keenam

133 46 137
                                    

Eh part sebelumnya bilang ada Haechan tapi gaada mohon maaf lupa, kali ini ada beneran :D





Seoul, Korea Selatan.

Sudah dua hari Haechan berada di rumahnya. Setelah konser di Jakarta, manager mereka memberi jatah libur kepada para member nct 127 untuk istirahat sebelum konser penutup Neo City-The Origin nanti yang akan diselenggarakan di Olympic Gymnastics Arena, Seoul.

Haechan memilih pulang kerumah untuk memberikan hadiah kepada para adiknya itu karena mereka sudah lama menerornya untuk membelikan sepatu keluaran terbaru. Walaupun harga sepatu itu cukup menguras isi dompetnya tapi tak apa, ia rindu adik-adiknya.

"donghyuck bangun sarapan dulu" suara bunda disertai ketukan pintu membangunkan pemilik kamar.

Jangan lupakan kalau Haechan adalah nama panggung, jadi jika sudah dirumah dia akan kembali dipanggil Donghyuck. Ini permintaan Ayah nya karena merasa asing jika harus memanggil Haechan. Lagi pula 'walaupun marga nya sama sama Lee, Donghyuck itu anakku bukan anaknya Lee Sooman' begitu kata Ayah.

"eungg iyaa bun" jawab Haechan.

Tidak susah membangunkan Haechan. Di dorm dia sering diancam oleh Taeyong jika tidak bangun maka tidak kebagian makanan. Disamping itu, saat masih trainee dia juga terlatih disiplin. Walaupun saat ini dia sedang ngantuk-ngantuknya karena keasikan bermain ps dan baru tidur jam setengah empat pagi.

Saat Haechan keluar dari kamar, dia melihat ayahnya yang sedang duduk di ruang keluarga sambil menukar-nukar acara televisi dan bunda yang sedang membuat teh.

"loh Jichan Jihyuck Dongchan pada belum bangun bun?" tanya Haechan.

"belum, semalem tidur larut habis bikin burung origami buat tugas sekolah" jawab bunda sambil menuangkan teh ke cangkir.

"bangunin gih bang adiknya" sahut ayah.

"duh males, aku baru turun tangga masa naik lagi" tolak Haechan yang sekarang malah duduk di sofa lalu memeluk ayahnya.

"ayah sering liat aku ga di tv?" sambung Haechan tanpa melepas pelukannya.

"liat sih sering, nonton yang jarang" kata ayah sambil terkekeh.

"loh kok gitu?! Ga asik ah" jawab Haechan yang langsung menoleh ke ayahnya dengan alis mengkerut dan bibir yang mengkerucut.

"ngapain nontonin itu mah pembohongan publik, nih asli nya begini" kata ayah sambil mendorong bibir Haechan.

"ish" decak Haechan.

"udahlah bang mending panggil adik-adiknya, nih udah siap semua" final bunda sambil menata makanan di meja makan.

Dimeja makan kita banyak bercerita tentang hal hal yang terjadi selama ini. Terlebih Haechan yang mulutnya seakan sudah berbusa meladeni pertanyaan adik-adiknya yang membuat ia harus menceritakan pengalamannya yang selalu baru itu.

"ohiya abang baru konser di Indonesia ya?" tanya adik perempuannya itu dengan semangat.

"iyaa di jakarta" jawab Haechan sekenanya.

"berarti makan masakan indonesia dong?!" tanya adiknya itu lagi.

"iyaa makan nasi goreng" jawab Haechan dengan tidak memutuskan pandangan ke piring.

Mon Rêve || Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang