16 • enam belas

549 87 12
                                    

Gagal total!

Rencana Hyojin. Ia sudah menyusun agenda hari ke-2 ujian akhir semester dengan baik. Eunjin sudah berjanji padanya untuk belajar mata pelajaran kedua di rooftop bersamanya selama ujian. Ketahuilah sulit sekali untuk mengajak Eunjin ke tempat terbuka ini. Dengan dijanjikan satu gelas susu pisang setiap jam istirahat, Eunjin akhirnya mau diajak bekerja sama. Meskipun ternyata Eunjin tidak sejahat itu, gadis itu membayar susu pisangnya sendiri hari ini.

Keduanya baru saja membuka buku mereka ketika seorang tamu tak diundang tiba-tiba datang. Siapa lagi kalau bukan Beomgyu. Eunjin malah pergi meninggalkan mereka berdua setelah kedatangan laki-laki itu. Kan Hyojin geram.

"Kau kemarin tidak kesini yah? Aku kemari dan tidak ada siapapun," tanya Beomgyu begitu Eunjin pergi meninggalkan keduanya.

"Aku kemarin di kantin bersama Eunjin," untuk informasi saja, ini Hyojin sedang berbohong. Kemarin kan dia bertemu Hongbin.

"Oh. Kau kemarin juga tidak bekerja yah? Aku ke kafe dan kau tidak ada," Beomgyu menanyakan itu dengan nada yang sama seperti sebelumnya.

"Iya, aku mengambil cuti 2 minggu."

Mata Beomgyu melebar, dilebih-lebihkan. "Ah, benarkah?"

"Hm."

Pundak Beomgyu menurun seketika, "Berarti aku hanya bisa bertemu denganmu di sekolah."

Masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Hyojin tidak peduli kalimat yang baru di dengarnya. Ia kemudian fokus ke bukunya lagi –dan Beomgyu malah menguap.

"Hyo-ya, hari ini istirahatnya berapa lama?" tanya Beomgyu.

Hyojin mengedikkan bahunya, "Aku tidak tahu, mungkin sekitar setengah jam."

"Kalau begitu aku tidur ya."

"Disini?"

"Hm. Aku sangat mengantuk. Bangunkan aku kalau jam istirahatnya selesai, ya?"

Rasa kantuk yang berlebihan ditambah dengan kebiasaannya tidur dengan posisi apapun ketika di backstage membuatnya tidak perlu waktu lama untuk terlelap. Baru sekitar 2 menit ketika Beomgyu menenggelamkan wajahnya kedalam lipatan tangannya di atas meja, Hyojin sudah bisa melihat pundak Beomgyu bergerak naik turun secara teratur. Beomgyu benar-benar sudah tertidur.

Alih-alih kembali dengan bacaannya, Hyojin justru memperhatikan posisi laki-laki yang sedang menjelajahi alam mimpi di hadapannya. Beomgyu tidur dengan posisi yang Hyojin pikir.. tidak nyaman? Tentu saja, ia pernah tertidur dengan posisi seperti itu di kelas, bangun-bangun tangannya keram karena tertindih kepala. Dan juga ini, wajah Beomgyu tersembunyi diantara kedua tangannya. Apa dia tidak kesulitan bernafas?

Eh, itu Hyojin khawatir yah?

Sudahlah lupakan.

Hyojin kemudian membuka ponselnya, mengecek jadwal ujian. Benar, jam istirahatnya 30 menit. Gadis itu memilih memfokuskan dirinya kembali pada buku pelajaran.

20 menit berselang sejak Beomgyu memulai tidur siang dadakannya, yang artinya bel masuk akan berbunyi sebentar lagi.

"Beomgyu-ya," ini kelima kalinya Hyojin memanggil nama Beomgyu dan laki-laki itu tidak menunjukkan reaksi apapun. Sepertinya membangunkan Beomgyu dengan mulut saja tidak akan cukup. Gadis itu mulai menggerak-gerakkan bahu Beomgyu sambil terus menyebut namanya.

"Beomgyu-ya, bel hampir berbunyi."

"Beomgyu-ya."

"Choi Beomgyu."

EFFECT • choi beomgyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang