Five

7 2 0
                                    


"Eh, kamu  berhenti sebentar"

Deggg...

Haya terlalu takut untuk menoleh kebelakang. Takut dengan segala kemungkinan yang akan terjadi terhadap dirinya

Haya sudah bilang kalau dirinya takut dengan anak hukum, entlahlah Haya juga  bingung. Pokoknya Haya merasa takut saja melihatnya. Apalagi Haya baru saja  berbuat kesalahan juga. Sambil komat kamit dalam hati, Hayaberbalik ke belakang sambil nyengir. Sumpah... Haya sangat  takut,  orang itu menghampiri dia

"Maaf banget ya, gue beneran enggak sengaja. Sumpah" kata Haya menyakinkan sambil menundukkan kepala menatap lantai. Tak ada pergerakan lagi, Haya pun mendongakkan kepala untuk melihat orang tersebut. Terlihat orang itu tersenyum tipis. Haya menjadi tidak enak hati

"Lain kali hati-hati kalo jalan" balasnya singkat dan berlalu pergi dari hadapan Haya

Tak ingin melewatkan waktu terlalu lama, Haya bergegas pergi dari tempat ini. melupakan tujuan awal dia datang kesini, karena Haya masih takut  datang lagi ke gedung ini. Melupakan hal yang tadi terjadi , Haya sudah berjalan keluar dari gedung ini. Namun disaat yang bersamaan, tak jauh dari pandangan, Haya melihat sosok yang  dikenalnya sedang berdiri didepan kampus ditemani seorang cowo yang duduk diatas motornya.

Dilihat dari gerak geriknya, mereka terlihat mesra. Tak mungkin sahabatnya itu dekat dengan cowo sekarang ini. Dia tak pernah menceritakan apapun tentang hubungannya itu. Dan untuk menuntaskan hasrat penasaran, Haya berjalan menghampirinya. Namun, lagi-lagi Haya harus kehilangan mereka dari jauh, mereka menaiki motor dan berlalu pergi. Haya menjadi khawatir terhadap Lova.

_______

Tok tokk tokkk...

Saat ini Haya sedang berada di depan rumah Lova, berniat menemuinya lagi

"ternyata non Haya, sini masuk non" terlihat seorang Bi Kusum, asisten rumah tangga di  rumah Lova

"Enggak usah bi, cuman mau tanya Lova-nya udah pulang bi?"

"Non Lova sih belum pulang non, mobilnya juga enggak ada. Memangnya enggak pulang bareng non? atau ada yang perlu saya sampaikan ke non Lova non?"

Padahal dirinya  saja harus mampir dulu ke swalayan, seharusnya Lova lah yang sudah pulang sedari tadi . Pergi kemana bersama cowo tadi

"Enggak bi, ya sudah saya permisi pulang dulu ya bi"balas Haya

"Nggak mampir dulu toh non"

"Enggak bi" sahut  Haya sambil tersenyum singkat. Lagian dia juga sedang pusing memikirkan  ini  itu. Nanti malam Haya berniat pergi ke rumah Lova lagi. Ada yang perlu Haya pastikan

Dilain tempat..

"Gue lagi sebel sama Haya, bisa bisanya dia ninggalin gue pergi ke kampus. Enggak bilang malamnya lagi, aishh..." Lova memukul setir mobil yang sedang dia kendarakan. Biasanya mereka bareng, Haya tidak  mengirim pesan atau telfon lagi. Lova menelfon balik juga tidak  diangkat

Awas saja kalau sampai nanti tidak  ketemu, dirinya bakal cuekin tuh Haya. Salah siapa tidak memberi tahu dahulu. Padahal mobil ini juga sudah Lova isi bensin, kan sia-sia dia isi

Setelah selesai mengikuti kuliah hari ini, Lova juga mempunyai janji dengan seseorang. Seseorang yang dia taksir sedari SMA, tetapi sampai saat ini Lova hanya bisa berharap tanpa bisa memilikinya sebagai pujaan hati. Bahkan Lova mencoba  untuk tidak  memikirkan dia, tetapi tetap saja tidak bisa. Selain itu, Lova juga mencoba melihat salah satu diantara cowo cowo yang mengejar-ngejar dia. Tetapi hasilnya tetap nihil, Lova tidak  bisa melupakan dia. Dan kini, Lova bisa ketemuan langsung dengan dia. Jangan sampai Haya tau dirinya itu ketemu dengan dia, kalau tidak dia bakalan diinterogasi oleh Haya habis-habisan

Kini Lova tengah berada di depan kampus menunggu orang tersebut sambil sesekali melirik kanan kiri. Siapa tahu ada Haya yang melihatnya berdiri disini. Tak lama kemudian cowo yang Lova tunggu sudah datang dengan motor sporty-nya.

"Nunggu lama ya" tanyanya lembut dan Lova hanya menggeleng

Kemudian dia mengacak rambut Lova pelan, dia yang diperlakukan seperti itu semakin salah tingkah.

"Yuk jalan"

Ajaknya dan Lova mulai duduk dijok belakang sambil menahan debaran hatinya yang tidak karuan. Mobil yang tadi pagi Lova bawa sudah dia titipkan  kepada Pak Parjo, sopir keluarga Lova dan motor yang mereka tunggangi pun mulai meninggalkan gerbang kampus

Tanpa Lova sadari, ternyata sedari tadi Haya melihat semua interaksi antara Lova dan cowo itu dari arah belakang. Tak jauh dari tempat mereka berada






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

12. Make UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang