PART 43💎

222K 20.7K 5.6K
                                    

Disya menatap batu nisan di hadapannya dengan sendu, ia masih tak percaya bahwa Raga akan pergi secepat ini. Hatinya terasa sakit saat bayang-bayang Raga muncul dipikiranya.

Perlakuan baik Ragalah yang membuat Disya sulit untuk melupakannya. Dimana saat Raga menyemangatinya, menemaninya, dan selalu membuatnya kembali terseyum.

Suara Raga kembali terngiang ditelinganya.

"Hai,"

"Lo Disya kan? Kelas sebelas IPA dua, yang terkenal cengeng tapi galak juga?"

"Lo cantik kalau lagi marah,"

"Lo mau gak jadi pacar gue?"

"Senyum dong jangan cemberut terus,"

"Kalau senyum pasti nambah cantik,"

"Lo udah gue anggap sebagai adik, Disyaa,"

Disya tak bisa membendung air matanya lagi, tangisnya-pun kembali pecah. Raga yang telah ia anggap sebagai kakak sudah tiada, dan rasa bersalah selalu muncul dipikirannya.

Saga menepuk bahu Disya lalu memeluknya dengan erat. Tangis Disya semakin pecah disertai sesegukan yang membuat Saga gak tega melihatnya.

"Udah ya jangan nangis lagi?" ucap Saga sambil mengusap kepala Disya.

"Disya sedih kaaa," balasnya.

"Iya aku tau, tapi kamu gak boleh nangis terus,"

"Disya gak bisa nahannya,"

"Ayo senyum, Raga gak suka adiknya nangis kan?"

Disya mengangguk lalu berusaha terseyum, "iya, Kak Raga gak suka kalau Disya nangis,"

"Raga suka Disya yang ceria, jadi kamu harus ikhlas atas kepergian dia, biar Raga juga tenang disana," ucap Saga sambil menghapus air mata Disya.

"Udah ya jangan nangis?" tanya Saga.

Disya kembali mengangguk lalu menoleh ke arah nisan milik Raga "disya janji gak akan nangis, kak Raga yang tenang ya disana," ucap Disya sambil mengelus nisan itu.

"Disya pamit ya Kak Raga, assalamualaikum," ucap serta salamnya.

Setelah sampai didalam mobil Disya kembali menangis, air matanya jatuh begitu saja, padahal Disya sudah mencoba menahannya agar tidak keluar. Tapi, semakin Disya menahan air mata itu dada nya menjadi sesak. Karna menangis tanpa suara itu menyakitkan.

Saga menghela nafas saat melihat Disya yang kembali menangis, ia bisa memakluminya. Karna Saga tau, untuk melupakan Seseorang yang pernah berbuat baik kepada kita itu sangat sulit. Terlebih lagi Raga adalah Orang yang menyelamatkan hidup Disya. Jujur, Sagapun sedih karna kepergian Raga.

"Kak Saga, air mata Disya keluar lagi," ucapnya sambil menghapus air matanya.

Saga terseyum tipis, "Jangan ditahan, keluarin aja kalau kamu gak kuat," ucapnya.

"Huaa...hiks, Dis-disya gak pernah ngerasain sakit hati kaya gini," lirih Disya sesenggukan.

"Disya ngerasa bersalah," ucapnya sambil tertunduk.

Married By AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang