"Duh, Yura kemana sih," Gumam Felly. Ia berjalan dengan langkah cepat sembari menengok kesana kemari mencari sosok Gyura.
Felly merasa sangat bersalah atas dihukumnya Gyura karna tak mengikuti pelaksanaan upacara. Pikiran bahwa Gyura akan membencinya membuat Felly semakin mempercepat langkahnya,
agar segera bertemu dengan Gyura untuk meminta maaf dan menjelaskan.Koridor demi koridor yang sepi Felly lewati, tak kunjung juga menemukan Gyura, dan... Sekarang dia juga mulai merasa lapar.
Huufft
Felly menghela nafas berat, antara kelelahan mencari Gyura dan rasa lapar yang semakin menggerogoti.
Felly berbalik memutuskan untuk pergi ke kantin saja. Dia bisa meminta maaf nanti saat Gyura sudah kembali ke kelas.
Ketika Felly hendak berjalan menuju kantin dan memikirkan betapa gurihnya bakso yang akan dia lahap nanti, 2 orang cewek yang tak lain adalah teman Felly datang menghampiri.
"Felly ngapain disini? Sendirian aja?" Ucap salah satu cewek itu sekedar basa basi.
"Eh...kak Tissa, ini mau ke kantin kok. Hmm btw kakak liat Gyura gak?" Tanya Felly kepada kakak kelasnya yang sudah cukup akrab dengannya.
"Si aneh itu? Ada apa nyari dia? Tadi sih gue liat dikantin." Jawab Leva teman Tissa.
"Emang ada dia yah tadi dikantin, kok gue gak liat," Tanya Tissa pada Leva.
"Lo mana liat, orang tadi lo fokus banget sama bakso." Timpal Leva sinis dan Tissa yang hanya cengengesan mendengarnya.
"Dia dikantin atas, lantai dua Fell." Ucap Leva lagi. Saat hendak bertanya ada keperluan apa dengan Gyura, Felly sudah berlari kencang menuju kantin.
"Dih, main pergi aja" Gerutu Leva. Jadi kepo kan dia.
"Udah ah, ayo Va"
***
Suara langkah kaki Gyura menggema disepanjang koridor lantai dua. Koridor tempat Gyura melangkah sekarang sedang sepi. Ralat, koridor ini selalu sepi.
Tak pernah ada yang berdiam diri disini, bahkan sekedar nongkrong saat istirahat pun tidak ada.Dengar dengar katanya koridor ini pernah ada kejadian aneh diluar nalar, makanya begitu. Dan tentu saja Gyura tak percaya. Itu kan hanya di dengar dari orang lain dan tidak benar benar dialaminya.
Menurut Gyura, mereka hanya mendengar dari orang lain dan menceritakannya juga kepada orang lain dengan gestur seakan akan itu benar adanya, padahal mereka sendiri juga tidak tau kejadian seperti apa yang dimaksud itu. Huh buang buang waktu.
Gyura terus melangkah pelan menuju kelas, dengan rasa lapar yang semakin terasa diperutnya.
Gyura memang menahan lapar sejak mendapat hukuman tadi. Tetapi sekarang rasanya benar benar melilit, dan dia sudah tak bisa menahannya.
Masih terus berjalan, Gyura melihat Felly yang berlari kencang dari ujung koridor dan sekarang sedang melihatnya dengan senyum yang merekah.
Uh, Gyura meremat perutnya yang semakin melilit.
Laper.
Dia berbalik memutuskan untuk kembali ke kantin, mengabaikan Felly yang menatapnya sedih.
"Loh kok balik?! Tuh kan, dia pasti marah sama gue" Gumam Felly yang kembali berlari menyusul Gyura.
***
Sesampainya dikantin, Felly langsung menghampiri Gyura yang sedang menyantap bakso, dan duduk berhadapan.
"Ra, lo marah sama gue?" Tanya Felly tiba tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Life
Teen FictionTerlahir penuh cerita namun tumbuh tidak sesuai harapan. Penuh peraturan dalam hidup agar menuju titik harapan. Segala kekangan yang membelenggu, memaksanya berpaling. Hidden Life adalah pilihan.