9. Teralihkan (revisi)

13 5 3
                                    

Happy reading :)
____________________

"Terkadang yang kamu cari dan kamu tunggu itu sebenarnya dekat, bahkan sudah tepat didepan matamu, hanya saja kamu yang kurang peka atau kamu mencoba menyangkalnya."

***

"Laskar!"

Senyum Neyla merekah sempurna ketika mendapati eksistensi Laskar di pojok perpustakaan. Tidak sia-sia ia segera pergi ke sini setelah pembelajaran selesai, dan menolak Disa yang bersikeras mengajaknya ke kantin bersama, cewek itu bahkan berniat untuk ikut Neyla ke perpustakaan, menemaninya takut kesehatan Neyla tiba-tiba memburuk, dan Disa tidak ada disana untuk menolongnya.

Untungnya setelah berkali-kali Neyla meyakinkan Disa bahwa dirinya akan baik-baik saja dan ia bisa menjaga diri, akhirnya Disa membiarkan Neyla pergi sendiri, walaupun dengan sedikit tidak rela. Ia bahkan harus meminta bantuan Alvin dan Devan, untuk segera membawa Disa pergi ke kantin bersama mereka, sebelum cewek itu berubah pikiran, dan tak ingin lepas dari Neyla.

Neyla berjalan cepat menghampiri Laskar berhubung saat jam istirahat perpustakaan selalu sepi, jadi Neyla bisa bebas memanggil nama cowok itu.

"Kok udah sekolah?"

Laskar mengerutkan alisnya melihat keberadaan Neyla. Pasalnya saat memaksa pulang dari rumah sakit, dokter memberi syarat agar Neyla istirahat total selama 3 minggu agar lukanya cepat kering dan tak khawatir kembali robek.

Neyla menghentikan langkahnya, jarak keduanya tepat sepanjang rak buku yang menghimpit di kiri dan kanannya. Ia menatap Laskar yang berada di ujung rak sana.

"Kok gitu? Gak seneng liat gue?"

Laskar menghela napasnya, tak berniat menjawab. "Luka lo pasti belum kering sepenuhnya"

"Gue kangen sama lo"

Tanpa malu-malu ataupun gengsi, Neyla mengungkapkan perasaannya. Laskar menatap manik mata Neyla yang menyiratkan kesungguhan.

"Lo kesambet?"

"Boleh minta peluk?"

Neyla merentangkan kedua tangannya. Laskar mundur dan punggungnya langsung menempel dengan tembok, cowok itu menatap Neyla sulit.

"Lo kesambet kunti ganjen?"

"Iya"

Neyla berlari kecil dan menubruk tubuh Laskar, lengannya ia lingkarkan pada leher cowok itu, memeluknya dengan sangat erat. Laskar mematung, merasakan kehangatan tubuh Neyla. Semburat merah mulai menjalari pipi sampai telinganya.

"Ney..." Suara Laskar memberat.

Neyla semakin menelusupkan wajahnya pada ceruk leher Laskar, ia menghembuskan napas perlahan dan berbisik. "Gue suka sama lo"

Bulu kuduk Laskar meremang, ia meneguk salivanya kasar, tenggorokannya terasa sangat kering. Ia mencoba melepaskan pelukan Neyla, namun Laskar kesulitan karena cewek itu malah semakin kuat memeluknya.

"Neyla" peringat Laskar.

"Bentar, Kar. Gue malu" cicit Neyla.

Let's We Play [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang