, dibandingkan yang mungkin diketahui wanita itu sendiri.

Itulah sebabnya, Namjoon sulit melepas Aera. Kendati hubungan mereka sudah lama berakhir. Padahal, dia yang memutuskan hubungannya dengan Aera. Pun Namjoon merasa kala itu dirinya egois, hanya mementingkan mengejar impiannya. Menjadi anak kebanggaan sang ayah dan membuat keluarganya senang.

Namjoon sebenarnya tidak mau sampai harus bertemu dengan ibu angkat Aera. Terlebih, dia tahu semua kebusukkan Jaekyung. Dia menyesal sebab sudah terlambat kembali. Alasannya menyuruh orang menyelinap ke perusahaan Taehyung, guna menyelidiki Taehyung itu seperti apa. Maksudnya, apakah benar Taehyung pria yang mampu menjaga Aera? Namjoon sedikit ragu, entahlah. Yang jelas dia ingin, Aera menemukan kebahagiaannya.

Namjoon menatap Jaekyung, lurus. "Dan kupikir aku tahu apa rencanamu, Nyonya Kim." pria itu tersenyum remeh, lalu bangun dari duduknya dan membuat Jaekyung terkesiap. "Bukankah kau masih mencintai Aera? Aku akan---,"

"Akan memaksa Aera pulang dan menjadikannya budakmu lagi? Itu maksudmu?"

Jaekyung terdiam, kalah telak. Namjoon ternyata benar-benar tidak bisa ia bodohi.

"Aku masih mencintainya. Tapi, dugaanmu salah besar. Aku tak bermaksud merebut Aera lagi. Kalau memang, Kim Taehyung adalah pria yang tepat untuknya. Tidak mungkin, aku merusak kebahagiaan oranglain. Walau bagaimanapun, Aera dan diriku berteman sewaktu kami masih kecil." lanjut Namjoon, serius dengan apa yang ia katakan.

Dan, Jaekyung tampak merasa kesal. Wanita itu tidak berhasil menghasut Namjoon. Pun dua hari yang lalu, dia gagal membawa Aera pulang. Orang suruhannya mati terkapar. Taehyung tidak bisa di kalahkan begitu saja. Dia kehabisan cara, berniat membodohi Namjoon tetapi sayangnya pria itu sangat cerdas memahami otak liciknya.

Jaekyung terkekeh. "Jangan berpura-pura baik, Namjoon. Jangan menutupi kata hatimu yang menginginkan Aera. Kalau aku berhasil membawa putriku itu pulang, kau bebas menemuinya kapanpun yang kau mau."

"Ternyata, anda ini iblis wanita yang kejam." Namjoon tertawa, kemudian raut wajahnya langsung berubah—tanpa ekspresi, dingin. "Kau bukan ibu kandung, Aera. Jadi jangan bertingkah seolah kau pantas menentukan jalan takdirnya. Dia punya takdirnya sendiri."

Sangat muak berhadapan dengan Jaekyung, Namjoon kemari juga karena ia perlu memperingatkan Jaekyung agar jangan mengganggu hidup Aera lagi. Selain ibu angkat yang kejam, Jaekyung wanita yang tak memiliki perasaan—sedikitnya sifat itu yang Namjoon ketahui.

Namjoon malas mencari tahu latar belakang kehidupan Jaekyung. Selama ini dia tak bisa menolong Aera, karena tugas dan tanggung jawabnya banyak. Orangtuanya sudah memberikan kepercayaan. Cukup mendengar kabar Aera dari Jungkook saja, Namjoon rasanya nyaris ingin melenyapkan nyawa Jaekyung. Marah, jelas. Wanita yang dicintainya, disiksa dan dipukuli.

"Ya, kau benar." suara Jaekyung membuat Namjoon semakin geram. "Aera bukan putri kandungku. Satu yang kau lupakan dan pengusaha wine itu,"

"Hak asuh Aera masih ada di tanganku." Jaekyung tersenyum asimetris.

Tangan Namjoon terkepal, bodohnya ia baru mengingat hal itu. Rahangnya mengeras, menahan emosi.

"Hak asuhmu tidak ada gunanya lagi, jika Aera sudah menikah Nyonya Kim." Namjoon membalas senyuman Jaekyung. Setidaknya, dengan cara itu Jaekyung takkan bisa lagi berkutik.

"Kita lihat saja apa iblis sepertimu bisa dikalahkan iblis lain?" tanya Namjoon menantang. Jaekyung menatap mata Namjoon nyalang, menyimpan amarah juga dendam.

OBSESSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang