4 | makan bersama

35 4 1
                                    

Seperti yang sudah direncanakan oleh Felita dan teman-temannya, hari ini mereka pun pergi bermain kerumah Felita. Sebelumnya, Felita memberitahu kembarannya agar tidak menunjukkan diri saat teman-temannya datang nanti.

"Heh lo! Nanti jangan muncul ya kalo temen-temen gue udah nyampe." Tegas Felita.

"Emang kenapa kak?" Tanya Felisa gugup.

"Gak usah banyak tanya deh lo! Ikutin aja omongan gue." Bentak Felita pada kembarannya.

"Iya kak." Kata Felisa.

Felita tidak ingin teman-teman barunya disekolah SMA Garuda mengetahui bahwa ia mempunyai kembaran. Ia tidak ingin disama-samakan dengan kembarannya itu seperti saat sekolah di SMA Pancasila.

"Ayo masuk ngapain diem aja diluar." Ucap Felita pada kedua temannya.

"Kan malu ceritanya Fel baru pertama kali datang kerumah lo." Kata Ghea.

"Eh rumah lo sepi amat, mana bokap nyokap lo?" Tanya Tiara bingung karena melihat rumah yang cukup besar ini sepi.

"Papa gue lagi kerja, kalo mama gue uda meninggal sejak gue bayi." Jawab Felita.

"Maaf gue gak tau. Lo gak punya saudara?" Ucap Tiara.

"Gapapa santai aja. Gue anak tunggal." Kata Felita membohongin teman-temannya.

"Kasian, lo pasti kesepian tiap hari gak ada temannya. Gue bakal sering-sering deh kerumah lo biar lo gak bosan." Ucap Ghea.

Malah gue senang kalau gue beneran gak punya saudara, gumam Felita dalam hati.
"Yaudah yuk ke kamar gue." Ajak Felita.

"Eh Gilang tuh orangnya gimana sih?" Tanya Felita.

"Kenapa lo nanyain Gilang? Suka ya cie." Ledek Tiara.

"Dia orangnya baik, cuma jarang ada yang deket sama dia gitu. Mungkin karena dia pendiem kali ya." Jawab Ghea.

"Oh gitu. Berarti belom pernah punya cewe dong ya." Ucap Felita.

"Gue denger-denger sih dulu dia pernah deket sama cewe, tapi gak tau deh pacaran atau ngga. Abis dia orangnya tertutup gitu." Balas Ghea.

Mereka pun melanjutkan nonton bersama dan nyemil beberapa cemilan yang dibeli sebelum kerumah Felita.

•••

"Ma, mama kenapa pergi secepat itu? Aku ingin merasakan kasih sayang dari mama sebentar saja. Aku gak tau ma kenapa papa bisa begitu tidak menyukai kehadiran aku. Apa aku dulu kecil suka nakal ya ma, makanya papa benci sama aku?" Ucap Felisa menangis berbicara disamping makam mamanya.

Cowo yang dari tadi tak sengaja mendengar perkataan Felisa pun kasian melihatnya. Ternyata masih ada orangtua sekarang yang tidak menyayangi anaknya sendiri. Ya, cowo itu Gilang.

Felisa pun bangkit dan pergi. Tanpa sepengetahuan Felisa, cowo itu mengikutinya dari belakang.

"Mau ikut gue gak?" Gilang menghampiri Felisa yang membuat Felisa terkejut.

"Eh, kok kamu disini?" Tanya Felisa bingung entah darimana cowo ini datang.

"Tadi gue gak sengaja lewat terus liat lo. Mau ikut gak?" Jawab Gilang.

"Oh. Ikut kemana?" Tanya Felisa.

"Ikut aja." Kata Gilang.

Felisa dan Gilang pun berjalan menuju suatu tempat makan kesukaan Gilang.

"Ayo masuk. Kenapa diam aja?" Tanya Gilang.

"Kok kesini? Aku gak bawa uang." Jawab Felisa.

"Udah masuk aja."

Mereka pun masuk, Gilang memanggil pelayan dan memesan.

"Lo mau apa?" Tanya Gilang.

"Nasi goreng aja, tapi pedas ya." Jawab Felisa.

"Nasi goreng pedas 2 ya." Ucap Gilang pada pelayan itu.

Mereka pun selesai makan dan kenyang. Lalu Felisa berterimakasih pada Gilang karena sudah mentaktirnya hari ini.

DIFFERENT TWINS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang