Roti Panggang ✨

952 51 9
                                    


Puh hari ini dihadiahi banyak kejutan dari Mrs Selena. Banyak sekali pr yang ia berikan. Aku pulang kerumah dan bersandar di sofa. Si Putih masih bermanja manja di dekat kakiku.

Apa aku harus menelepon Ali untuk mengerjakan pr bersama ya? Tunggu, kenapa jadi Ali?. Kurang tepat. Untuk apa aku menelpon biang kerok itu. Baiklah aku akan menelpon Seli saja.

"Hallo Sel, kemarilah kita mengerjakan pr bersama. Aku tunggu jam 7 malam".

"Baiklah tunggu sebentar ya".

Tut. Aku memutus sambungan telepon. Gerah sekali hari ini. Aku mengganti pakaianku dengan baju santai. Jam 7 pun tiba.

TokTokTok.

Aku berlari kecil untuk membuka pintu. Seli dan...Ali. "Loh Sel, kenapa kamu ngajak si biang kerok itu?". Tanyaku kepada Seli. Aku melirik sekilas kearah Ali.

"Dia kan jenius". Jawab Seli.

Aku mempersilahkan Ali dan Seli untuk masuk ke rumahku. Kami pun mengerjakan pr bersama. 5 Menit kemudian, mama membawakan 3 roti panggang.

Setelah selesai mengerjakan pr, Aku, Seli, dan Ali memakan roti panggang. Ali melihat kearahku. "Makan itu pakai mulut, bukan pakai jidat". Kata Ali.

"Apaansih Al, gajelas banget". Jawabku yang masih fokus memakan roti panggang. Ali mendekat kearahku. Tunggu, mau apa dia mendekati wajahku?.

Ali mengambil secuil roti yang menempel di jidatku. Hah mampus malunya akuu.

Sedari tadi Seli tersenyum sendiri. "Ekhm, wah ada tontonan drakor gratis nih. Romantis banget deh". Kata Seli lalu tertawa terbahak bahak. Aku mengambil pensil Ali lalu melemparkannya ke jidat Seli.

Seli meringis. "Awhh sakit Ra, nanti jika jidatku jerawatan kamu yang tanggung jawab". Aku meutar bola mataku malas.

"Gak nyambung banget kamu Sel!". Teriakku.

"Hey kalian!. Daripada berantem tidak jelas lebih baik berantem merebutkanku". Kata Ali terkekeh. Aku berpose seperti layaknya orang ingin muntah.

Seli tertawa kecil. "Dasar Ali, tidak perlu diperebutkan sudah jelas si Raib yang menang. Raib dan Ali kan memang serasi". Kata Seli tanpa dosa.

Aku memasang muka cemberut. Sungguh menyebalkan sekali anak Klan Matahari ini. Aku menarik kecil rambut Seli. "Bisa diam untuk menggodaku?". Tanyaku dengan melototkan mata. Seli justru tersenyum tak berdosa.

Akhirnya Ali dan Seli pulang. Mataku benar benar tidak bisa dikontrol. Aku sangat ingin tidur.

"Ma, Papa lembur lagi ya?". Tanyaku kepada mama. Mama menganggukkan kepalanya. "Iya, lebih baik kamu makan duluan saja setelah itu tidur. Matamu sudah seperti mata panda". Aku hanya bisa menurut.

✨✨✨


Pagi pun tiba, aku bangun dengan keadaan segar. Rencananya aku ingin membawakan Seli dan Ali roti panggang. Sekali sekali baik dikit sama sahabat.

"Ra, roti itu kamu panggang untuk siapa?". Tanya mama. Aku menoleh kearah mama. "Untuk Ali dan Seli. Sekali sekali lah membahagiakan sahabat". Mama hanya menganggukkan kepala tanda mengerti.


Sesampainya di sekolah, aku segera memberikan roti panggang itu kepada Ali dan Seli.

"Widihh, tumben bagi bagi makanan. Makasih lho ya". Kata Seli lalu segera melahap roti panggang buatan ku. "Kamu yang buat?". Tanya Ali. Aku hanya mengangguk.

Ali memandang roti panggang itu lama lalu bergumam. "Ada racunnya gak ya?". Mataku segera menatap tajam kearah Ali.

"Ada. Jika kamu tidak hati hati maka kamu akan keracunan". Cengir ku. Ali hanya menaikkan bahu lalu pergi meninggalkan aku dan Seli berdua.

"Sopan sekali pangeranmu Ra. Sudah diberi tapi tidak berterimakasih". Kata Seli asal. Aku segera menendang pahanya. Geram.

Dari kejauhan, aku dan Seli melihat Ali sedang memberikan roti panggang buatanku ke seorang perempuan. Ternyata itu adik kelas.

Seli segera menyeret tanganku menuju Ali. "Ali! apa apaan kamu. Raib sudah membuatkanmu roti panggang penuh kasih sayang dan cinta tetapi kamu memberikannya ke perempuan lain!". Kata Seli cerewet.

Aku menepuk pundak Seli. "Eh itu hanya roti panggang biasa. Tidak ada cinta cintaan". Kataku lalu menuju ke kelas meninggalkam Seli dan Ali.

Sebenarnya ada rasa kecewa di dalam diriku, tetapi itu hanya roti panggang untuk apa aku kecewa?.


Seli menatap Ali dengan sorot mata tajam. Ali menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Ia bingung menjelaskannya.

"Eh..emmh anu.. tadi...aku menabrak adik kelas yang sedang makan es krim. Lalu es krimnya jatuh. Aku menggantinya dengan roti panggang Ra. Sumpah aku jujur". Kata Ali dengan sorot mata serius.

Seli berdecih. "Ih, kenapa kamu tidak membelikannya?". Tanya Seli. "Aku tidak bawa uang! lupa". Jawab Ali.

"Al, nanti pulang sekolah segera minta maaf ke Raib. Pasti dia sangat kecewa karena roti panggang buatannya diberikan kepada orang lain. Mampus kau Al". Nasehat Seli yang hanya diangguki oleh Ali.

Ali pun pergi meninggalkan Seli. Seli tersenyum jahil. Ia memang sengaja memarahi Ali agar Ali meminta maaf kepada ku. Romantis lagi yeyee..


✨✨✨

Sepulang sekolah, Seli pulang terlebih dahulu karena katanya perutnya sedang sakit. (Padahl enggak).

Ali menahan pergelangan tamganku. "Ra, aku minta maaf". Kata Ali pelan.

"Minta maaf untuk apa?". Tanyaku.

"Tadi. Tentang roti panggang. Aku sebenarnya tidak bermaksud". Jawab Ali. Aku tersenyum jahil. "Aku akan memaafkanmu asalkan kau meminta maaf dengan manis".

Ali menggaruk kepalanya yang gatal karena kebanyakan ketombe. "Mmhh..Raib yang cantik dan mmanis, aku minta maaf". Kata Ali dengan muka merona.

Tunggu, Ali merona?. Wah ternyata biang kerok itu bisa juga merona. Muka Ali sungguh menggemaskan. Eh enggak.

Aku tertawa lalu mengangguk. "Iya iya Ali, aku memaafkanmu". Ali melonjak. "Besok bawakan aku 6 roti panggang ya?". Kata Ali.

Aku hanya mengangguk. Entahlah apakah Ali waras atau tidak asalkan dia bahagia akupun ikut berbahagia.✨.


Heyaa I Am Back guys...
Maafkan typo bertebaran awokawok
Jangan lupa Voment dong.
Tinggalkan jejak itu wajib hahaha..

Salam manis dari Ali, Raib, dan Seli.

To Be Continued🌈✨







RALI LOVE (Raib Ali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang