Pyar!
Karena udah terlanjur kesel sama dering ponsel yang mengganggu dari tadi, akhirnya gue banting itu benda. Persetan kalo pecah, gue bisa beli lagi. Tapi yang nggak bisa dibeli itu mood gue. Demi apa pun gue muak sama orang yang udah berulang kali ngetuk pintu kamar gue tanpa jeda.
"Open the door, Sean!"
Teriakan nyokap gue sampai nembus ke kamar, tapi gue nggak peduli. Bodo amat, gue udah terlanjur muak sama beliau. Hei, jangan nge-judge gue anak durhaka kalo lo belum tahu akar permasalahannya. Kalo gue udah cerita, pasti lo pada bakal dukung aksi ngurung diri yang saat ini gue lakuin.
"Sean, come out now! We need to talk privately."
"I don't want to, Mom. Leave me alone!"
Gue balas teriak. Nggak peduli tenggorak gue yang udah serek karena dari tadi perang mulut sama nyokap. Kayaknya Momma udah mulai capek ladenin gue, terbukti saat gedoran pintu telah berhenti.
"Fine, if that's what you want."
Gue pun tersenyum menang. Akhirnya ibu negara menyerah. Semoga setelah ini, impian gue terwujud.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Mantan! ✔
Teen FictionAku sangat membenci keadaan ini. Sean tiba-tiba muncul lagi di hidupku setelah aku mencoba pergi darinya. Lebih parahnya, sekarang mantanku itu berstatus sebagai tetangga! Aku nggak pernah membayangkan kejadian parah ini. Awalnya aku senang dapat te...