8. Bonus
"Kau sudah menyerahkan dirimu padaku, maka tidak ada jalan untuk kau kembali, Violeta." Leonel mendaratkan bibirnya di bibir Violeta, hanya kecupan kecil. "Meski kau menangis dan memohon untuk kulepaskan, aku tidak akan melepaskanmu."
Bibir Violeta bergetar. Tetapi, ia tidak mengucapkan apa pun. Gadis itu perlahan meletakkan telapak tangannya di lengan Leonel, meraba kulit pria itu dengan gerakan yang sangat pelan.
Leonel mendaratkan bibirnya di bibir Violeta, mengecupnya beberapa kali dengan kecupan-kecupan kecil yang menggoda. "Apa kau tahu cara berciuman?"
Seketika tubuh Violeta memegang, ia pernah berciuman di bibir dengan Liam tetapi ciuman itu juga hanya seperti yang Leonel lakukan barusan. Bukan seperti ciuman yang ia lihat di televisi atau yang teman-temannya lakukan bersama kekasih mereka.
Leonel tersenyum miring melihat reaksi Violeta yang begitu kikuk, ia yakin jika istrinya memang tidak berpengalaman dalam hal berciuman. "Aku akan mengajarimu dengan benar."
Leonel membungkukkan badannya, ia mulai menggoda bibir Violeta, menjilatinya dengan cara yang sangat sensual. Ia adalah idola para gadis di Glamour Entertainment, mereka yang pernah naik ke atas ranjangnya maka mereka akan merasa jika diri mereka telah naik kelas. Tidak heran jika Leonel begitu ahli dalam urusan badaniah di atas tempat tidur.
"Buka bibirmu, sayangku," bisik Leonel. "Ya begitu," bisiknya lagi saat bibir Violeta sedikit terbuka.
Leonel segera mendesakkan lidahnya masuk ke dalam rongga mulut Violeta, mulai menyentuh lidah Violeta yang mungil dengan perlahan, membelai lidah istrinya dengan lidahnya yang lembut selembut kain beludru.
Tubuh Violeta bergetar, ciuman Leonel begitu hangat, lembut, dan membangkitkan sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Ia merasa seolah kupu-kupu beterbangan di perutnya lalu menghantarkan getaran aneh di sekujur tubuhnya. Jari-jarinya mulai mencengkeram kulit Leonel, erat seolah ia takut jika rasa nyaman dari cumbuan bibir pria itu berakhir.
"A-apa kita akan memulainya?" tanya Violeta saat bibir mereka terlepas.
Leonel menyingkirkan sejumput rambut di kening istrinya. "Malam ini akan menjadi malam yang sangat panjang, kita tidak perlu terburu-buru."
Violeta mengerjapkan matanya, wajahnya tampak bersemu merah. Ragu-ragu ia membalas tatapan Leonel. "A-aku sangat gugup," ujarnya.
Leonel menarik tali gaun tidur yang dikenakan oleh Violeta, ia membiarkan gaun tipis meluncur perlahan ke bawah perut Violeta. Gadis itu tidak mengenakan bra hingga langsung menampakkan gundukan kenyal di dada istrinya yang berwarna putih, tampak begitu kencang dengan puncak berwarna merah jambu. Merekah dengan sempurna dan telah mengeras.
"Sangat indah," geram Leonel.
Ia menyentuh satu bagian itu perlahan dengan gerakan memutar menggunakan ujung jemarinya, memilin ujungnya kemudian meremasnya perlahan. Ia mengusapnya kembali lalu menjepit puncak dada menggunakan jemarinya, perlahan namun menggoda.
Violeta mengerang, ia belum pernah merasakan sentuhan seperti itu dari seorang pria. Rasanya seluruh kulitnya menjerit dalam suka cita, rasanya ia menginginkan kedua dadanya di perlakukan sama oleh Leonel karena sebelah dadanya juga sama kerasnya, sama bergairahnya.
Leonel mendaratkan bibirnya di bibir Violeta, mengisapnya perlahan. Kali ini Violeta bereaksi, gadis yang akan ia ambil kesuciannya itu membalas cumbuannya meski sangat kaku dan canggung. Leonel memindahkan telapak tangannya di punggung Violeta, perlahan mengelusnya seoalh sedang menenangkan istrinya agar lebih rileks. Cumbuan bibir mereka semakin dalam, bergairah dan menuntut.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Bankrupt Billionaire
Romance⚠️⚠️ Mature Content! Sesuaikan dengan usia kalian! Kebangkrutannya membawa berkah, seorang gadis cantik meminta tolong kepadanya untuk bersandiwara menjadi suaminya demi memenuhi ambisinya. Bukan karena gadis itu menjanjikan akan menolong kesulitann...