03. Nori

47 4 8
                                    

"Neyo, bisakah aku menjawab ini setelah acara selesai dan secara pribadi?" tanya Reya dengan wajah dingin nya. Ia tidak menyangka bahwa Reyo akan kembali mengatakan ini diulang tahun nya, ini akan menghancurkan wajah nya jika ia tidak menerima nya di depan umum.

Reya tidak ingin menghancurkan wajah Neyo, karna selama ini dapat dikatakan bahwa hubungan Reya dan Neyo tidak terdapat kebencian sama sekali.

"Okey, aku akan menunggu," jawab Neyo dengan sedih.

Reya melihat nya tetapi tidak mengatakan apa apa.

Beberapa jam berlalu, pesta ulang tahun Neyo telah selesai, Neyo menarik tangan Reya kebelakang, banyak orang yang hadir penasaran dengan jawaban yang akan di beri Reya. Tak enggan, Neyo pun masih berharap pada jawaban Reya.

Ia masih berharap Reya menerima nya.

"Neyo ... Kau seharusnya mengerti, bahwa kita tidak bisa berhubungan" kata Reya langsung ke Inti nya.

"Tapi Reya, di antara semua anak perempuan, hanya kau yang bisa mengerti aku ... Aku mohon beri aku kesempatan" kata Neyo dengan sedih melihat ke bawah karna Reya lebih pendek dari dirinya.

"Tidak Neyo, aku tidak bisa menerima nya, aku ... tidak bisa" kata Reya dengan dingin. Neyo menunduk-kan kepala nya. Dan menatap Reya dengan sedih

"Kenapa?" tanya Neyo dengan sedih

"Karna ... Aku tidak menyukai mu! Aku hanya menganggap mu sebagai sahabat, tidak lebih" kata Reya terus terang, Neyo terdiam.

"Apa kau tidak bisa?" tanya Neyo dengan lesu

"Aku tidak bisa, aku tidak ingin" jawab Reya.

"Okey, It's Okey" kata Neyo putus asa.

Reya melihat kearah Neyo dan berbalik pergi, Neyo hanya memandang Reya dengan redup, ia sangat kecewa tetapi tidak bisa berbuat apa apa.

Reya kembali kerumah nya dengan mobil nya, ia kembali masuk, melihat tidak ada penghuni di dalam rumah nya, ia berjalan masuk ke dalam rumah dan langsung memasuki kamar nya.

Sampai di kamar, ia langsung berjalan ke arah kamar mandi untuk mengganti pakaian nya dengan piyama. Setelah itu ia langsung berjalan menuju kasur nya dan tidur.

.
.
.
.
.
.
.

{{Skip}}

.
.
.
.
.
.
.

Pagi hari, pada pukul 05:30 a.m, Reya terbangun dari tidur nya lalu mengambil baju sekolah nya lalu berjalan ke arah kamar mandi.

Setelah sepuluh menit berlalu, baju sekolah telah melekat di tubuh indah Reya, Reya segera menyisir rambut nya dan mengingkat nya, lalu berjalan ke bawah. Ia berencana akan sarapan disekolah saja jadi ia tidak berjalan menuju dapur, ia langsung berjalan keluar.

Mengunci pintu nya dan mengambil motor nya di garasi tak lupa menutup garasi kembali, ia melaju dengan cepat di jalan raya.

Sampai disekolah, ia disambut pemandangan yang tidak menyenangkan, ia disambut musuh nya-Nori-.

Nori melihat Reya dengan pandangan jijik, lalu berkata "Kau! Mengapa tidak bosan dengan menggoda pacar ku?!" bentak Nori pada Reya.

Reya mengangkat alis nya, dan berkata kembali pada Nori dengan nada malas "Siapa yang menggoda pacarmu? Maaf aku lupa siapa pacarmu ... Bisakah kau sebutkan nama-nya agar aku tidak mendekati nya,"

"Kau! Pacar ku adalah Neyo! Neyo! Kenapa kau mengacau!" kata Nori dengan percaya diri

"Baik baik, pacar mu adalah Neyo, maka jaga pacar mu! Aku tidak mendekati Neyo! Cukup!" kata Reya dengan malas, lalu ia berjalan ke arah kelas nya meninggalkan Nori yang dalam keadaan kesal.

.
.
.

{{Skip}}

.
.
.

Istirahat

Reya berjalan ke arah kantin, ia sangat lapar, karna ia belum sarapan, ingin sarapan tadi pagi tapi terganggu karna adanya Nori, jadi mood nya turun dan tak selera, pada saat di tengah tengah pelajaran perut nya meminta diisikan, sekarang sudah istirahat dia langsung ke kantin.

Dia memesan Dimsum dan Air Mineral. Lalu ia makan di meja kantin itu, tiba tiba Neyo datang ke meja nya dengan membawa Hamburger dan Jus Alpukat, lalu duduk disamping Reya.

Reya mengangkat alis nya dan bertanya dengan nada malas-nya. "Kenapa kau duduk disini?"

"Teman teman ku tidak datang, jadi aku kemari," kata Neyo, tetapi matanya berkedip menandakan bahwa ia bohong, Reya menyadari kebohongan Neyo, tetapi apa yang bisa ia buat? Toh jika ia memberi tahu nya bahwa Neyo berbohong Neyo juga akan acuh.

"Heem" kara Reya menyetujui nya.

Setelah makan dengan tenang selama beberapa menit, Tiba tiba gangguan datang dari arah luar kantin. Minuman yang ia pegang membasahi tubuh Reya.

Mata Reya menjadi tajam karna ini. Ia melihat ke arah pelaku-Nori-dan mengatakan dengan dingin. "Apa maksud mu dengan ini?"

"Sudah aku bilang! Jangan pernah mendekati ataupun menggoda pacar ku, kenapa kau begitu keras kepala?!" bentak Nori ke Reya dengan keras

"Dan juga aku udah bilang ke kamu kalo jaga pacar kamu itu! Aku tidak mendekati nya! Dia hanya menumpang untuk duduk dengan ku! Kau bisa bertanya sendiri padanya!" kata Reya dengan tajam, ia tidak suka jikalau ada yang mengganggu nya saat sedang makan, Apalagi ia sangat kelaparan saat ini.

"Nori! Apa yang kau lakukan?!" bentak Neyo pada Nori dengan tajam.

"Sayang~, kenapa kau dekat dengan-nya? Apa aku tidak cukup? Kita sudah di jodohkan!" kata Nori dengan tajam sambil menangis

"Aku tidak pernah menerima perjodohan itu! Kau yang memaksa ayah-mu untuk menjodohkan ku dengan dirimu! Dan pada dasar nya aku tidak pernah setuju dengan pernikahan itu! Dan juga kita masih kecil! Kau bisa menemukan laki laki lain jangan seperti ini dan terus mengejarku!" bentak Neyo dengan tajam.

"Tidak! Dari kecil kau sudah bersama ku! Bersama ku! Kedua orang tua kita bersahabat sejak lama! Tapi sejak kau masuk ke sekolah menengah pertama ini dan melihat wanita itu! Kau ... Kau menjauhi diriku! Kau ... Meng-asing kan diriku!" kata Nori dengan sedih dan berteriak sambil menunjuk Reya dengan marah.

"Stop it! Jari mu ingin terpotong?" tanya Reya dengan kejam, Nori terkejut dan dia menarik kembali tangan nya dengan cepat.

Ia takut, tetapi masih pura pura berani. Nori berkata dengan ganas "Jauhi dia! Kalo tidak! Kau akan tau akibat nya!"

Setelah mengatakan itu kepada Reya, Nori langsung pergi dari situ, Reya mengangkat bahunya tidak peduli dan menuju ke kelas nya untuk mengambil pakaian ganti.

Setelah mengambil pakai ganti ia langsung berjalan menuju ke arah kamar mandi dan mengganti pakaian nya. Baju yang di pakai nya bukan lah seragam sekolah, itu adalah baju biasanya, baju sehari hari.

Ia berjalan menuju kelas nya, guru yang berada di dalam kelas mulai bertanya kepada nya dengan lembut "Reya, apa yang kamu pakai?"

"Seragam saya basah bu," jawab Reya dengan ringan.

"Ah, kalo begitu kamu bisa duduk kembali" kata guru itu dengan senyum manis nya.

"Terima kasih" kata Reya dengan senyum kecil.

~~

Lowerest AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang