"Dia sepupu Alfa, sama-sama keluarga Atmara."
Samuel diam, dia merasa ada sesuatu yang di tutupi sahabatnya ini. Ia paling tidak suka di bohongi, terutama oleh sahabatnya sendiri. Sekecil apapun kebohongan itu, ia tidak suka.
"Sam? Lo kenapa?" Ucap Alfa membuyarkan lamunan Samuel. Samuel menatap datar Alfa.
"Gue gak suka di boogin, paham lo?" Jawab Samuel dengan tatapan menusuk.
Tanpa Samuel sadari, Alysa mendengarnya. Ia merutuki kembarannya yang sangat susah di ajak kompromi. Dengan cepat ia langsung mengirim pesan pada Alfa.
Alfa yang sudah berkeringat dingin, bingung akan menjawab apa. Tak lama handphonenya bergetar, dengan cepat ia melihat notifikasi di layar handphonenya.
Alysanya Bang Alfa 🐒
Bilang gue sepupu lo, keluarga besar Atmara.Awas lo bocor! Gue bunuh lo!
Iya bawel lo!
•read"Oke-oke, Alysa sepupu gue. Puas lo?"
"Gitu kek, jujur gitu aja lama."
Varo yang sejak tadi diam masih bingung, bagaimana ia bisa mentraktir gadis itu jika sekarang sepupunya saja baru membentak gadis itu hingga menunduk takut. Bisa-bisa gadis itu mengira dia ingkar janji.
"Fa," panggil Varo.
"Kenapa?" Tanya Alfa santai.
"Sepupu lo namanya siapa?"
"Alysa, maap tadi kaga sopan."
"Gapapa, emang awalnya gue yang janji mau traktir dia," ucap Varo kelewat santai.
Alfa, Bintang dan Samuel yang mendengar penuturan itu dari mulut Varo sendiri membuat mereka berhenti beraktifitas dan melebarkan matanya. Bagaimana mungkin seorang Varo mau mentraktir orang yang tidak ia kenal?
"Lo serius?" Tanya Bintang memastikan, yang ditanya pun hanya mengangguk.
"Kapan lo ketemu dia?" Tanya Alfa mengintimidasi.
"Tadi pagi, depan Ruang Osis."
"Bentar Va, jangan bilang dia yang tadi ngeliat kita ganti baju?!" Tanya Samuel panik, lagi dan lagi yang di tanya hanya mengangguk.
"Anjir ancur harga diri gue di depan jodoh gue di masa depan," ucap Samuel dengan raut sedih. Alfa menatap Samuel tajam, ia tidak mau saudari kembarnya menjadi pacar seorang Buaya Darat seperti Samuel.
"Fa, balik sekolah gue mau bawa Alysa jalan. Sekedar bayar janji gue," ucap Varo lalu pergi meninggalkan kantin.
Sedangkan, yang ditinggalkan masih terdiam membeku karena sikap Varo yang tidak biasanya mau mengajak perempuan pergi.
-•-
Kini, Varo berada di taman belakang. Ia ingin tidur sejenak. Pasalnya, tadi malam Varo mengerjakan tugas hingga jam 2:30. Varo memang murid yang rajin, dan sangat taat peraturan. Baru lima menit ia memejamkan matanya, terdengar suara panggilan dari seorang guru yang tertuju untuk dirinya.
"Panggilan kepada Alvaro Andhika Angkasa ditunggu di Ruang Osis sekarang. Sekali lagi panggilan kepada Alvaro Andhika Angkasa ditunggu di Ruang Osis sekarang."
Varo segera melangkahkan kakinya ke Ruang Osis. Saat sampai di Ruang Osis, Pak Ahmad segera menghampiri Varo.
"Varo, Bapak minta tolong nanti kamu umumkan ke seluruh kelas XI bahwa seminggu lagi akan di adakan Pentas Seni. Seluruh kelas XI harus ada yang mewakilkan, nanti sekalian kamu data saja apa yang akan ditampilkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Valysa
Teen Fiction"Papa!! Alysa kangen Papa," ucap Alysa dengan air mata yang membendung. "Lho tadi malam kan Alysa baru ketemu Papa." Daniel, sang Papa terkekeh melihat putrinya yang manja. "Manja," ucap Alfa. "Ganggu lo!" "Alysa, maaf Papa sama Mama ingin bicara se...