Part 2 : Kegelapan Di Ujung Ruangan

43 7 2
                                    

Note : Bagi pembaca Yang belum Membaca chapter Sebelumnya, diharapkan untuk membaca terlebih Dahulu. Membaca lebih baik Diruangan Yang sunyi Dan Ditempat yang Nyaman Agar Dapat Merasakan Suasana Cerita Ini. Happy Reading!

*************************

Day11: hari demi hari telah berlalu, sekarang sudah hari kamis. Pagi Tadi Ku jenguk pak Santos Yang untuk sementara Dirawat inap Di salah satu rumah sakit pemerintah. Tidak ku percaya, beliau mempercayakan Kedai itu Untuk Ku jalankan sementara. Yaa, dengan Senang hati ku terima, Dan tak akan ku kecewakan Beliau. Ia memberikan sebuah pesan Yang hanya dibisikan padaku. Tapi akan ku Coba untuk kutulis disini. Ia mengatakan Untuk Hati Hati Terhadap Suara Burung Gagak Yang mendadak Bergumam Di daerah sekitarmu. Jangan Coba coba untuk mencari sumber Suara itu. Ia Menceritakan sedikit Tentang Pengalamanya, bahwa Tidak sedikit Bahkan Publik mengalami hal seperti kita. Ia pernah Melihat Seseorang Di Rumah Sakit Kejiwaan melukis wajah Mona itu beberapa tahun lalu. Beliau Bernama Santhi lai. Keesokan harinya ia dikabarkan meninggal, lagi lagi Karena Gantung Diri. Pak Santos menyarankanku Sepulang Dari kedai besok, untuk mencari nama Keluarga dari pasien Rumah Sakit jiwa itu, demi mencari Informasi Tentang latar belakang pasien itu. Aku menyetujuinya Demi mencari informasi Iblis jancuk itu. Sudah dulu untuk hari ini, sepertinya besok aku Tidak akan sempat menulis Diary ini.

********************

Day13: sudah Benar dugaanku,Aku Tidak sempat menulis Diary ini. Kemarin, Pagi Pagi sekali kira kira jam 5 lebih, aku sudah bersiap siap Untuk Membuka Kedai. Menyapu, mengepel, Dan Melayani Orang seperti biasanya. Tidak ada gangguan Mona yang terjadi padaku lagi akhir akhir ini. Dan juga Tidak banyak Orang Yang aktif Di komunitas Itu. Setelah aku Menutup kedai kamerin, kira kira jam 4 Kurang, aku lngsung Bergegas menuju Rumah Berkat(merupakan Nama dari Rumah Sakit Jiwa) Pak Santos memberikan Alamat itu Kemarin Pagi via Telfon. Aku bergegas kesana Menggunakan Angkot kota. Setibanya Di Rumah Kasih, aku merasakan Hawa Yang Sama Seperti perasaan yang terjadi pada Saat Mimpi burukku kemarin. Rumah Berkat memiliki konsep bangunan yang cukup sederhana. Bertembok Putih, Berbentuk Kotak polos, Serta Didalamnya Tidak BerAc. Lalu Saat ku masuk kedalam, aku disambut baik oleh seorang Perawat. Ia menanyaiku seolah Aku Orang Yang ingin menjenguk salah satu pasien. Setelah itu aku Menanyakan Apa yang ingin aku tanyakan. Apakah boleh meminjam Berkas biodata pasien beratas namakan Santhi lai, Tanyaku. Lalu Perawat itu mengatakan bahwa ada 4 pasien Santhi yang pernah Dan ada Dirawat disini. Lalu aku mengatakan, Santhi yang sempat meninggal Karena Bunuh Diri. Perawat itupun terkejut, Dan mengatakan bahwa Berkas Pasien atas nama Santhi itu Disegel Dan Tidak bisa dibuka sembarangan Orang. Berkas tersebut Disegel dimaksudkan untuk melindungi Privasi privasinya. Berkasnya diletakkan disuatu Bank kota. Perawat itu sendiri juga masih Bingung mengapa Dijaga seketat itu. Lalu Aku Menanyakan Tentang Keluarga Si Pasien. Perawat itu mengatakan bahwa Santhi lai Sempat di telantarkan Oleh Suaminya yang kedua. Sehingga Ia memiliki tekanan jiwa, Dan yang Membawanya kesini adalah salah satu petugas medis Kelling. Tetapi Perawat itu mengigat Bahwa Santhi sering Menyebut Rami yang Diduga adalah nama dari anaknya. Hanya itu sedikit informasi yang ku dapat. Sekian Untuk Hari Ini.

**********************

Day14: Sekarang sudah Hari Minggu, Dan Kedai Kututup untuk hari ini. Aku memutuskan untuk menjenguk Pak Santos yang masih Dirawat inap sementara. Setelah sesampainya aku Dikamar inap, pak Santos terlihat bahagia sekali Melihatku menjenguknya. Aku pun memberikanya seiikat Pisang yang sudah kubeli untuknya. Lalu kami berbincang bincang mengenai Kedainya. Lalu setelah lama berbincang ia mengatakan bahwa ia Diteror Lagi Tadi malam. Ia mengatakan merasakan Mimpi Yang Sama Denganku. Mona mendatanginya Saat Tengah malam, Tidak jelas yang dikatakan olehnya. Pak Santos Mengatakan Bahwa Ia hanya Menatapnya Dari sudut ruangan saja. Dan lagi lagi aku mulai merinding takut Diteror Lagi oleh Mona. Tetapi pak Santos mengatakan, bahwa salah satu cara Terbaik menghadapinya adalah tetap Tenang, ya tetap Tenang. Tapi mau bagaimana lagi, wajahnya sudah sangat menyeramkan, bagaimana untuk Tenang. Karna waktu sudah mulai Siang Kira kira jam 2, aku Harus pulang Untuk memberi makan July. Saat aku ingin pulang ada Sesuatu yang janggal, tetapi Mungkin Tidak Benar. Pak Santos memberikanku sebuah Amplop yang tidak ku ketahui isinya Saat itu, Dan ia Berbicara seolah kata kata Terakhir sebelum ajal menjemputnya. Ia mengatakan Untuk semangat menjalani hidup, apa pun itu Sesuatu akan Terjadi pada kita. Setelah aku Keluar dari kamar inap, Saat menuju lift, Tiba Tiba Aku mendengar Suara teriakan Burung Gagak dari kamar Pak Santos. Lngsung Ku Berlari Menuju Kamar Dan aku Melihat Pak Santos Menonton TV seperti biasa. Ia pun seperti terkejut Melihatku Dan menanyaiku Apa yang aku lakukan. Mungkin Tadi Hanya Overthingking ku saja. Ya sudah aku lngsung pulang. Aku akan Membuka Amplop itu besok pagi saja. Sekian Untuk Hari Ini.

***************

Day15: pagi pagi sekali aku Membuka Kedai. Melakukan. Hal seperti biasanya. Dan aku kepo Terhadap isi Amplop itu. Setelah aku membersihkan Kedai, Aku pun duduk Dan Membuka amplop yang diberikan pak Santos kemarin. Setelah ku buka, percaya tak percaya, ia memberikan ku Surat warisan Kedai Ini Kepadaku. Aku pun Kaget bukan kepalang. Disebalik Surat warisan itu, Terdapat catatan kecil dari pak Santos. Disitu tertulis, "kamu telah ku percaya untuk melanjutkan Kedai ini. Disurat warisan itu, Terdapat tulisan Tanda tangan penerima. Tanda tanganlah disitu. Kamu Tidak perlu Menjenguk ku lagi. Fokus saja Terhadap arah Hidupmu. Kamu Orang Yang baik".aku pun Merasa tidak pantas memiliki Sebuah kedai Yang diwariskan bukan dari Darah keturunanya. Tetapi Aku merasa ini sudah menjadi jalan cerita hidupku. Sepertinya ada yang tak beres dengan Pak Santos, itu yang aku pikiran. Lalu Aku mencoba Menelfon Pak Santos. Saat aku Menelfonya aku merasakan perbedaan Terhadap Dirinya. Suara Dan gaya bicaranya sangat berbeda dari Sebelumnya. Apa yang terjadi dengan pak Santos?

Chapter 3 (Coming soon!).

Mona itu Nyata [Berlanjut!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang