Bunga untuk Kumbang

80 7 4
                                    

Seperti kapas yang ditiup angin, itulah hidupnya, ia sendiri menyadari, hanya mengikuti kemana kaki melangkah, tanpa ada tujuan atau pencapaian, tidak ada harapan tidak punya mimpi yang akan diwujudkan.

Kumbang namanya, pria tampan yang menutup pintu hati untuk semua hal yang dinamakan cinta.

"Bagaimana hidupmu kedepan? Kau tak pernah memikirkan?"

"Biasa, mungkin akan seperti ini dan tetap seperti ini."

"Aku sudah bosan melihat hanya itu saja yang ada difikiranmu, ubahlah sedikit! Jangan sampai kau benar-benar tak punya tujuan."

"Kau orang yang paling mengerti Arka, seharusnya tak perlu dijelaskan. Memang sudah tidak ada harapan, tujuan, ataupun bayang-bayang mimpi yang harus diwujudkan, dan mungkin tidak akan ada."

Betapa tak ingin lagi Arka mendengar kalimat-kalimat tersebut keluar dari mulut sahabatnya. Upaya mengubah kalbu yang berbalut luka tidak ada makna, Kumbang masih acuh, tak mau melihat kemanapun. Bukan mata yang buta, tapi hati yang belum bisa terbuka untuk kebaikan dan keindahan yang telah tersedia.

"Apa kau benar-benar mengunci?"

"Mungkin."

"Sampai saat ini?"

Badan jangkung dengan paras tampan berlalu pergi tanpa kata, meninggalkan lawan bicaranya.

"Kau masih sama, Kumbang." Dalam benak Arka berkata dengan sedikit kekesalan yg ada, melihat teman kecilnya yang tak ubah seperti seorang remaja labil.

Bagi Kumbang, itu semua terasa menyebalkan, ditodong pertanyaan yang sama berkali kali, seakan menyudutkan dirinya menambah suram fikiran dan hati pria 26 tahun tersebut.

"Tidakkah mereka tahu, semua pernyataan dan pertanyaan itu menambah buruk hidup ini" dalam benak Kumbang berkata.

Memang luka masa lalunya belum juga terobati, ia menyadari  niat Arka padanya tidak ada yang salah, hanya saja hati kecil itu belum bisa menerima.

Menjadi teman dekat yang selalu menemani, Arka tahu betul kepedihan yang dirasakan Kumbang. Ia menyaksikan sendiri bagaimana Kumbang kehilangan harta yang tak bisa digantikan. Jika harus berada di posisi yang sama seperti sahabatnya, tidak menutup kemungkinan ia juga akan merasakan hal tersebut, hancur dan tak tahu arah, tapi berbeda dengan Kumbang, dirinya mungkin akan mengakhiri lingkaran hitam, cerita kebenciannya akan usai sampai disini atau mungkin lebih cepat, melihat usia yang bukan lagi seorang remaja dalam pencarian jati diri, sangat disayangkan jika bertambahnya umur belum juga mengakhiri dendam tersebut, bukan untuk membalas kepedihan melainkan mungkin saja bisa dilakukan dengan hal yang lebih positif, bangkit dan memaafkan, juga bebaskan hati dari belenggu yang mengikat kebahagiaan sendiri karena dendam yang masih terpatri, tapi itu semua sudut pandangnya melihat cara yang mungkin lebih baik untuk menyelesaikan masalah, Arka tidak bisa memaksa agar Kumbang melakukan hal seperti yang dibayangkan dirinya.

Tumbuh di lingkungan yang tak pernah mengajarkan kebencian, Orang tua dan orang-orang terdekatnya menjadi peranan penting, sejak kecil Arka selalu diberi pemahaman bahwa hidup ini tentang kasih sayang dan cinta, menebar kebaikan untuk sesama. Marah, kesal pun pernah ia alami, tapi selalu diakhiri dengan kata memaafkan, hatinya berusaha untuk menerima apa saja yang harus terjadi pada pria dengan raut wajah tenang tersebut. Berat untuk mengawali, memang beberapa hal baik harus dipaksa untuk menjadi bisa dan terbiasa. Berbeda dengan Kumbang, yang justru bersikap sebaliknya. Arka yakin itu bukan karakter dari sahabatnya, ia tahu betul bagaimana Kumbang kecil yang baik, hanya saja ujian ini belum bisa membuka hatinya untuk menerima atau mungkin mengambilnya sebagai pelajaran.

Perbedaan sikap dalam menghadapi masalah, tak membuat mereka memutus tali persahabatan, Arka sendiri memahami, apa yang menimpa Kumbang di masa lalu dan menjadi trauma di masa sekarang bukanlah hal mudah untuk diuraikan. apa yang dirasakan Kumbang tidak pernah ia rasakan, pria 27 tahun tersebut hanya berusaha memahami bagaimana sahabatnya, walaupun sebenarnya belum pernah benar-benar mengerti.

KumbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang