Part 2 : Sahabat

35 8 1
                                    


Alysa dan Bella kini sudah berada di kelas XI MIPA 2. Sekarang Bella sedang mengerjakan tugas kimia yang di tugaskan gurunya pada pertemuan sebelumnya. Walaupun matanya terfokus pada tugasnya, otak Bella masih pergi kemana-mana. Bahkan, mulutnya sudah 12 menit tidak berhenti merutuki guru kimia yang memberikan tugas kepadanya. Alysa yang melihat tingkah sahabatnya itu hanya bisa terkekeh geli.

"Sumpah ya tu guru kaga ada hati banget, gue tuh cape ngerjain tugas yang gada abisnya. Dikira gue Albert Eistein apa?! Gue tuh cuma manusia biasa yang tak sempurna dan kadang salah," gerutu Bella yang berujung menyanyikan suatu lirik lagu.

"Buset tu mulut gak bisa diem amat mba'e." Tiba-tiba Syilla, salah satu sahabat Bella datang. Wajahnya sedikit terkejut saat melihat seseorang yang tidak ia kenali berada di samping Bella. Alysa paham dengan raut wajah Syilla yang seperti orang kebingungan.

"Eh hallo! Nama gue Alysa Atmara Maysa, lo bisa panggil gue Alysa. Gue sahabat Bella dari kecil hehe, semoga gue juga bisa jadi sahabat lo," tutur Alysa panjang lebar dengan senyum manis yang terukir di bibirnya.

Syilla terpana, senyuman Alysa manis sekali. Ia tidak belok, ia normal hanya saja senyuman Alysa yang kadar gulanya terlalu tinggi.

"Ha-Hallo juga! Gue Syilla Kamelia, biasa di panggil Syilla. Iya, lo bisa kok jadi sahabat gue!" Sahut Syilla dengan mengembangkan senyumnya.

"HALLO GAIS! LUNA KAMBEK BERSAMA RENNA SANG BOCHIL TERKAYA DI DAERAH RUMAHNYA!" Ucap Luna, ia juga sahabat Bella. Begitupun Renna, ia pun sahabat Bella.

"Berisik Luna," sahut Renna dengan lembut. Renna memang orang yang sangat lembut, namun jika ia sudah marah ia sudah seperti orang yang kerasukan, sungguh!

Luna dan Renna melirik kearah Bella, Syilla dan Alysa. Luna menatap Syilla seolah ia bertanya siapa orang yang ada bersama mereka.

"Dia Alysa, murid pindahan. Sahabat Bella dari kecil juga," ucap Syilla. Luna mengangguk paham, lalu ia memperkenalkan dirinya kepada Alysa

"Gue Luna, sahabat mereka. Gue harap lo juga bisa jadi sahabat kita buat kedepannya." Luna tersenyum ramah, Alysa hanya mengangguk sambil tersenyum lebar.

Renna tidak menyapa, ia membeku di tempat. Alysa yang menatap Renna pun diam, matanya menyiratkan sebuah rasa kekecewaan. Sudah dua menit mereka saling tatap, Bella yang baru saja menyelesaikan kegiatan menconteknya terkejut karena ia baru sadar Renna sudah ada disini. Dengan gerakan kilat ia menarik tangan Alysa dan Renna ke taman belakang, Syilla dan Luna yang tak tahu apa-apa hanya mengikuti mereka dari belakang.

"Renn."

"Ca."

Sahut Renna dan Alysa berbarengan, keduanya tampak membendung air mata. Sebenarnya, Renna dan Alysa sudah saling mengenal. Renna dan Bella adalah sahabat kecil yang dimiliki Alysa. Namun, kenyataan pahit memisahkan ketiganya.

Flashback On.

"Ica mau kemana?" Tanya Renna kecil

"Iya nih Ica mau kemana?" Sahut Bella yang heran mengapa sahabatnya menggendong tas yang sudah dipastikan berisi barang yang cukup banyak.

"Ica mau pergi, Renna sama Bella tungguin Ica pulang ya? Ica sayang kalian," Jawab Alysa dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

"GAK BOLEH! ICA GAK BOLEH PERGI! ICA SAYANG KITA GAK SIH? KOK ICA JAHAT MAU NINGGALIN KITA?"

"ICA EMANG JAHAT MAKANYA JANGAN DEKETIN ICA, ICA JAHAT SAMA KALIAN." Teriak Alysa sambil sesenggukan karena menangis, detik berikutnya Alysa lari mendekati orang tuanya dan Alfa.

ValysaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang