Chapter 20

6.2K 236 6
                                    

"Maaf kami terlambat." ucap Nada mengandeng putrinya Meisha bersama Rangga suaminya.

"Ada Kak Rafael juga di sini ternyata. Hai." sambung Nada tersenyum sumringah melihat Rafael duduk disebelah kakaknya Risa. Risa hanya bisa berdecih sinis melihat Nada yang begitu antusias karena kehadiran Rafael disini.

"Ya Hai." jawab Rafael ramah meski di hati nya ikut kesal karena Nada orang yang menyakiti hati Risa.

"Kalian sudah datang ternyata. Ayo duduk" sambut Helena. "Halo cucu Oma." Helena membungkuk untuk menyapa sang cucu.

"Halo juga Oma Opa" balas Meisha dengan gaya centil nya yang khas membuat mereka tersenyum terkecuali Risa terus saja menatap malas mereka bertiga.

Keluarga bahagia huh!

Hermawan dan Helena tersenyum bahagia selama makan berlangsung dan terus memandang kedua putrinya dengan sorot mata sangat dalam. Sedangkan Risa enggan melihat semua orang jadi Risa memilih untuk menunduk menyantap hidangan yang ada.

"Ris?" panggil Hermawan membuat fokus Risa lenyap dan mendongak menatap bingung kepada Papa nya

"Apa Pa?" tanya Risa.

"Kasian nak Rafael. Kau terus saja diam tidak mengajaknya berbicara." tegur Helena membuat Rafael salah tingkah. Risa hanya bisa memandang pria itu dengan raut tak enak karena sudah mengabaikan Rafael.

"Maaf. Aku tidak bermaksud mengabaikan mu Raf." sesal nya kepada Rafael.

"Tidak apa-apa Ris. Apa kau sakit jadi diam saja?" tanya Rafael bernada khawatir seketika membuat semua orang heboh terkecuali Rangga, pria itu hanya fokus makan dan sesekali menyuapi Meisha.

"Aku baik-baik saja Raf." balas Risa seraya tersenyum manis. Hermawan semakin semangat untuk mendekatkan mereka berdua.

"Kalian sangat cocok sekali!" celetuk Hermawan dengan antusias. Helena tidak ketinggalan ikut bersuara.

"Kapan kalian menjalin hubungan, hm?" goda Helena semakin gencar membuat Rafael memerah karena malu begitupun dengan Risa. Kedua pipinya sudah memerah karena godaan dari kedua orang tua nya terus-menerus.

Damn it!

"Nada setuju Ma. Kapan kak Risa sama Kak Rafael meresmikan hubungan kalian? Apa perlu kalian menikah saja agar bisa menjadi keluarga bahagia seperti aku dan kak Rangga." Nada berkata dengan semangat yang mengebu-gebu mengabaikan tatapan tajam dari Risa.

"Nad..." panggil Rangga menegur Nada.

"Kenapa Kak? Memang benar kan kalau mereka cocok dan harusnya segera meresmikan takutnya nanti hilang." kata Nada sembari tertawa entah apa yang membuat Nada tertawa tetapi semua orang hanya diam saja.

Risa sendiri sudah mengepalkan tangan nya yang ada dibawah meja. Risa sangat geram kepada adiknya yang seakan mencemoohnya. Aku sudah ingin berdamai dengan kalian tetapi kalian selalu memancing amarahku!

Sial!

Suasana menjadi canggung karena ucapan Nada. Hermawan sendiri bingung harus berbuat apa karena ia seakan serba salah kalau membela salah satu nya.

"Ekhem, lebih baik kita habiskan makanan nya agar tidak dingin." Helena mencairkan suasana. Rafael hanya bisa diam tak bisa berbuat apa-apa sesekali ia melirik Risa yang menahan amarahnya.

Adikmu benar-benar sesuatu Ris!

****

Sesudah makan malam. Risa mengantarkan Rafael sampai halaman rumahnya. "Maaf, acaranya membosankan" sesalnya membuat Rafael langsung menyangahnya.

"Tidak sama sekali Ris, aku justru senang malam ini karena bisa berkumpul dengan keluarga mu." sangkal Rafael seketika Risa lega mendengar nya.

Syukurlah Rafael tidak mengambil hati perkataan Nada.

"Risa..." Risa langsung sadar dari lamunannya karena panggilan Rafael.

"Ya, kenapa?" Risa menatap Rafael. Risa terbelalak kaget karena melihat tubuh Rafael mendekati tubuhnya. Seperti slow motion Risa hanya bisa membeku saat pria itu menarik nya kedalam pelukan Rafael.

"Aku sangat senang malam ini. Malam ini adalah salah satu hari terpenting dalam hidupku" bisik Rafael pelan di telinga Risa.

Setelah mengatakan itu Rafael melepaskan pelukan nya dari Risa dan mengelus rambut wanita yang mulai ia cintai.

"Masuklah di sini dingin. aku pergi dulu. Good night." Rafael berjalan meninggalkan Risa yang masih diam membeku di tempat nya.

Risa masih tak percaya Rafael berani berbuat seperti itu dan bodohnya ia hanya diam saja saat pria itu memeluknya. Tanpa Risa sadari seseorang menatap nya dengan sendu di balik jendela.

Selamat tinggal Risa...

*****

Hari-hari Risa di sini dengan bekerja dan keluar bersama Rafael. Entah kenapa semakin hari hubungan mereka semakin dekat dan akrab bahkan Rafael tak sungkan untuk mengandeng tangan nya di depan semua orang membuat nya terkadang malu sendiri. Seperti saat ini Rafael terus saja mengandeng tangan nya seakan tak ingin melepaskan tangan nya sedetik pun.

"Raf, semua orang melihat kita." bisik Risa di telinga Rafael karena ia sudah tak tahan di tatap oleh beberapa orang. Dulu mungkin ia tak peduli saat ia dan Rangga berpacaran dan bergandengan tangan karena dulu ia di mabuk asmara.

Tunggu, kenapa bisa bisa nya ia memikirkan pria pengkhianat itu!

"Jangan melamun, Ris." tegur Rafael mencubit hidung Risa gemas. Risa sendiri langsung meringis mendapatkan cubitan di hidungnya. Sungguh ia tak percaya sikap Rafael menjadi seperti ini.

Tak nyaman dan risih.

Itulah yang Risa rasakan karena Rafael terlalu berani dan dekat. Dirinya bisa saja menolak nya tapi Risa tak enak karena ia sudah menganggap pria ini sebagai teman nya.

"Kau tidak nyaman bersama ku?" tebak Rafael melihat wajah tak nyaman Risa saat ia mengandengnya untuk menonton film. Saat duduk di kursi Rafael masih merasakan sikap Risa yang diam tetapi seakan ingin mengatakan sesuatu kepada nya.

"Aku minta maaf kalau membuat mu tak nyaman Ris. Maafkan aku " sesal Rafael dengan raut wajah menyesal. Seketika Risa menjadi tak enak dan serba salah.

"Hmm, tidak Raf. Hanya saja aku bingung sikap mu akhir-akhir ini kepada ku. Terasa sangat aneh." jujurnya karena sudah tak tahan sebulan ini Rafael gencar sekali mendekatinya ia sudah paham ada maksud di balik itu semua.

Rafael suka kepada nya! Entah benar atau hanya perasaan nya saja tetapi inilah yang ia tahu pria yang mendekati seorang wanita yang dia sukai.

Rafael menatap manik mata Risa dengan dalam. Di keremangan bioskop Rafael memegang kedua tangan Risa. "Apa salah aku mendekatimu, Ris?"

Risa langsung terdiam mendengar pertanyaan Rafael terlebih kedua tangan nya digengan erat oleh Rafael.

"Ak...." sebelum menyelesaikan perkataan nya Rafael segera menyelanya.

"Aku suka kepadamu Ris, aku ingin menjadi pria yang bisa melindungmu dan menjagamu dari orang-orang yang akan menyakitimu. Please, to be my girlfriend.."

******

Selamat malam

Masih ada yang nunggu?

Gimana part ini?

Nada mancing terus nih.

Rafael mepet teruss.

Apakah Risa akan terima Rafael?

Komen ya guys.

24.06.2020.
21.33 wib

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang