PART 51💎

209K 17.1K 1.8K
                                    

Disya melambaikan tangannya untuk menghentikan taxi yang lewat. Setelah itu ia masuk dan meminta sang supir untuk mengantarkannya ke Apotek.

Disya membuka jendela mobil lalu menghirup udara pagi yang sudah tercampur dengan polusi udara, karna padatnya kota Jakarta membuat udara sedikit tercemar.

Setelah beberapa menit Disya telah sampai di depan Apotek. Ia turun setelah membayar Taxi yang di naiknya. Disya berjalan menuju Apotek, tapi langkahnya terhenti saat seseorang menabraknya sampai terjatuh.

"Awh....," ringisnya sambil memegang bokongnya yang terasa lumayan sakit.

"Kris?" panggil Disya memastikan saat melihat tubuh cowok itu.

"Disya?" balas Kris sambil membangunkan Disya.

"Sorry gue gak liat," ucap Kris.

"Lo kenapa lari-larian?" tanya Disya sambil memperhatikan wajah Kris yang babak belur.

"Gue dikejar orang," jawabnya.

"Lo Tauran ya? jam segini? Pake baju sekolah juga? Astaga," ucap Disya sambil geleng-geleng.

"Lo juga kok ga sekolah? pake baju biasa lagi?" tanya Kris.

"Gue izin gak masuk," jawab Disya.

"Lo mau kemana?" tanya Kris.

Disya menunjuk Apotek yang ada didepannya dengan dagu. Lalu Kris menarik lengan Disya masuk ke dalam Apotek.

"Gue numpang ngumpet," ucapnya setelah sampai didalam Apotek.

Disya menghela nafas lalu memanggil penjaga Apotek tersebut. "Mba, saya mau obat penurun panas, Flu sama obat merah ya," ujar Disya.

"Siapa yang sakit?" tanya Kris.

"Saga," jawab Disya sambil memisahkan obat pesanannya dengan obat merah.

"Oh ya mba, ada kapas sama plasternya ngga?" tanya Disya.

"Ada," jawab penjaga Apotek itu sambil mengambil kapas dan plaster.

Setelah itu Disya memberikan obat merah, kapas dan plaster pada Kris. "Obatin luka lo Kris," ujar Disya sambil memberikannya pada Kris.

"Ngga perlu kali, nanti juga sembuh," balas Kris sambil terkekeh.

"Udah pake aja, sayang udah dibeli," ucap Disya sambil membayar semua obat yang di pesannya.

"Thanks ya," ucap Kris.

"Well," balas Disya sambil melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan Kris.

"Pantesan Raga suka. cewek itu emang baik," guman Kris sambil menatap plastik berisikan obat yang Disya berikan.

****

Setelah Disya membeli obat dan bubur ayam untuk Saga, ia memutuskan untuk langsung pulang. Pasti Saga sudah menunggunya dari tadi, kalau saja Disya tidak menabrak nenek-nenek tadi, pasti ia sudah sampai sejak sepuluh menit yang lalu di apartemen.

Disya memasukkan password untuk membuka pintu Apartemen. Setelah pintu terbuka Disya langsung masuk, ia melihat Saga yang baru saja keluar dari kamar dengan rambut yang basah.

"Kamu mandi?" tanya Disya.

"Hm," balas Saga sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Kamu kan sakit, kenapa mandi?" tanya Disya.

"Aku mandi pakai air hangat," jawab Saga.

Disya berdecak kesal lalu mengecek suhu tubuh Saga yang sudah lebih mendingan sekarang. "Aku siapin sarapan dulu buat kamu," ujar Disya sambil pergi ke dapur.

Married By AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang