Valen meremas kertas yang berisikan angka-angka acak beserta rumus yang sempat ia tulis tadi.
"Ini gimana sihhh" Protes Valen.
Sudah hampir lima belas menit ia membolak-balikan buku lalu mencoba satu-satu rumus matematika yang tertera dibukunya, namun tetap saja hasilnya nihil.
Dan sekarang malah membuat Valen geram, sudah berapa kertas lusuh yang berada di atas mejanya.
Valen melihat kanan kiri, dan sialnya ia baru ingat Alma tidak masuk karena urusan keluarga hari ini, dan Ray sedang di ruang guru mengerjakan ulangan susulan miliknya.
Valen meringis, teman satu kelasnya tidak ada yang mengerjakan tugas tersebut sama sekali karena mereka tahu tugas tersebut tidak akan dinilai.
"Ya Tuhan gimana nasib tugas gue" Batin Valen sambil memandang sedih buku yang belum terisi jawaban sama sekali.
"Valen"
Valen menoleh kebelakang, ketika ia melihat tidak ada siapapun, padahal jelas-jelas ada seseorang yang memanggil namanya.
"Eh anjing!"
"Heh mulut nya"
Valen menghela nafas kasar, siapa suruh mengejutkan nya.
"Denger ya Aileen Pratama alias babi, yang sopan kek salam kek asal ngagetin aja!" Protes Valen.
Manusia yang bernama Aileen Pratama tadi hanya menampilkan eyesmile khas miliknya.
"Jadi kenapa nih kesini?, kangen ya ama aku yang cangtip ini?"
"Pantes kak Vian ngeluh ada gangguan di sekitar rumahnya, ternyata lo setannya" Ejek Tama.
Valen mendengus kesal, "Ada baiknya lo balik lagi ke pangkuan yang maha kuasa deh, ganggu aja lo" Usir Valen.
Tama memberikan peace sign ke arah Valen, "Becanda doang elah, gue kesini mau ngajak teamwork nih" .
Valen terkikik geli, "Kesurupan atau gimana nih mas?" Tanya Valen heran.
Tama berdecak, "Minta di cekek ya kamu kak"
"Gue udah nemu cara nyelesain soal nya, mau barengan ga kerjainnya?" Sambung Tama.
Tanpa pikir panjang Valen langsung menggeser posisi duduknya, kebetulan Alma kan tidak masuk jadi Valen sebelumnya duduk sendirian.
"Punten a"
Tama terkikik, kok bisa ya dia satu kelas dengan wanita modelan seperti Valen.
Valen fokus menatap Tama yang sedang menjelaskan angka-angka yang tertera di buku miliknya.
Valen berpikir sejenak, kenapa ia tidak memiliki perasaan dengan Tama saja sih?, padahal Tama anaknya manis, berbakat, multitalenta, baik, ramah---walaupun jokesnya tidak lucu. Valen jujur saat masuk kelas ini pun hampir seluruh anak laki-laki dikelasnya sudah masuk bahkan melenceng jauh lebih dari tipe yang disukai Valen.
Apa daya Valen sudah jatuh ke dalam pesona Savian Alterio, yang perasaannya sama sekali berbanding terbalik dengan Valen.
"Woi paham ga?!"
"Hah? a-ah iya paham paham" Ucap Valen gelapan.
"Gue emang ganteng gausah sampe oleng gitu" Balas Tama.
Valen memukul kepala Tama dengan stabilo yang di genggamnya.
"Sakit anjir"
"Makan tuh ganteng"
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Feeling
FanfictionTentang Soraya Valensky, wanita tegar yang kerap dipanggil valen itu mengisi hari-hari nya dengan sebuah perjuangan. Perjuangan untuk menaklukkan hati seorang pria yang kini menjadi sosok spesial di dalam hatinya. Valen tahu pria di depannya ini ta...