Hari ini Reya terbangun dari tidur nya, Selama ini orang tuanya masih belum pulang, tetapi ia tidak perduli.
Ini adalah hari sabtu, Di sekolah, sabtu memakai pakaian bebas dan bukan seragam. Ia memilih pakaiannya. Dan berjalan ke-arah kamar mandi, dan memasuki nya.
Dua puluh menit kemudian.
Reya berjalan ke dapur, selain memakai baju bebas, sekolah Reya pada hari sabtu juga lebih lambat masuk. Jadi, Reya memasak makanan nya terlebih dahulu.
Setelah kurang lebih setengah jam ia memasak, Reya segera memakan nya. Setelah selesai makan Reya langsung mencuci piring nya, dan langsung bergegas ke arah bagasi.
Mengendarai motor nya dan ke sekolah. Sampai di sekolah, ia di sambut pemandangan yang tidak menyenangkan di matanya lagi. Yah, itu Nori, gadis yang katanya 'dijodohkan' dengan Neyo.
Nori bergegas ke-arah nya bersama gerombolan murid murid bad? Entahlah.
"Reya! Sepertinya ini bukan hari keberutungan mu! Karna aku, membawa teman teman ku kesini," kata Nori dengan sinis.
"Apa hubungan nya dengan ku?" tanya Reya dengan malas.
"Kau membuat ku marah kemarin, dan itu membuat kebanyakan teman ku marah, bagaimana itu berhubungan dengan mu? Tentu saja itu berhubungan, mereka ingin 'bermain' dengan mu, karna mereka sangat penasaran, bagaimana? Apakah kau berani?" tanya Nori dengan sinis, dan kejijikan terpancar hebat di matanya.
"Bermain? Denganku? Apa kau yakin?" tanya Reya dengan tenang, ingin 'bermain' dengannya? Apa mereka yakin? Tidak kah mereka tau kenapa dirinya pindah ke sekolah menengah pertama ini sebelumnya? Uh dirinya lupa bahwa mereka juga merupakan murid yang baru pindah ke sini, Pikir Reya.
"Tentu saja!" jawab Nori keras.
"Baik, ingin bermain seperti apa?" tanya Reya.
"Kau seharusnya tau bukan?" jawab Nori dengan sinis.
"Baiklah, pulang sekolah, bye" kata Reya, lalu ia berlalu ke ruang kelas nya.
"Cih, memang nya dia siapa menyuruh ku menunggu? Hancurkan saat istirahat nanti" perintah Nori pada teman-teman badnya.
"Oke" jawab teman-teman bad Nori.
.
.
.{{Skip}}
.
.
.Istirahat, Kantin Sekolah.
Reya sedang memakan makanannya dengan tenang, tiba-tiba sekelompok penganggu datang.
"Ouh, teman cantik kita sedang makan disini. Bagaimana jika kita bergabung, itu bolehkan?" tanya salah satu laki laki dari sekelompok penganggu.
Reya melirik dengan malas, ia mengerak an tangan cantik nya, untuk mengambil tisu lalu mengelap mulur nya. Ia melirik lagi lalu berkata.
"Bukan kah sudah ku bilang, untuk berurusan pada saat pulang sekolah? Kenapa kau mengacau disini?" tanya Reya dengan santai.
"Kau pikir kau siapa?! Berani memberi perintah pada kami!" kata salah satu perempuan dalam kelompok itu.
"Jadi kau ingin 'bermain' sekarang?" tanya Reya dengan menekan kata 'Bermain'.
"Tentu! Jika kau tidak takut" jawab perempuan sebelumnya dengan sinis.
"Untuk apa aku takut? Hanya saja dengan 'bermain' bersama kalian. Membuat ku ... Kotor" ucap Reya dengan ringan dan ekspresi biasa.
Para anggota yang berada di kelompok itu semuanya marah! Wajah mereka memerah karna amarah, salah satu dari mereka maju dan ingin memukul Reya, Reya masih bersikap biasa. Para penganggu itu berpikir bahwa Reya takut dengan mereka sehingga tidak berani bergerak.
"Brengsek!" ucap para penganggu itu, mengapa?
Saat ingin memukul Reya, jarak terlihat dekat, tetapi dengan cepat Reya memutar keadaan, ia memegang orang yang hendak memukul nya, dan dengan cepat memutar tangan nya. dan menahan tangan nya di leher orang itu.
"Kau menyerang ku pada saat aku belum siap? Kau ingin pergi ke dunia lain dengan cepat?!" tanya Reya dengan nada bahaya.
"Ukh ...." teriakan orang itu terdengar, Reya mematahkan tangannya. Dan melepaskan nya dengan kuat.
"Seharusnya kalian tidak memilih untuk bermain denganku, ckck, nasib buruk untuk kalian" kata Reya dengan berpura-pura bersedih aras nasib mereka.
"Sialan!" ucap mereka semua. Mereka secara bersama sama menyerang, Reya tidak tinggal diam. Salah satu laki laki menyerang punggung Reya dengan kaki nya, Reya melompat dengan cepat lalu menendang balik.
"Bodoh" ucap Reya pada laki laki yang di tendang nya. Perempuan di kelompok itu menyerang nya dengan pukulan. Reya menahan tangannya dan memutar balikan nya. Lalu melempar nya.
Dari dua arah yang berlawanan datang dengan pukulan yang sama, Reya menghindarinya dengan menunduk, alhasil, mereka berdua saling memukul.
"Akhh" ucap kedua orang itu.
"Haha, harus kubilang apa dengan kalian? Tidakkah kalian mengetahui alasan aku di keluarkan dari SMA sebelumnya? Atau haruskah ku beri tau? Karena aku baik hati aku akan memberi tahu mu, Aku melawan delapan kakak kelas dan dua diantara nya patah kaki, dua lagi patah tangan, dua lagi patah dibagian leher, dan dua lagi ... Koma" ucap Reya dengan santai, seakan akan menceritakan perbuatan orang lain, bukan perbuatan nya.
Kelompok penganggu itu bergidik ngeri, jika dibandingkan dengan kondisi kakak kelas sebelumnya, mereka adalah yang paling ringan, mungkin hanya ada dua orang yang patah tulang nya di bagian pergelangan, dan kondisi itu merupakan yang paling parah diantara mereka semua.
Jika mereka tahu ini sebelumnya, meskipun mereka memiliki keberanian lebih banyak, mereka tidak akan berani.
"Ini hanya peringatan, jangan menganggu ku lagi, dan kalian tidak akan punya kesempatan untuk melihat matahari besok" ancam Reya, ancaman Reya tidak pernah main main, hanya saja untuk membuktikan ancaman nya itu tidak pernah bisa terjadi, karna para lawan nya sudah menyerah duluan daripada melawan nya kembali.
Reya pergi dari situ, meninggalkan mereka sendirian.
.
.
.
.
.
.
.{{Skip}}
.
.
.
.
.
.
.Rumah Reya
Reya pulang sekolah seperti biasa, seakan akan itu tidak terjadi, tapi ia mungkin sudah terbiasa, terlalu lembut itu hanya akan menghancurkan dirinya.
Setelah kejadian ini, mungkin ia menerima kejadian pindah sekolah kembali, tapi tidak apa apa, ia sudah biasa berpindah dan terus berpindah.
Malam pun tiba
Saat Reya turun kebawah ia melihat orang tuanya yang kusut. Sepertinya orang tuanya telah tau masalah nya disekolah, tetapi ia tidak perduli dan terus maju.
"Reya" panggil Erik {Ayah Reya}.
"Ya?" jawab Reya.
"Kenapa kau membuat masalah lagi?" tanya Erik dengan kesabaran.
"Itu urusan ku, tidak perlu peduli dengan itu" jawab Reya dengan acuh tak acuh
"Kau! Apa ini sikap yang ibu ajarkan kepada mu?!" bentak Nita {Ibu Reya} dengan marah. Reya mengangkat alis nya dan berkata
"Mengajari ku? Sejak kapan kau mengajari ku cara bersikap? Jangan bercanda Ny. Nita" kata Reya dengan sinis
"Kau!" ucapan Nita tidak bisa dilanjut kan
"Cukup! Apa ini sikap yang diajarkan pembantu itu?! Jika ini yang diajarkan nya, sia sia saja aku membayar nya" kata Erik dengan marah
"Jangan menghina nya! ... " Ucap Reya dengan marah
~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Lowerest Academy
FantasyBertengkar dengan orang tuanya, ia kabur dari rumah dan memasuki Hutan Asal. Ia menjalani kehidupan di dalam Hutan itu dan tanpa sadar berjalan ke arah dunia lain. Dunia dimana penuh dengan sihir dan kekuatan, dunia dimana itu sama sekali bukan bumi...