5. Laskar Azka Aidan (revisi)

11 5 2
                                    

Happy reading :)
___________

"Cinta datang tiba-tiba, tanpa aba, tanpa bicara. Hati memang terkadang sebercanda itu."

***

Saat dalam perjalanan ke kantin, Neyla melihat sosok orang yang sangat mengganggu pikirannya sejak kemari. Cowok yang ia temui di perpustakaan dan menghilang tanpa jejak, dan saat ini Neyla melihat cowok itu baru keluar dari perpustakaan.

Neyla yakin tadi mata mereka sempat bersinggungan, namun cowok itu langsung memutuskan kontak mata dan bersikap seolah mereka tak saling mengenal. Tanpa sadar Neyla mempercepat langkahnya menghampiri cowok itu.

"Mau kemana lo? Lo masih punya hutang sama gue," tagih Neyla sembari mencekal tangan besar cowok itu.

Cowok asing itu sesaat terdiam menatap tautan tangan keduanya, kemudian ia melihat keadaan sekitar, saat dipastikan aman dan tidak ada yang memperhatikan mereka, Laskar langsung menarik tangan Neyla masuk ke dalam perpustakaan.

"Eh, Neng!" Pak Heru yang melihat kedatangan Neyla langsung memanggil cewek itu.

Neyla yang merasa terpanggil pun menoleh, "ada apa Pak?"

"Bapak kan kemarin suruh kamu kembaliin kunci perpustakaan pagi-pagi, kenapa sampe sekarang belum di kembaliin?"

"Astaga, maaf Pak, saya lupa" Neyla meringis malu.

Untungnya, saat berangkat sekolah tadi Neyla menyimpan kunci itu didalam saku seragamnya, jadi saat ini ia bisa langsung mengembalikan kuncinya pada Pak Heru.

Pak Heru menerima kunci itu, lalu kembali sibuk dengan pekerjaannya, melayani murid-murid yang akan meminjam buku.

Neyla bingung sesaat ketika menyadari cowok menyebalkan penolongnya kemarin itu membawa Neyla hingga ke pojok perpustakaan.

"Kenapa disini? Kan masih ada bangku kosong disana" protes Neyla

"Hutang?" tanya cowok itu tanpa menggubris protes dari Neyla. Kedua tangannya ia masukan ke dalam kantung celana.

"Hutang?" Beo Neyla.

"Oh iya! Lo punya hutang sama gue!"

Cowok itupun mengangkat sebelah alisnya, bertanya.

"Kenapa kemarin lo sentil kening gue?" sungut Prita.

"Ya masa harus gue cium kening lo?" Ledeknya.

Neyla kehabisan kata-kata untuk menanggapi cowok aneh dihadapannya ini. Rasanya kedua pipinya pun memanas, dan jantungnya berdebar kencang. Untuk sesaat ia juga tanpa sadar menahan napasnya.

"Gak gitu maksud gue!" Kesal Neyla.

"Btw, siapa nama lo?"

Neyla menatap wajah cowok dihadapannya dengan raut bersemangat, membuat cowok itu menatapnya dalam, sudut bibirnya terangkat, tersenyum kecil.

Raut penantian diwajah Neyla seketika berubah menjadi kekesalan ketika cowok itu tak kunjung membuka mulutnya. Neyla pun memukul dada cowok dihadapannya itu guna menyalurkan rasa kesalnya.

Cowok itupun mengaduh pelan, sudut bibirnya mengembang, dirinya tak bisa lagi menyembunyikan senyumannya.

Kesal melihat cowok itu yang malah tersenyum Neyla pun kembali memukul cowok itu bertubi-tubi. "Ish... Nama. Nama. Namaaaa"

Cowok itu tergelak dengan suara seminim mungkin, mengingat sekarang mereka sedang berada di tempat yang melarang adanya kebisingan. Ia menangkap kedua tangan Neyla guna menghentikan aksi cewek itu yang cukup menyakitkan.

Let's We Play [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang