Perhatian 2 ✨

839 44 3
                                    


Aku masih terlelap di dalam tidurku. Tapi tiba tiba mama memanggilku dari luar kamar dengan berteriak.

"Raaa!!, ada Seli dan Ali. Ayoo bangun sudah ditungguin nih". Teriak mama membuatku kaget saat tertidur. Aku bangun dengan keadaan pusing yang sudah mulai berkurang.

Aku mengganti pakaianku dengan baju santai. Aku mencuci mukaku agar terlihat lebih segar karena aku belum mandi.

Aku menuju ruang tamu dan betapa terkejutnya aku saat melihat meja ruang tamu ku. Ada pisang, kelengkeng, jajanan tradisional, alat tulis, dan masih banyak lainnya.

Aku hanya sakit panas dan pusing sudah diberi banyak barang seperti itu. Sekarang meja ruang tamuku sudah dipenuhi barang barang tersebut.


Aku menoleh kearah Seli dan Ali yang sedari tadi hanya tersenyum. "Ini ruang tamu ku jadi pasar gimana ceritanya?". Tanya ku bercanda.

Seli dan Ali masih cengar cengir tidak jelas. "Masih untung kita belikan. Ini semua ideku". Kata Ali dengan logat sombongnya.

Aku mengambil penghapus di meja lalu melemparkannya ke wajah Ali. "Dasar sombong!. Jika tidak ikhlas tidak perlu beli!". Kataku.

Ali mengaduh kesakitan. "Awh. Kamu itu ada dendam apa sih sama aku? sebegitu galaknya". Aku hanya mencebikkan bibir melotot kearah Ali.

"ITU KARENA DULU KAMU MEMASANG ALAT PEREKAM DI KAMARKU!". Pekikku kepada Ali. Aku jadi mengungkit ungkit masalalu.


Ali mendengus kasar. "Itu hanya alat perekam biasa, aku kan sudah bilang aku tidak melihat yang aneh aneh. Sumpah demi apapun itu!. Kenapa kamu masih mengingat masalalu sih". Jawab Ali.


Aku tertawa kecil. Ali sungguh menyebalkan bahkan sangat menyebalkan. Seli yang mendengar pertengkaran sepele aku dan Ali hanya menyimak dan senyum senyum sendiri.


"Drakor versi apa ini?". Tanya Seli menyindir. Aku mendengus kesal menatap ke Seli. Aku tersenyum nakal.

Aku memegang kepalaku berakting jika aku sedang pusing. "Aaduhh kepalaku pusing sekali sih sakitt..". Kataku bercanda.

Seli dan Ali melihatku dengan tatapan cemas. Ini sungguh semakin seru. Seli memegang pundakku. "Ra, kamu kenapa? kamu pusing lagi? sebaiknya kamu tidur dan beristirahatlah". Kata Seli membuatku tertawa di dalam hati.


Kemudian, Ali mendekat kearahku. "Ra, jika kami menganggu mu maaf sekali. Sebaiknya kamu istirahat saja daripada besok kamu tidak sekolah". Saran Ali. "Kalau sudah tahu mengganggu kenapa kesini?". Batinku di dalam hati.



Seli dan Ali semakin dibuat cemas karena wajahku yang sengaja ku buat seperti kesakitan. Rasanya tawaku ingin meledak sekarang juga. Seli dan Ali memang sangat perhatian.


Aku memandang Seli dan Ali. Tawa yang sudah kubendung akhirnya kuledakkan. Seli dan Aliu menatapku dengan tatapan bingung.

"Ra, kenapa kamu tertawa? ini tidak lucu!". Kata Ali.

Aku menatap mereka berdua secara bergantian. "Mudah sekali kalian ditipu!". Kataku yang masih terus tertawa.

Seli dan Ali menatapku kesal. Mereka meledekku dan mencubit ku dengan penuh emosi. Meskipun begitu aku tetap bahagia memiliki sahabat seperti mereka berdua.



Hi maaf update malam gini gini wkwk
Terlalu pendek tapi gapapa
Voment terus ya guys tandain typo nya.

Salam manis dari Raib, Ali, dan Seli🌈✨

RALI LOVE (Raib Ali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang