Prolog

4.4K 447 6
                                    

Menjadi seorang prodigy, disebut-sebut sebagai penerus hokage, dipuja setiap kalangan, itulah Uchiha Itachi.

Dia menguasai jurus bola api sebelum memasuki Akademi Ninja, lulus dari Akademi dan menjadi genin saat umurnya tujuh tahun, tak lama kemudian membangkitkan Sharingan, puncaknya, ia menjadi anggota ANBU di umurnya yang kesebelas.

Sedikit yang mereka tau, anak dari Ketua Klan Uchiha ini mengikuti aliran pasifis sejak berumur empat tahun.

Tepatnya, sesaat setelah ayahnya, Fugaku Uchiha, membawanya dengan tujuan menjadi contoh ke Perang Besar Shinobi ke-3.

Semenjak itu, sang prodigy selalu memikirkan desa, nasib klannya, dan tentu saja adik manisnya. Itachi kerap meringis ketika melihat senyuman polos milik Sasuke ketika ia pulang dari misi.

Sasuke sangatlah polos. Hasut ia sedikit dan dia akan mengikuti perkataanmu.

Itachi menggeleng, ia datang kemari untuk menjernihkan pikirannya. Mengambil nafas dan menjadi anak-anak yang seharusnya. Otaknya sudah lelah akan masalah yang hilir mudik menghampirinya.

"Oh? Itachi?"

Baru saja ia me-nonaktifkan Sharingan dan menutup matanya, suara manis datang menghampiri telinganya. Merangsang otak untuk memberi perintah pada jantungnya agar berdetak lebih cepat.

"Kukira kau sibuk dengan jabatanmu itu, hei tuan ANBU~"

Itachi mendengus, wajahnya menghangat seiring dengan mendekatnya suara dibelakang siluetnya.

Sosok itu menggenggam tangannya, membawanya keatas,

"Kalau dipikir-pikir, kita tidak pernah merayakan kenaikan jabatanmu. Mau merayakan dimana? Aku akan mengajak Shisui"

Mengabaikan detak jantungnya yang semakin menggila, Itachi berusaha agar suaranya tak terdengar bergetar.

"Aku tidak mempermasalahkannya, begini juga tidak apa-apa,"

Gadis disebelahnya menggeleng imut, pipinya menggembung kecil.

Imut  batin Itachi.

"Mana boleh begitu, bagaimana pun kita harus merayakannya! Ichiraku Ramen? Dango-ya? Ayo!"

Itachi tak sempat mengatakan apa-apa, tubuhnya sudah diseret lewat telapak tangan mereka yang menempel erat.

Sisa hari di Senja itu, ia habiskan di Warung Pak Teuchi dengan kedua teman baiknya, (Name) dan Shisui.

s t a r t • I'UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang