Part 6 ; Katanya, Ini Disebut Kencan

6.1K 578 136
                                    

Kemudian, berita itu menyebar.

Bagaikan badai, seluruh kampus dalam satu hari mengetahui kalau Bulan Kampus Legendaris mereka yang terkenal akan sikap dinginnya, akhirnya menjalin hubungan.

Forum gosip kampus penuh dengan gambar mereka berdua, berbagai macam bumbu-bumbu ditambahkan ke dalam tulisan di mana terkaan bagaimana keduanya bertemu, berhubungan atau kemungkinan-kemungkinan kalau hubungan keduanya hanyalah kedok belaka.

Dalam waktu setengah hari, Gulf dikenal oleh seluruh kampus sampai pelosok-pelosoknya.

Gulf bisa merasakan itu, pandangan-pandangan orang yang memaku padanya ketika dirinya berjalan di koridor. Betapa besar efek yang ditimbulkan Mew, berkali lipat dibandingkan Eye sehingga Gulf paham sekarang, kenapa orang-orang itu selalu berkeliaran di dekat Mew, mengerumuninya seperti semut dan gula.

"Sangat menakjubkan, ini mungkin disebut sebagai Mew's Effect!" Mild berseru semangat.

Gulf duduk lesu di sampingnya, tidak mengerti dari mana asalnya semua energi yang dimiliki Mild. Ia sangat lelah dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang di departemennya, entah itu senior atau junior, mereka memberondongnya dengan pertanyaan tentang Mew.

Gulf populer di fakultasnya.

Tapi kepopuleran Mew adalah kegilaan.

Fans-fans pria itu pasti menangis di pojokan entah berantah.

Gulf sedikit khawatir dengan fans-fans fanatik yang mungkin saja akan membencinya. Bukan akan, tapi pasti sudah. Beruntungnya, ia bukan perempuan, Gulf tidak selemah itu dan yang menjadi pertimbangan adalah, jika seorang fans Mew menyerangnya, ia harus berpikir seribu kali untuk melawan balik jika orang itu adalah perempuan.

Kalau laki-laki sih, Gulf masa bodo.

Hanya memikirkannya saja membuat lelah, Gulf jadi sedikit menyesal dengan keadaannya sekarang.

Ya, sedikit.

Kalau banyak-banyak artinya dendamnya pada Eye tidak bisa tuntas, bukan?

Pada jam tiga sore, semua kelasnya telah selesai dan Gulf seharusnya tinggal pulang. Tapi, ia merasa tidak memiliki tenaga untuk itu, hingga berakhir dirinya duduk di pojok kelas dengan kepala terkulai di meja selama satu jam.

Mild sudah pergi untuk latihan sepak bola bersama Boat. Gulf juga ingin pergi tapi dia sekarang memiliki ketakutan untuk berada di tempat yang ramai.

Gulf bagaimanapun juga adalah introvert, menjadi pusat perhatian sedikit terlalu berat untuk mentalnya.

Ia bisa menanganinya hanya di lingkungan fakultasnya saja, tapi jika sudah keluar dari sana, Gulf merasa tidak sanggup dan hanya bisa angkat tangan saja.

"Gulf,"

"Phi Mew?"

Mew menghela napas melihat wujud Gulf yang sudah sebelas dua belas dengan manusia pengidap depresi.

"Ayo pulang."

Gulf tetap diam dan dengan terpaksa Mew menghampiri lelaki itu.

"Pulang,"

"Tidak mau,"

"Kenapa?"

"Phi tidak lihat forum gosip kampus? Di sana ada wajahku! Semua orang sedang membicarakan kita dan aku merasa akan mati hanya dengan keluar melihat mereka,"  ujar Gulf berlebihan.

Mew memutar bola matanya malas.

"Seolah kau belum pernah saja,"

"Setidaknya tidak separah ini!" Gulf merengut.

MewGulf ; The PlannerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang