10. My Wife

4.9K 508 67
                                    

10. My Wife

"Leonel, apa kau tahu apa yang kau lakukan tadi?"

Violeta mencubit batang hidung di antara ke dua alisnya, ia terduduk di tepi ranjangnya. Leonel dengan terang-terangan mengumumkan hubungan mereka padalah sudah bisa dipastikan tiga bulan yang akan datang mereka akan bercerai. Tidak mudah meyakinkan para investor, mereka meminta bukti dari pernikahan Leonel dan Violeta karena mustahil seorang Johanson menikahi seorang Hubert tanpa terendus oleh siapa pun.

Pria itu dengan entengnya menjawab akan mengunggah akta nikah mereka di halaman media sosial Violeta dan juga dirinya karena akta nikah tidak ada di tangan mereka melainkan berada di rumah, tepatnya Violeta menyimpan benda itu di kamarnya. Dan mereka baru saja melakukan itu, mengunggah akta nikah di halaman media sosial mereka.

"Aku sudah mengatakan, aku bisa mengatasi semua ini. Kau membuatku berhutang terlalu banyak padamu." Violeta menggerutu, ia tidak ingin berhutang apa pun lagi kepada Leonel.

Ia membawa Leonel ke Paris untuk satu hari saja, faktanya hingga sekarang pria itu masih berada di Paris dan sekarang ia malah bertindak sebagai pahlawan bagi perusahaannya.

"Apa yang salah? Kau istriku, sudah seharusnya aku menyelamatkan perusahaanmu," ucap Leonel, nadanya terdengar tidak terima.

Istriku.

Violeta menelan ludah. Sepertinya ia terjebak oleh permainan yang ia ciptakan sendiri.

"Pernikah kita sekarang diketahui banyak orang. Kau tidak memikirkan itu, Leonel." Nada suara Violeta terdengar sangat panik.

Leonel menatap wajah Violeta yang sedikit pucat, di samping kurang tidur gadis itu tampak stres dan lelah hari ini. "Seperti katamu, kita bisa mengakhirinya nanti setelah tiga bulan, tinggal katakan saja kepada semua orang jika kita tidak cocok kemudian kita bercerai."

Seringan kapas, ucapan pria itu meluncur begitu saja dan membuat batin Violeta terasa tertusuk meski ia tahu apa yang diucapkan Leonel adalah gagasan darinya. Pria itu hanya mengulang ucapannya.

"Apa kau memiliki kekasih yang kau jaga perasaannya hingga kau begitu panik?" Leonel menyipitkan matanya, mencari-cari sesuatu di mata Violeta.

"Itu bukan urusanmu," jawab Violeta ketus.

Dari jawaban Violeta. Leonel berasumsi jika istrinya memiliki kekasih. Perasaan jengkel merayapi dirinya, bisa-bisanya Violeta mengincar dirinya sedangkan ia memiliki kekasih. Memikirkan hal itu membuat emosi Leonel meradang karena telah melangkah sejauh ini.

"Kau memiliki kekasih, untuk apa kau memanfaatkan aku?"

Violeta tergagap, ini sama sekali di luar kendalinya. Rencananya hanya menikahi Leonel untuk satu hari, bukan untuk tiga bulan. Yang tiga bulan itu adalah gugatan perceraian mereka nanti.

"Karena hanya nama Johanson yang pasti dianggap pantas untuk melindungiku di mata Kakek dan pamanku," ujar Violeta rasional.

Keluarga Johanson adalah keluarga terpandang, bukan sembarangan, dan juga kaya raya. Sejajar dengan keluarga Hubert.

Leonel menghela napasnya, menata emosinya. Ia juga terbayang bagaimana Violeta mengerang di bawah kuasanya, mungkin wanita itu membayangkan kekasihnya.

Sialan, kau harus membayar semua ini, Violeta. Kau pikir aku boneka mainan hanya karena aku dalam keadaan bangkrut?

Sudut bibir Leonel berkedut, ia menyeringai licik di dalam hatinya. "Kalau begitu agar kita impas, aku ingin kau menuruti kemauanku."

"Hah?" Violeta mengerutkan kedua alisnya. "Kau menginginkan saham di perusahaanku? Katakan berapa kau ingin?"

A Bankrupt BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang