ketujuh

181 38 115
                                    

Happy reading<3

Sekarang Haechan sedang berada di gedung SM, lebih tepatnya di ruang latihan. Ia sudah berpamitan dengan keluarga nya karena sehabis latihan ia akan kembali ke dorm mengingat jadwal konser yang sudah semakin dekat.

Sudah hampir lima jam mereka latihan tanpa henti dan langit pun telah berubah menjadi gelap tapi belum ada tanda-tanda pelatih ingin menyudahi latihan hari ini.

Mereka memang sengaja mengawali latihan di sore hari agar berakhir larut malam untuk menghindari adanya kerumunan fans di depan gedung SM dan mengurangi kemungkinan fans gila yang akan mengikuti arah pulang mereka agar tau dimana posisi dorm mereka berada.

Haechan benar-benar kewalahan saat latihan dance. Sepertinya berat badan nya bertambah karena saat pulang kerumah ia terus dijejeli makanan dengan bunda nya. Ayah nya sudah menegur untuk menjaga porsi makan nya tapi Haechan selalu ber alasan menghargai masakan bunda.

Pelatih menyadari hal tersebut dan berkali-kali menegurnya agar bergerak lebih cepat untuk menyesuaikan tempo. Haechan tidak mengambil pusing mendengarkan teguran pelatih yang lebih bisa disebut marah itu. Ia menggunakan kesempatan untuk beristirahat sejenak disaat pelatihnya sedang meletup-letup.

Dentuman musik terus menggema di ruangan beriringan dengan keringat yang terus bercucuran di tubuh lelaki berusia 20 tahun itu. Ia terus memaksa tubuhnya bergerak membiarkan bibirnya yang telah pucat. Ia bertolak pinggang sambil melihat keadaan sekitar. Tanpa disengaja mata nya berpapasan dengan Taeyong. Ia menghela nafas lalu memutuskan kontak mata dengan sang leader itu.

"hyung bolehkah kita istirahat dulu?" kata Taeyong sambil mengangkat tangannya.

Semua mata tertuju pada Taeyong yang membuka percakapan, terlebih Haechan yang saat ini membulatkan matanya. Bagai pahlawan dimalam hari Taeyong melirik Haechan dan membuka suara lagi.

"sepertinya kita hampir melewati makan malam"

Perkataan Taeyong tersebut membuat pelatihnya melirik arloji yang berada di tangan kiri nya, sudah menunjukan pukul sembilan.

"baiklah, kalian pesan makanan saja. Aku akan kembali 45 menit lagi" putus pelatih lalu berjalan menuju pintu ruangan.

"terimakasih hyung" jawab para member serempak sambil membungkukkan tubuh.

"ohiya jangan memesan yang macam-macam, perhatikan kalorinya!" kata pelatih sebelum benar-benar keluar dari ruang latihan.

"haaaahhh" Helaan mereka semua yang sedari tadi tertahan.

Haechan segera menjatuhkan badan nya ke lantai dan menutup muka nya menggunakan telapak tangannya, Sungguh melelahkan.

"semua telah berkerja keras" teriak Taeyong sambil menepuk tangannya, menyalurkan sisa semangatnya kepada para member.

"jadi, mau pesan apa?" tanya Doyoung yang sudah berkutat dengan ponselnya.

"kau telah bekerja lebih keras chan, aku bangga padamu" bisik Taeyong dengan menepuk pundak haechan lalu menghampiri para member yang telah berkumpul membuat lingkaran di sekitar Doyoung.

Haechan tersenyum, hari ini ia telah membuat satu orang bangga padanya.

"nasi merah dengan sup jamur, ada yang keberatan?" pekik Johnny.

Mon Rêve || Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang