3 | dianggap tidak ada

43 4 3
                                    

"Nih buat lo." Ucap Gilang menyodorkan buku itu.

"Ini apa?" Tanya Felita bingung.

"Novel." Jawab Gilang. Diam-diam Gilang membeli novel ditoko buku yang dia singgah kemarin.

"Buat gue?" Tanya Felita semakin bingung.

"Iya, lo kan suka." Jawab Gilang.

"Makasih." Kata Felita. Kenapa malah ngasih novel sih gak romantis banget jadi cowo. Kasih bunga kek apa gitu.

Gilang mengerucutkan dahinya. Ia bingung, mengapa cewe disebelahnya malah tidak senang dikasih novel. Padahal kemarin dia sendiri bilang kalau dia suka novel.

•••

Dalam perjalanan pulang dari sekolah, Gilang menyempatkan diri untuk pergi membeli barang titipan mamanya di suatu mall. Langkah kakinya pun berhenti saat matanya tertuju pada cewe yang dia kenal.

"Loh? Kok Felita udah dimall aja, perasaan tadi masih disekolah." Pikirnya bingung.

"Kok lo uda disini aja? Ngapain disini?" Tanya Gilang menghampiri cewe itu.

Felisa pun bingung dengan pertanyaan Gilang. "Aku lagi cari kado buat papa." Jawabnya.

"Oh. Sendirian aja?" Tanya Gilang.

"Iya. Kamu ngapain disini?" Kata Felisa.

"Tadi nyokap nitip sesuatu, terus gue liat lo disini. Nanti pulang gue anter aja." Jawab Gilang.

"Gak usah, gapapa. Aku bisa pulang naik angkot kok." Ucap Felisa menolak.

"Gak ngerepotin. Pokoknya gue anter." Paksa Gilang. Gilang pun menarik tangan cewe ini untuk jalan bersampingan dengannya. Setelah membeli barang titipan mamanya, Gilang pun mengantar Felisa pulang kerumahnya.

"Stop. Udah sampai." Ucap Felisa. Gilang pun memberhentikan motornya.

"Makasih ya." Kata Felisa.

"Santai aja. Gue duluan ya." Ucap Gilang.

"Iya, hati-hati." Ucap Felisa kepada cowo itu.

Felisa pun menginjakkan kakinya kedalam rumah dan masuk ke dalam kamarnya. Belum sampai 1 menit ia berbaring ditempat tidurnya, suara teriakan sudah menghantuinya.

"Felisaa!!" Teriak Felita.

Segera Felisa bangun dari tempat tidurnya dan menuju pada teriakan itu.

"Kenapa kak?" Tanya Felisa.

"Dari mana aja sih lo, dari tadi gue manggil baru muncul sekarang." Ucap Felita.

"Aku baru pulang kak." Jawab Felisa.

"Cuciin baju gue dong. Tadi kena minuman berwarna." Suruh Felita

Belum Felisa melangkahkan kakinya, Felita sudah memanggilnya lagi.

"Eh tunggu! Nih lo suka baca kan." Felita memberi novel tersebut.

"Makasih kak!" Ucap Felisa senang karena baru kali ini kakaknya memberi barang padanya.

Ia pun berjalan menuju mesin cuci dan mencuci baju yang disuruh. Ia tidak pernah mengeluh walaupun selalu disuruh-suruh oleh kembarannya.

•••

Hari minggu ini adalah hari ulangtahun papanya. Felita pun sudah menyiapkan kue dan kado untuk papanya. Dia tidak lupa menyiapkan makanan yang lumayan banyak dikarenakan hari ini adalah hari special untuknya.

"Happy birthday pa!" Ucap Felita memeluk papanya.

"Makasih ya udah nyiapin kue sebagus ini buat papa." Ucap Papanya mencium dahi Felita.

Felisa yang mendengar ucapan papanya pun langsung ingin meneteskan air matanya. Semua yang dia siapakan untuk papanya sia-sia. Papanya selalu menganggap Felita nomor satu dimatanya, ia seperti dianggap tidak ada.

"Selamat ulangtahun pa." Ucap Felisa memberi kado yang sudah dibelinya.

"Taro aja dimeja." Ucap papanya.

Felisa pun tak tahan dengan bendungan air mata yang sudah ditahan dari tadi. Ia langsung berlari masuk ke kamarnya.

"Kenapa aku selalu gak dianggap sama papa ma.., aku butuh mama disini sekarang." Ucap Felisa sedang menangis.

DIFFERENT TWINS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang