Part 2 ; Jadilah Pacarku!

3.6K 456 15
                                    

Sejujurnya, dalam bayangan Gulf, seseorang yang bernama Mew itu akan memiliki penampakan seperti, bertubuh kecil dan berwajah imut, dengan begitu tidak terlalu buruk untuk disandingkan dengan dirinya yang tampan dan memiliki tinggi 185 centimeter.

Tapi, saat Mild membawanya ke fakultas teknik dan memperhatikan sekumpulan anak-anak teknik dengan baju lab berwarna biru mereka, Gulf tidak menemukan satu pun sosok yang sesuai dengan bayangan di kepalanya.

"Lihat lihat, Phi Mew adalah yang paling mencolok," Mild berbisik pada Gulf.

"Sekarang kau memanggilnya Phi?"

"Dia lebih tua dari kita tahu."

Gulf mendesah pelan. Ia bahkan tidak peduli dengan itu.

Gulf memperhatikan lagi kumpulan yang terdiri dari lima orang itu. Ada satu pria yang memang terlihat mencolok, dia tinggi dan memiliki badan yang sangat bagus, kulitnya putih nyaris pucat, kontur wajahnya sangat tegas membuat pikiran konyol Gulf mengudara, menerka kalau pria itu bukan manusia tapi vampir.

Alis mata dan sepasang matanya yang besar benar-benar membuat batin Gulf menjerit iri. Itu benar-benar sangat bagus sampai rasa cemburunya meronta-ronta.

"Dia Mew? Maksudku Phi Mew?"

"Iya, tampan kan?"

Gulf tidak ingin mengatakannya langsung, tapi pria itu memang sangat tampan, sial! Pria tampan seperti dirinya pun bahkan harus mengakui meskipun dengan berat hati dan hanya dalam hati pula.

Melihat ekspresi keruh di wajah Gulf membuat Mild menahan tawanya. Dia tahu kalau Gulf paling sensitif kalau harus berhadapan dengan pria yang lebih tampan darinya.

Bukankah sudah Mild bilang, diam-diam Gulf itu penuh dengan dirinya sendiri. Maka dari itu dia sangat percaya diri Eye tidak akan memperlakukannya sama seperti yang lain.

Tapi pada akhirnya, yah tahu sendiri.

"Bagaimana?"

Gulf memikirkannya dan itu cukup jauh. Jika dirinya meminta Mew untuk menjadi pacar palsunya, siapa yang akan mendapatkan peran sebagai 'bawahan' di hubuhgan mereka? Meskipun cuma pura-pura, tetap saja butuh beberapa aksi untuk membuat khalayak-terutama Eye percaya dengan mereka.

Mild menoyor kepala Gulf yang ia tahu sudah berpikiran terlalu jauh-bisa diketahuinya hal itu hanya dengan melihat ekspresi Gulf karena Mild sudah mengenal Gulf sejak kecil.

"Jangan berpikiran aneh-aneh," Mild memperingati. Dia ngeri sendiri dengan cara berpikir Gulf yang kadang-kadang masih membuatnya tidak habis pikir. Seperti anak kecil, Gulf benar-benar terlalu jauh kalau soal berimajinasi.

"Aku akan melakukannya, bagaimana caraku berbicara pada Mew?"

"Berbicara padaku tentang apa?" tiba-tiba sebuah suara asing ada di dekat mereka dan saat kompak menoleh, mereka berdua melihat Mew berdiri di hadapan mereka dengan alis terangkat dan tangan bersedekap.

"WAAAAAAA!" Gulf dan Mild reflek berteriak dan tubuh mereka terjengkang ke belakang, sehingga pantat mereka langsung bercumbu mesra dengan tanah.

Seorang teman Mew berteriak, "Mew, apa yang terjadi?"

Mew menoleh pada mereka dan menyahut, "Tidak ada. Kalian bisa pergi duluan, aku akan menyusul."

Gulf dan Mild langsung saling berpandangan, mereka berkeringat dingin dipandangi Mew dengan alis terangkat tinggi.

Laki-laki itu berkata, "Sepertinya, kalian punya urusan denganku."

Gulf dan Mild kompak menelan kasar ludah mereka.

MewGulf ; The PlannerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang