Whiplash

22 3 0
                                    


Warning : kinda 18+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning : kinda 18+. Be wise to read. Harsh words detected. 


Haura menatap jengah pepohonan di samping kirinya. Tidak berganti sedari tadi. Ia sudah bosan melihat bayangan gelap itu, hanya sesekali memperlihatkan nyala lampu yang hangat dari rumah warga. Pandangannya kembali ia arahkan ke langit. Bintang bertaburan di atas canvas hitam yang Tuhan sediakan. Sangat indah.

Namun ia juga mulai bosan, lebih tepatnya pusing. Stargazing dari kereta yang melaju dengan kecepatan 100 km/jam membuatnya seperti melihat langit ditarik. Ia memutuskan mengubah posisinya. Berpaling ke sebelah kanan. Memandang sosok anime disampingnya yang tak kalah indahnya dari langit malam. 

Haura! Sadarlah nak, dia orang asing yang bahkan lo nggak tau namanya!

Ia menggigit bibirnya ditengah kekalutan batinnya yang tengah berdebat. Kenapa pula ia mengajukan pertanyaan bodoh sewaktu berbicara tentang rasa tadi. Sebaiknya ia mengajaknya berbicara untuk mengalihkan perhatian.

"Nama lo siapa?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut mungil Haura. Ia menatap lekat surai yang menjuntai menyapa kelopak mata lelaki itu.

Lelaki itu membuka mata, menoleh ke arah Haura.

"Christiano Ronaldo."

Tawa Haura meledak begitu mendengar jawaban lelaki itu. Tidak habis pikir dengan candaannya.

"Katanya nggak usah kenalan." Laki-laki itu mengingatkan kesepakatan mereka di awal.

"Oke oke fineee." Haura mencoba menghentikan tawanya dan kembali duduk memandang ke arah depan. Tidak baik jika terus meladeni laki-laki disampingnya itu, bisa-bisa ia tertawa semalaman dan tidak tidur sama sekali.

Beberapa menit berlalu namun Haura tak kunjung tertidur, ia melirik lelaki itu yang sudah kembali memejamkan mata. Memandangi bintang-bintang adalah satu-satunya pilihannya. Tak apa. Ia masih menikmati keindahan yang alam suguhkan kala itu, suatu pemandangan yang jarang ia lihat.

Panca inderanya tengah mengamati sebuah rasi bintang yang terlihat, tepat ketika suara menyapa gendang telinganya.

"Yuta. Gue Yuta."

Yuta dan bintang, suatu perpaduan yang terasa indah bagi Haura. Ia memalingkan wajahnya menatap laki-laki bernama Yuta itu.

"Gue Haura."

Sekarang Haura tau, sosok laki-laki yang sempat mengguncang hatinya malam itu, adalah Yuta.

"Lo kalo dilihat-lihat cakep juga Yut," Ujar Haura asal. Yuta yang mendengarnya hanya tersenyum.

"Jadi lo udah tidur sama siapa aja?" lanjutnya pelan.

"Lemes bener itu mulut." Yuta tertawa menjawabnya.

Together and To-get-her | YUTA NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang