2 | bingung

65 5 4
                                    

"Aduh udah laper nih lama banget sih makanannya." Keluh Felita.

"Bentar lagi selesai kak." Felisa memanggil Felita dengan sebutan 'kak' karena Felitalah yang duluan lahir.

Selesai memasak semuanya, Felisa pun membawa makanan satu per satu ke meja makan. Ia yang selalu mempersiapkan makanan setiap hari.

"Gimana sekolah baru kamu sayang?" Tanya sang papa pada Felita.

"Sekolahnya bagus banget pa! Udah gitu luas banget." Jawab Felita.

"Baguslah kalau kamu menyukainya. Besok papa antar ya ke sekolah." Kata Dimas.

Felisa yang mendengarnya pun sedih. Ia juga ingin seperti kembarannya, diperhatikan setiap harinya.

•••

Sesampainya Felita disekolah, Ia berlari menuju parkiran. Ternyata diparkiran terdapat Gilang yang baru saja datang.

"Lo baru nyampe juga?" Tanya Felita.

"Hm."

"Yaudah ke kelas bareng yuk!" Ajak Felita menggandeng cowo itu.

Entah mengapa ada perasaan aneh dalam hati Gilang. Dia berpikir saat bertemu dengan cewe ini disupermarket, tingkah lakunya sangat berbeda dengan yang sekarang Ia lihat.

"Gue Ghea dan ini Tiara." Kata Ghea menjulurkan tangannya pada Felita.

"Hai. Akhirnya ada yang ngajak gue ngomong, soalnya gue gak berani ngajak duluan." Ucap Felita sedikit tertawa.

"Lo pindahan dari mana? Kenapa pindah?" Tanya Tiara.

"Dari SMA Pancasila. Soalnya ada sedikit masalah." Jawab Felita.

"Oh. Kapan-kapan kita main kerumah lo ya!" Kata Ghea.

"Boleh. Hari ini juga gapapa." Jawab Felita.

"Yah gue hari ini gak bisa, gimana kalo besok aja?" Ucap Tiara.

"Yauda besok kita kerumah lo ya." Kata Ghea tersenyum.

"Oke."

Selama pelajaran dimulai, Gilang pun memerhatikan cewe yang duduk disebelahnya. Bukan, bukan karena dia tertarik. Tapi hanya melihat gerak gerik dan memastikan apa benar ini cewe yang ia temui disupermarket waktu itu.

•••

"Lis pulang sekolah temenin gue yuk ke toko buku belakang sekolah." Ucap Keysa.

"Yaudah tapi aku piket dulu ya nanti." Jawab Felisa.

"Santai, gue tungguin. Lo mau ikut gak Ron, Mi?" Tanya Keysa.

"Gak ah udah tau gue gak suka baca apalagi suka buku." Ucap Miya.

"Gue ikut aja deh. Gak tau juga pulang sekolah mau ngapain." Ucap Aron.

"Oke." Kata Keysa.

Saatnya pelajaran dimana semua anak tidak suka kecuali Felisa. Ya, itu adalah Matematika.
Rumus dan perhitungan yang rumit pun membuat semua anak malas untuk memikirkannya apalagi mengerjakan.

"Ini gimana si Lis gue gak ngerti." Tanya Aron pada Felisa.

"Ini dikuadratin terus baru dijumlahin sama hasil satunya." Ucap Felisa menunjuk buku yang disodorkan oleh Aron.

"Oh gitu doang." Kata Aron.

"Gitu doang tapi lo nanya, bego." Miya pun menjawab perkataan Aron barusan.

"Gak seneng aja lo." Ucap Aron.

•••

Setelah bel pulang sekolah Felisa pun membersihkan kelas karena hari ini adalah jadwal piketnya. Lalu Aron, Keysa dan dirinya pun berjalan ke toko buku.

"Gue cari dulu ya buku yang gue mau." Ucap Keysa sesampainya ditoko buku.

"Aku juga mau liat-liat." Kata Felisa.

"Gue duduk aja seperti biasa." Raymond pun berjalan menuju tempat duduk yang disediakan.

Tanpa sengaja disana pun terdapat Gilang yang juga membaca buku-buku komik kesukaannya.
Saat Ia ingin mengambil salah satu komik, dia pun melihat Felisa.

"Lo suka juga baca buku?" Tanya Gilang.

"Eh" Felisa pun terkejut melihat Gilang mengajaknya berbicara. "Iya, aku suka novel." Jawab Felisa.

"Kenapa suka novel? Padahal asikan komik menurut gue." Kata Gilang.

"Cerita dinovel kadang susah ketebak dan penuh kejutan gitu dalamnya. Apalagi kalo tentang misteri gitu." Jawab Felisa lagi.

"Baru kali ini gue denger lo bicara panjang." Ucap Gilang tersenyum.

"Maaf kepanjangan ya." Ucap Felisa malu.

"Gapapa gue suka." Kata Gilang.

Deg.
Felisa pun kaget mendengar kata yang dilontarkan Gilang barusan.

"Yaudah aku duluan ya." Ucap Felisa.

Kayak orang yang beda. Pikir Gilang.

DIFFERENT TWINS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang