Bagian 6(ganguan psikolog)

6 2 3
                                    

"kamu..............................."

--------------------- +++ ----------------------

"Kamu kenapa bawa aku kesini?"

Menatap sekeliling, hanya ada dia dan Edo saja disini. Bisa ditebak sisiwa/i yang lain sibuk mengisi perut mereka dikantin sekolah elit ini. Karena sekolah ini bukan hanya terkenal dengan siswa/i nya yang pintar tapi juga fasilitas disekolah ini yang luar biasa seperti hotel bintang lima jadi selalu dijuluki 'sekolah elit'.

Perlahan Edo mendekat kearah Fiza, menatapnya tak tega. Entah apa yang sedang dipikirkannya hanya dia dan Tuhan saja yang tahu.

"Maaf."

Satu kata 'maaf' itu membuat Fiza menatapnya tak percaya. Dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya mendengar kata 'maaf' terucap dari mulut orang lain untuknya , selama ini dia lah yang selalu mengucapkan kata itu.

"K-kenapa minta maaf? Kan aku yang udah teriak bikin malu," Fiza menunduk, lalu melajutkan ucapannya, "Seharusnya aku yang minta maaf... Maaf, kak."

"Siapa yang bilang aku narik kamu kesini buat ngomongin hal tadi?"

Seketika pipi chubby' nan putih itu bersemu, bak kepiting rebus. Dia benar-benar malu sampai rasanya tak berani mengangkat kepalanya, menatap wajah tampan Edo.

Malunya aku.... Batin Fiza.

Imutnya, batin Edo.

"Ehem! Aku sebagai kakak Seliana minta maaf atas kelakuan kasarnya kekamu."

"Gak papa kok, kak. Dari dulu aku udah maafin dia."

Suasana menjadi hening, mereka yang sibuk berdebat dengan pikiran mereka masing-masing. Namun Edo memecahkan suasana hening nan canggung itu.

"Btw, mau kekantin bareng gak?" Tanya Edo.

"B-boleh?"

Tak menjawab pertanyaan Fiza. Edo langsung menggenggam tangan Fiza, membawanya menuju kantin.

Sepanjang jalan menuju kantin, Fiza dan Edo jadi pusat perhatian seluruh siswa/i. Tak jarang banyak siswi yang menatap tajam Fiza yang jalan sambil bergandengan tangan dengan Edo.

"Siapa tuh cewek? Sok cantik banget sih!" sindir siswi A.

"Iya, Pake gandengan tangan lagi! Gatal banget! Muka pas-pasan juga udah sok banget!" balas siswi B.

Kedengaran tau, batin Fiza.

Fiza yang mendengar merasa risih dan takut pun tanpa sadar menggenggam kuat tangan Edo.

"Kenapa?" Tanya Edo yang merasa ada yang aneh dengan Fiza. Tangannya gemetar dan menggenggam kuat tangannya, 'sakit' itu yang ia rasakan saat ini gara-gara Fiza menggenggamnya terlalu kuat. Tapi meski begitu ia tak berniat melepaskan tangan Fiza.

"Kamu takut?" Sambungnya.

"Eung." Sahut Fiza menunduk.

Apa dia ada ganguan psikologi, ya? Batin Edo.

++++++++

Tak butuh waktu lama akhirnya mereka sampai dikantin. Suasana disana benar-benar ramai dan heboh. Semakin menjadi heboh lagi begitu melihat kedatangan Edo yang menggandeng Fiza.

Edo tak begitu menanggapi bisikkan para siswa/i yang membicarakannya dan Fiza. Dia menatap keseluruh kantin mencari meja kosong, pandangannya terhenti begitu melihat seseorang yang ia kenal dan sangat tak asing.

Dia menarik Fiza yang terus-terusan menunduk menggenggam tangannya. Berjalan kearah meja dipojok kanan kantin besar ini. Dia menghampiri orang yang ia lihat tadi.

"Doni?" Tanyanya memastikan.

Orang yang ia panggil itupun berbalik menatapnya dan langsung tersenyum. Yah, namanya 'Doni' adik sepupu Edo. Doni juga murid baru sama seperti Fiza.

"Kak Edo! Kakak kemana aja, tadi aku cari keruang OSIS gak ada. SOK SIBUK banget!" sinisnya.

"Maaf, lagian ngapain kamu cari aku?"

"Cuman mau minta bantuin nyari kelas doang."

"Ooh~"

Doni pun sadar begitu melihat Fiza yang berdiri tepat disamping Edo, pandangannya fokus ketangan mereka yang saling menggengam erat itu.

"Siapa? Pacar kakak, ya?" Tebak ngasal Doni, sambil menunjuk kearah Fiza.

TBC

MAKASIH BUAT YANG UDAH VOTE,READ, AND COMMENT!!!

BUAT YANG BELUM VOTE, VOTE YA?!!;)

UDAH?! OKEY;) MAKASIH!!!

BYE~~

Harmony of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang