Happy reading :)
_______________"Ingat kata pepatah ; "Jangan menilai buku dari sampulnya". Jangan mudah mengambil asumsi hanya dengan sekedar melirik, karena yang terlihat baik didepan, belum tentu baik dibelakang."
***
Pukul 8 pagi hari Neyla baru sadarkan diri, ruangan bernuansa putih dan bau obat-obatan adalah hal yang pertama yang menyapa inderanya.
Rumah sakit.
Rasa pening bersemayam di kepala Neyla, ingatan tentang kejadian semalam kembali berputar, mulai dari dia pergi ke minimarket karena lapar, melihat Galen dan mulai mengikutinya, kemudian Neyla kehilangan jejak Galen, dicegat preman, hampir dilecehkan, sampai seseorang datang sebagai penolongnya, lalu Neyla ditikam dan... dia tidak ingat apa yang terjadi selanjutnya.
Neyla mencoba bangkit dari posisi tidurnya, ia sedikit meringis menahan perih dibagian perutnya. Dengan susah payah Neyla berhasil duduk.
Neyla mengedarkan pandangannya, hingga tatapannya bertumbuk dengan cowok yang duduk di sofa. Ketika melihat Neyla sadar cowok itu bangkit berdiri menghampiri Neyla, tanpa melepas kontak mata mereka. Ia duduk di kursi samping ranjang, semakin lama mereka saling menatap, semakin tajam tatapan cowok itu pada Neyla.
"Kenapa lo, Kar?" heran Neyla pada Laskar, penyelamatnya.
"Lo yang kenapa?!"
Neyla bingung mendengar Laskar tiba-tiba membentaknya. "Emangny-"
"LO ITU CEWEK! KENAPA MALEM-MALEM LO MASIH KELUYURAN HAH?! KALO GUE KEMARIN GAK KEBETULAN LEWAT, GIMANA NASIB LO?!"
Laskar berapi-api memarahi Neyla dan itu nampak lucu dimata cewek itu, Laskar sudah seperti seorang ayah yang mengkhawatirkan putrinya saja.
"Dan... Kenapa lo mengorbankan diri lo untuk melindungi gue?" Dia begitu terlihat frustasi.
"Gausah teriak-teriak, ini rumah sakit, lagian gue gak budek" kelakar Neyla.
"Neyla-"
"Ssttt..." Neyla meletakan jari telunjuknya di bibir Laskar, meminta cowok itu untuk bungkam.
"Laskar" panggilnya lembut sambil melepaskan jarinya di bibir Laskar.
Laskar mendengus, memejamkan mata, lalu menghembuskan napasnya perlahan guna meredam amarahnya.
"Biar gue jawab semua pertanyaan lo tadi ya..." ucap Neyla dengan nada seorang guru TK.
"Pertama, gue keluar malem-malem buat beli makan." ungkap Neyla dengan mengangkat jari telunjuknya.
"Kedua gue mau ucapin terimakasih sama lo karena udah kebetulan lewat dan nolongin gue, kalo lo gak nolong gue mungkin sekarang gue udah gak perawan dan mati konyol " Neyla tersenyum guyon sembari menunjukan dua jarinya."
"Ketiga, gue ngelindungin lo karena..."
Neyla mengendikkan bahunya cuek, "pengen aja"
Laskar mendengus kesal, Neyla berkata begitu enteng, seakan ditikam sampai harus menerima beberapa jahitan itu adalah hal sepele. Laskar bahkan sampai mati-matian menahan diri untuk tidak menerobos masuk ke ruang operasi semalam. Rasanya Laskar akan gila.
"Gak logis! Lo bisa mati, Ney."
Neyla tertawa terbahak-bahak, wajah Laskar yang terlihat begitu mengkhawatirkannya itu sungguh sangat menghibur.
"Lo khawatir sama gue?" Neyla menatap Laskar jenaka dan tersenyum guyon.
"Ck, enggak-"
"Ah masa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's We Play [Hiatus]
Misterio / Suspenso"Bermula dari rasa penasaran itu, membawa gue ketitik paling gue sesali seumur hidup. Yaitu mengenal lo." - Neyla Azwa Mikaila "Lo yang mulai. Gue udah berbaik hati menawarkan sebuah kesepakatan supaya lo tetap aman." - Gale...