BAB VI

844 86 5
                                    


Sesampainya disana sungguh noah merasa ribuan jarum menusuk jantungnya. Nadira dengan keadaan darah yang terus mengalir dari kepalanya saat ini terbaring telentang dipinggir jalan dengan beberapa orang mengerumuninya .

 

Sedangkan pengawal yang dia tugaskan tadi untuk melindungi nadira, keadaanya tidak jauh berbeda wajah babak belur  dengan keadaan tidak sadarkan diri.

 

Melihat itu semua noah tidak bisa menahan air matanya untuk tidak keluar dan langsung bergegas berlari menghampiri matenya sambil berteriak.

NADIRA……………………..

NADIRA………………………..

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

 

Author pov

Flashback

 

Nadira saat ini tengah berjalan menuju kearah hotelnya. Tapi tidak disangka nadira yang mengira bahwa alamat hotelnya dekat nyata-nyatanya masih belum sampai juga. Sudah beberapa menit nadira berjalan tapi justru yang didapatnya sepertinya nadira tersesat.

“ seharusnya aku sudah sampai, aku yakin. Seharusnya 5 menit berjalan pun aku sudah sampai. Tapi, ini sudah 20 menit tapi tidak kunjung sampai juga. kakiku bahkan mulai pegal kesakitan.” Batin nadira  mulai beristirahat sebentar dipinggir jalan dan memijit kakinya .

Nadira melihat disekitarnya, suasana lumayan sepi. Tetapi gedung- gedung tinggi masih berjajar-jajaran sama seperti yang dilihat nadira disepanjang jalan. Karena nadira merasa ia sepertinya sudah tersesat pun akhirnya memutuskan untuk membuka aplikasi pencari lokasi. Tapi, justru hpnya  mati sepertinya lowbet.

Karena merasa hari mulai semakin petang , nadira memutuskan untuk berjalan kembali, disepanjang jalan suasananya masih sepi, tidak terlalu banyak orang yang berlalu lalang. Tidak seperti didepan taman bermain.

Nadira terus berjalan dan sesekali melirik kekanan dan kekiri, tanpa senagaja saat nadira melihat keatas   , nadira menyadari sepertinya itu  gedung hotelnya.

Nadira terus berjalan hingga sesuatu mencekal tangannya, dan membuat nadira yang sedang berjalan berhenti.

“hei, kau…….,berhenti.”ucap orang itu

Nadira yang mendengar suara  itu pun bebrbalik, dan terkejut sungguh, didepannya kini berdiri beberapa orang dengan mimic wajah yang seram dan tubuh yang besar bahkan ada beberapa dari mereka memiliki tindik baik itu dihidung, ditelinga, bahkan beberapa  bagian tubuh mereka dipenuhi dengan tatomembuat penampilan mereka semakin mengerikan. Nadirayang melihat itupun  menyadari sepertinya mereka bukan orang baik-baik.

“ ada apa tuan?”ucap nadira mencoba bersikap tenang  sambil berusaha melepas tangannya.

Mendengar perkataan nadira, preman itu semakin menahan tangan nadira kuat dan berkata.” Sini, mana uang mu!!”

Mendengar bentakan orang itu, nadira ketakutan dan berteriak minta tolong. Berharap ada orang yang mau menolongnya. Tapi, tidak  ada satu orang pun yang lewat hanya dia dan beberapa preman ini.

“ TOLONG…….TOLONG……..TOLONG….. SAYA” ucap nadira berteriak ketakutan.

Mendengar teriakan nadira beberapa preman itu tertawa terbahak- bahak. Preman dengan tindik dihidungnya pun berkata.” Percuma kau menangis, tidak akan ada yang menolongmu. Sekarang berikan semua barang berharagamu.” Ucap pria bertindik itu sambil mengambil tas nadira.

My mate is muslimah[ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang