Seorang gadis menatap nanar pagar putih yang menjulang tinggi dihadapannya. Tudung hoodie yang sedari tadi menutupi rambut hitamnya, dia turunkan perlahan.
Gadis bernama Gyura itu berdiri sambil menendang pelan batu-batu kecil dihadapannya.
Sekarang pukul 05:40 pagi. Gyura bangun lebih cepat dari biasanya, bahkan terlalu cepat, sekedar datang ketempat ini lagi apabila rasa rindu menggerayangi dirinya.
Sebenarnya Gyura sangat membenci jika kilasan ingatan masa lalunya harus muncul kembali. Tetapi menatap rumah megah nan mewah dihadapannya ini memaksanya untuk kembali mengingat akan hal itu.
Cukup lama berdiri ditempat ini membuat Gyura tanpa sadar meneteskan air mata. Dia pun berbalik tak ingin berlama-lama. Sekarang juga waktunya untuk kesekolah. Jangan sampai ada seseorang yang melihat keadaanya saat ini.
***
Gyura berjalan memasuki kelasnya. Hanya beberapa orang yang dilihatnya sekarang, karena memang ini masih terlalu pagi.
Gyura dengan celana training panjang yang dilapis dengan rok sekolah, dan hoodie yang di res sampai bawah dada adalah stylenya saat disekolah, yang selalu mendapat perhatian orang-orang disekitarnya. Seperti dikelasnya saat ini.
"Kok gue yang gerah liatnya" Ucap seorang cewek tiba tiba kepada teman disebelahnya saat melihat Gyura berjalan santai dengan penampilan seperti itu.
"Biarin aja sih, orang terserah dia kok"
"Ish lo mah" Ujar cewek tadi menggerutu.
Seperti tidak mendengar, Gyura terus saja melangkah ke kursi tempat ia duduk. Karena dirasa ini masih cukup pagi, Gyura menelungkupkan wajahnya diatas meja, berniat untuk tidur sebentar.
_____
Hoaam
Gyura merenggangkan tubuhnya yang terasa lemas dari bangun tidurnya yang singkat tapi cukup membuatnya pulas walaupun sesaat.
Kepalanya terangkat saat menyadari suasana kelasnya yang hening tanpa suara. Jam berapa sekarang?
Gyura dengan cepat menoleh ke arah jam dinding yang terpajang dikelasnya.
Oh shit!
Dia benar-benar tertidur pulas sampai lupa akan pelaksaan upacara di hari senin.
Gyura Merutuki dirinya sendiri, dan...tak ada seorang pun yang berinisiatif untuk membangunkannya?
Huh, Gyura merasa tidak pantas memanggil semua orang dikelasnya sebagai teman. Tetapi, jika dipikir berapa kalipun ini juga memang salahnya sih.
Suara derap langkah kaki siswa siswi yang telah selesai melaksanakan upacara pun terdengar.
Beberapa orang mulai memasuki kelas masing masing dan tak sedikit juga yang menyempatkan untuk singgah ke kantin sekedar sarapan atau membeli munuman dikala haus sehabis upacara.
Gyura yang sedang duduk dengan tatapan kosong kedepan sedikit terkejut saat seorang cewek tiba tiba menggebrak mejanya. Nafas cewek itupun belum sepenuhnya teratur karna sehabis berlari dari lapangan. Bulir keringat juga membanjiri pelipisnya.
"Yura, gue mau ngomong" Ujar cewek yang berdiri tepat di hadapan Gyura.
Gyura mengangkat sebelah alisnya sambil menatap cewek yang dia ketahui namanya adalah Felly.
Felly adalah cewek yang sangat bertolak belakang dengannya. Jika Gyura adalah orang yang pendiam maka Felly adalah orang yang selalu memiliki bahan pembicaraan entah apapun itu untuk bisa berbicara dengan Gyura.
Dari awal, memang cuma Felly cewek yang gencar sekali ingin dekat dengan seorang Gyura, karna Felly benci melihat seseorang yang penuh kesendirian, kesepian, dan kesunyian.
Felly terbiasa akan suasana ramai saat bercengkrama bersama seorang teman, karna memang sifatnya yang ceria dan terbuka. Benar benar sangat berbeda dengan Gyura.
"Yura gue... "
"YURA LO DI PANGGIL TUH SAMA PAK MUHA DI RUANG GURU"
Teriakan seorang cowok yang baru saja masuk dikelas memotong ucapan Felly, yang langsung menatap kesal kearah cowok yang sudah duduk dibangkunya itu.
Saat Felly ingin kembali berbicara, Gyura sudah berdiri dari bangkunya dan berjalan santai keluar kelas. Belum sempat Gyura melewati pintu, Felly kembali datang menghadang Gyura yang ikut menghentikan langkahnya.
"Ra, gue mau ngomong dulu bentar gak lama kok beneran, terus lo boleh pergi deh" Ujar Felly yang mencoba menahan Gyura.
"Minggir" Balas Gyura kepada Felly dengan raut datar yang terlihat seram dimata Felly.
Gyura kembali melangkah saat Felly sedikit bergeser, tak lagi menghadangnya.
***
Kring......
Bel istirahat berbunyi, baru saja menyelesaikan hukumannya karna tak ikut pelaksaan upacara pagi tadi bersama yang lain, Gyura sudah dihampiri oleh seseorang.
"Kak ditungguin dikantin" Ujar seorang cewek yang merupakan adik kelasnya.
Gyura hanya mengangguk, lekas pergi menuju tempat yang dimaksud.
Sesampainya disana, Gyura melihat 5 orang cowok yang melambaikan tangan kearahnya, sontak mengerti. Tidak pikir panjang Gyura langsung saja menghampiri mereka.
"Kapan?" Tanya Gyura yang sudah tahu tujuan dia dipanggil ke sini.
"Duduk dulu kek lo" Timpal salah satu dari 5 cowok tersebut.
"Lo tau kan gue sama temen-temen gue ini musuhan sama anak SMA Tri Agung?" Ucap Rio.
"Hm" Jawab Gyura.
"Heh sombong lo" Ucap Rio lagi.
"Udah deh kapan?" Tanya Gyura to the point.
"Lusa, hari rabu dipersimpangan jalan ke taman kota belakang gedung kosong, bayaran masih sama" Ucal Rio tanpa basa basi lagi.
"Oke" Jawab Gyura lalu pergi dari kantin.
"Ada ya cewek kaya dia? Ck ck" Ucap Girfa geleng geleng kepala setelah Gyura pergi."Ada. Tuh buktinya" Jawab temannya menunjuk Gyura yang sudah tak terlihat dipintu kantin.
______🌻
TBC♡
~ Nonie_GN ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Life
Roman pour AdolescentsTerlahir penuh cerita namun tumbuh tidak sesuai harapan. Penuh peraturan dalam hidup agar menuju titik harapan. Segala kekangan yang membelenggu, memaksanya berpaling. Hidden Life adalah pilihan.