#Prolog
Aku tak tau jika seperti ini rasanya saat berjuang mengeluarkan makhluk suci yang di berikan Tuhan sebagai anugrah untukku.
Rasanya aku ingin meminta maaf pada seorang wanita yang telah berjuang untuk mengeluarkan ku dulu karena dosa-dosa yang pernah aku perbuat padanya.
Sungguh ini sangat sakit, karena di dalam perutku ada dua makhluk suci yang harus segera aku keluarkan tapi rasa sakitnya yang membuatku susah untuk mengejan.
Jika mengingat sekarang kedua makhluk suci itu bukanlah makhluk biasa, ada campuran darah murni yang sangat di benci oleh makhluk imortal seperti ku, darah yang mengalir di tubuh merekalah yang membuatnya susah untuk di keluarkan.
•••
•••
•••
#Chap 01
Memandang sunset dari balkon kamar sudah menjadi kegiatan ku setiap harinya, karena aku suka dengan warnanya. Sangat cantik menurutku, perpaduan antara warna orange dan ungu.
Omong-omong aku tinggal sendiri di sebuah apartemen yang tidak jauh dari pantai, dan memilih kamar yang langsung memperlihatkan view pantai yang cantik. Jika kalian berfikir aku tinggal di sebuah apartemen mewah kalian salah, tempatku sangatlah sederhana.
Aku bukan dari kalangan orang mewah dan bukan juga dari kalangan bawah, standar saja. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, aku bekerja di sebuah cafe yang jaraknya hanya di tempuh 15 menit dari tempat tinggal ku, aku hanya bekerja saat malam datang jika keadaan sedang mendesak bos ku yang akan mengubah shift kerjaku menjadi siang sampai cafe tutup.
Sebelum berangkat kerja aku menyempatkan diri untuk menikmati sunset dan sedikit mengabadikannya, jika ada waktu aku akan mencucinya dan meletakkannya di buku khusus.
Serta menceritakan hal-hal yang aku jalani setiap harinya, anggap saja seperti menulis diary.
Oh ya aku lupa untuk memperkenalkan diri, aku Kim Jungwoo. Seorang pria yang berumur 24 tahun dan juga belum memiliki kekasih tentunya.
Bukannya aku tidak tertarik dengan wanita hanya saja sebagian dari mereka menganggap ku seperti adik mereka sendiri, dan alasan mereka memperlakukan ku seperti itu karena yang pertama adalah wajahku. Ya wajahku.
Beberapa dari mereka pernah mengatakan secara langsung jika aku anak yang imut dan beberapa dari mereka juga ada yang bilang aku cantik, Oh Lord sedangkan umurku sudah 24 tahun dan aku seorang pria mengapa mereka mengatakan aku imut dan cantik? ya walau dengan sangat harus aku mengakui memiliki wajah imut tapi tidak dengan cantik.
Tidak hanya itu, kulitku yang putih bersih terkadang membuat wanita yang ingin aku kencani menjadi insecure. Tinggi badanku yang hanya 172 cm masih terlihat pendek jika berada di antara pria lainnya.
Dan terkadang membuat orang tertarik padaku adalah warna mataku. Aku memiliki warna mata biru laut yang cantik, bibir pink ranum mengkilap sedikit penuh serta hidung mancung.
Ok, kita hentikan dulu pembicaraan un-faedah ini, aku harus bersiap pergi bekerja dan sunset tadi sudah menghilang beberapa menit yang lalu, aku juga tidak lupa untuk mengabadikannya.
•
•
•"Woo, bisa kau antar kan pesanan ini ke meja nomor 18? Aku harus ke toilet sebentar" Ucap seorang pria seraya menyerahkan nampan yang berisi coklat milkshake serta roti croissant padaku yang baru saja memasuki cafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen Angel || JaeWoo ||
Fantasy"maafkan aku, jika bukan karena mereka kita tidak harus seperti ini" -jw "lalu bagaimana dengan bayi kita? apa kau akan membawa mereka berdua?" -jh "tidak, tapi hanya salah satu dari mereka akan aku bawa!" -jw "berjanjilah kau akan kembali" -jh "aku...