TERSEDIA PDF Bab 1: Pusat Atensi Naruto Uzumaki

4.6K 342 31
                                    

*Ada perombakan besar pada story line*

Naruto Uzumaki......

Usai perang besar dunia shinobi usai, namanya termasuk dalam kategori orang yang paling sering dibicarakan. Atensi terhadapnya benar-benar besar dalam kehidupan masyarakat antar desa. Itu bisa dimaklumi karena usahanya untuk menyelamatkan dunia pantas mendapatkan apresiasi dan ucapan terimakasih.

Bisa dibilang juga namanya menempati posisi pertama calon Hokage dengan nilai elektabilitas paling tinggi. 
Jadi pada rapat tetua hari ini,  Tsunade selaku Hokage kelima angkat bicara pada para tetua desa Konoha. 

"Kita semua tau jika pada akhirnya Naruto Uzumaki akan menempati posisi sebagai Hokage. Masyarakat juga tidak akan kaget. Tapi untuk jabatan Hokage keenam, aku tidak akan memberikannya pada Naruto. Dia bisa menjadi Hokage ketujuh atau kedelapan" Ujar Tsunade pada semua orang yang datang. 
Para tetua itu kelihatan tidak senang pada keputusan Tsunade.  Hanya Shizune, sang asisten Hokage yang kelihatan tidak kaget. 

"Kenapa?" Salah seorang angkat bicara. 
"Naruto belum siap untuk jabatan ini"
"jangan main-main Tsunade, Naruto  adalah pahlawan dunia. Mana mungkin shinobi sepertinya tidak mampu menjaga desa?"

"Aku tidak bicara soal kemampuan fisiknya,  tapi aku bicara soal kesiapannya untuk memimpin. Naruto masih muda, dia sudah belajar banyak soal kemampuan bertarung,  tapi dia belum belajar untuk menjadi pemimpin"
"Kita bisa mengajarkannya seiring waktu" Ucap salah satu wanita tua yang masih menjabat sebagai salah satu pimpinan desa saat ini.

"Kau pikir semudah itu menjadi pemimpin? Jika semudah itu kenapa wanita tua sepertimu masih menjadi salah satu pemimpin desa? Kenapa tidak kau berikan posisimu pada anak cucumu" Tsunade menyalak dengan tatapan ganas. 

"Ah dan kalian lupa satu hal, bocah rambut kuning itu saat ini tidak ada di Konoha. Kalian pikir kenapa? Karena dia butuh waktu untuk menyembuhkan luka hatinya dulu. Dia hancur setelah perang
"Baiklah. Kami setuju. Tapi kami tetap mau Naruto sebagai maskot desa. Aku ingin dia muncul sebagai maskot desa" yang bicara adalah wanita tua itu lagi
"Aku setuju, itu bagus untuk citra desa kita" Anggota pimpinan yang menyetujui.
"Iya. Orang akan mengenal desa Konoha sebagai desa unggul"

Ah astaga!!!!
Tsunade memijit pangkal hidungnya. Lelah sekali harus menghadapi orang-orang seperti mereka.

.
.
.

"Ayolah Hinata! Kita semua tau Naruto itu idiot dan tidak peka" Sakura mencoba menyemangati Hinata. Hinata baru saja menolak pernikahan yang diajukan oleh tetua desa dan ayahnya. Hinata pikir itu bukan hal baik jika menikahi Naruto dalam kondisi keterpaksaan.

Sampai sekarang Naruto belum juga kembali ke desa entah apa komentar atau keputusan yang akan dibuat 'si pria paling diminati di dunia shinobi' setelah mendengar tawaran itu.  Seandainya Naruto menerima, Hinata pasti akan menjadi wanita paling bahagia di Konoha saat ini. 

"Saat kau menikah dengan Naruto nanti,  Sasuke pasti akan datang"

"Sakura....."

"Aku sangat merindukannya" Kata Sakura. Matanya mengadah menatap langit biru yang cerah. Dia harap masa depannya secerah langit hari ini.  Pernikahan Naruto dan Hinata adalah hal baik,  selain karena sahabatnya,  Hinata dan Naruto,  akan bahagia. Ini menjadi kesempatannya untuk menarik Sasuke dari magnet Naruto. 

"Kira-kira sedang apa ya dia sekarang ini?" Tanya Sakura dengan wajah berbinar. 

Hinata menatap sahabatnya dengan wajah sedih. Hinata merasa kasihan pada Sakura. Meskipun Naruto belum kembali dari perantauannya (*seperti Sasuke), setidaknya Naruto mengirimkan surat untuk mereka.... Setidaknya Hinata tau kalau Naruto baik-baik saja.

Kehidupan cinta Hinata memang tidak terlalu baik tapi kehidupan cinta Sakura tergolong mengenaskan. Walaupun cintanya pada Naruto bertepuk sebelah tangan, tapi Naruto adalah pria yang lebih bisa 'dibaca' dibandingkan Sasuke.

.
.

Bruk bruuk bruk bruk bruk
Naruto membuka matanya kaget saat pintu apartemen sementaranya di gedor paksa dari luar.

"Siapa pagi-pagi begini!" Naruto mengacak rambutnya kasar. "Apa bibi gendut itu lagi? Padahal aku sudah bayar sewa untuk bulan ini"

Naruto malas-malasan membuka pintu.
"Loh Gaara?" mata Naruto melotot heran.

"Yaampun kau baru bangun?"
Naruto mendengus. "Ya, semalaman aku tidak bisa tidur, tapi pagi buta begini kau malah mengganggu dan..... DARI MANA KAU TAU AKU ADA DISINI!!!!?" 

"Pagi buta apanya, mungkin kau yang buta?!  Ini jam sepuluh" Gaara masuk ke kamar Naruto tanpa diminta. "Dan jangan lupakan fakta bahwa aku adalah Kazekage"

Perempatan siku imaginer muncul di dahi Naruto.

Tanpa dipersilahkan, Gaara masuk ke dalam apato kecil yang disewa Naruto dan melewati Naruto yang masih berdiri di depan pintu. Gaara yakin Naruto bisa tetap hidup enak jika ia menetap di Konoha atau desa besar lainnya, mengingat dia adalah pahlawan dunia Shinobi, tapi si bodoh itu malah mengikuti jejak sahabat kentalnya—Sasuke—untuk merantau tak berarah.
"Hei dasar tidak sopan! Sudah mengganggu tidur orang lain, masuk tanpa ijin dan mengatai orang buta!"
"Kalau begitu langsung saja, aku kesini karena ada undangan penting yang harus kau tau" Wajah Gaara kali ini tergantikan dengan ekspresi serius yang membuat Naruto bingung. 

"Ada apa? Katakan saja"

"Ada rapat penting yang diadakan oleh para Kage di Sunagakure, kami ingin kau datang, siapkan dirimu karena aku tidak mau malu punya teman kumal sepertimu"

"Kau bilang apa? Buat apa aku datang ke pertemuan para Kage?"

"Hanya sedikit bicang-bincang dan ramah tamah setelah kau lari dari kehidupanmu sendiri"

"Ini hidupku. Itu tidak ada urusannya dengan mereka" Naruto mendengus kesal. Bisa tidak sih ia hidup normal!
"Aku tidak akan datang" Final Naruto.

"Dan satu acara lagi..."

"Acara apa?"

"Kan tidak penasaran siapa yang akan menggantikan Nyonya Tsunade menjadi pemimpin Konoha?"

"Apa? Nenek Tsunade pensiun?"

"Hm"

"Siapa? Siapa yang akan menggantikan nenek?"

"Datanglah jika kau ingin tau, kau pasti akan terkejut"

"Kau curang Gaara, kau pasti tau berita seperti ini akan membuatku datang"

"Terserah, tapi yang penting kau datang. Aku pulang dulu..." Gaara pamit dan menuju pintu untuk keluar. "Oh ya aku lupa, aku sudah mengirimkan undangan yang lain, kau pasti semakin terkejut"
Naruto masih bingung dengan kalimat Gaara. Tapi ya sudahlah, apa peduli Naruto dengan pertemuan para pemimpin desa itu.

Disisi lain, Tsunade yang sibuk mempersiapkan pelantikan Kakashi sebagai Hokage keenam dibuat geram dengan ulah para tetua lagi.

"Beraninya mereka melakukan ini? mereka mencampuri urusan cinta bocah itu, bahkan saat Naruto tidak ada di desa"
"Tenang dulu Nona Tsunade. Kita belum tau tanggapan Naruto" Shizune mencoba menenangkan atasannya.  "Hinata dan Naruto cukup dekat. Siapa tau mereka berdua setuju"

"Menurut mu begitu?"

Tsunade menghela napas panjang. Dalam hati ia bertanya, Jika Jiraiya masih hidup kira-kira apa yang akan dia katakan.....

BUAT YANG MAU PDF BISA KIRIM DM KE INSTAGRAM AKU @mel_mikaela91

Sasunaru Love Story: Prelude (PDF READY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang