Setelah kemarin Valen menangis semalaman dan membuat matanya persis seperti mata panda, dan disinilah Valen sekarang.
Di tengah gerombolan teman satu kelasnya, menjadi narasumber sekaligus korban dari semua rasa penasaran teman-temannya.
Pasalnya sudah dua tahun mereka satu kelas mereka tidak pernah melihat Valen dengan kantung mata hitam dan sedikit membengkak itu.
"Ayo jelasin apa yang mau dijelasin" Ucap Sandra memecah keheningan.
Bahkan Aran dan Adit yang tadinya sedang bermain di pojokan kelas berubah haluan jadi duduk bersila di atas lantai di depan meja Valen, hanya untuk mendengarkan penjelasan Valen.
"Apa yang perlu gue jelasin San?" Tanya Valen dengan suara serak.
Bagaimana mereka tidak heran dengan Valen jika seperti ini, Valen yang mereka kenal itu sangat ceria--ralat kelewat ceria terlihat dari ekspresi dan nada bicaranya.
Lalu tiba-tiba datang ke sekolah dengan kantung mata hitam dan suara yang serak? Wajar saja satu kelas meminta penjelasan.
"Gausah acting deh, Lee Jongsuk masih istirahat buat main drama bareng lo" Timpal Rafa.
Valen menghela nafas pasrah, tidak tega juga melihat teman-temannya yang berkumpul menatap Valen seakan bayi kucing yang ingin diberi makan.
Valen menjelaskan semua kejadian cekcoknya dengan Vian, bisa dibilang cekcok tidak sih? sebab hampir semenjak Vian pindah ke sebelah rumah Valen mereka berdua selalu beradu mulut.
Valen sudah siap mendengar segala umpatan dan kekesalan teman satu kelasnya terhadap Vian.
"Wah mau ngikutin gaya Tae oh itu anak"
"Minta di betot kepalanya"
"SINI ANJING GUE SAMPERIN"
"Gatau terimakasih apa hah?!"
Setidaknya begitulah bentuk amarah mereka terhadap Vian yang berani membuat Valen menjadi seperti anak pungut.
Orang di luar sana mungkin berpikir apa yang sekarang mereka lakukan adalah berlebihan, tapi tidak bagi 11 IPA 1 bagi mereka ini salah satu bentuk kekeluargaan dan kepedulian mereka.
Valen yang mereka tahu selama ini memang orang yang benar-benar mempunyai kesabaran yang berlapis, sudah perasaan nya tidak terbalas, sering diejek oleh para fans Vian, namun tetap saja Valen memberikan senyum terhangatnya di depan teman satu kelasnya.
Mereka tahu Valen yang ceria, gila bahkan tidak tahu malu itu hanyalah sebuah sandiwara yang ia tutupi, Valen dimata mereka selalu tampil ceria bahkan ketika ada yang mengejeknya.
Maka dari itu, sikap Valen yang serba tiba-tiba ini seakan menjadi bencana bagi mereka.
"Udahlah lagian salah gue juga, mungkin dia gamau diganggu dulu" Ucap Valen menampilkan senyum khasnya.
"Ya gausah bentak anak orang juga dong, dikira lo tentara apa asal bentak aja" Protes Rendra yang terlampau kesal mendengar cerita Valen.
"Wajar aja banyak yang bilang dia galak, orang sama perempuan aja mulutnya gitu" Timpal Nia.
"Beneran pengen gue cincang itu anak" Ucap Eca meremat dasinya sendiri sebagai pelampiasan kekesalan.
"Lain kali gausah suka sama dia ya, sama gue aja" Aran mengelus pelan kepala Valen.
"Sakit woi!"
Aran meringis ketika tangannya di pukul oleh Rey, "Enak aja, Valen punya kita bersama" Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Feeling
FanfictionTentang Soraya Valensky, wanita tegar yang kerap dipanggil valen itu mengisi hari-hari nya dengan sebuah perjuangan. Perjuangan untuk menaklukkan hati seorang pria yang kini menjadi sosok spesial di dalam hatinya. Valen tahu pria di depannya ini ta...