"Valen kamu sama Nia, ibu minta tolong bawain buku-bukunya ke kantor guru, taro di meja ibu aja"
Valen dan Nia mengangguk, lalu menjalankan perintah yang diberikan wali kelas mereka.
"Niaa temenin ke toilet dong"
"Ga ga ga Nia udah sama gue" Protes Valen.
"Gue udah kebelet, yang lain ke kantin semua please" Mohon Ana ke Valen.
Valen menghela napas, "Yaudah siniin bukunya, gue sendiri aja" Ucap Valen.
"Emang bisa bawa semuanya?" Tanya Nia.
Valen mengangguk, "Bisa, gue kan strong woman "
"Liat doi ama yang lain aja kuat ya kan" Sindir Nia.
"Gue tendang nih"
"Buruan anjir, nanti aja geludnya panggilan alam ini"
*****
"Ya Tuhan semoga ga banyak guru"
Valen bernapas lega, untung saja ruangan guru sedang sepi, pikirnya. "Udah deh, tinggal ke kantin" Monolog Valen setelah menyusun buku mereka diatasi meja.
Valen membuka kembali pintu ruang guru yang sebelumnya tertutup.
Valen hampir saja berteriak saking terkejutnya, "Kenapa harus kak Vian sih?!" Batinnya.
Padahal ia selama beberapa hari ini sengaja menghindari Vian, bukan apa-apa sih katanya kalau Valen melihat wajah Vian terbayang kejadian kemarin.
Dan rasa sesaknya datang lagi, "Misi kak" Ucap Valen pelan lalu berlari keluar ruangan tersebut, meninggalkan Vian yang menatap bingung.
"Kenapa lo? kayak abis ditagih renternir aja" Tanya Sara.
Valen menetralkan napasnya, "Gue tadi ketemu kak Vian anjay" Adu Valen sambil mencomot bakso milik Sandra.
"Ya terus?"
"Gatau hati gue nyesek aja tiap liat mukanya" Balas Valen.
Sandra mengangguk, tak ingin berkomentar apapun, ia sedang lapar saat ini.
"Gila anjir, bagi Val"
Valen menatap Kin bingung, ini anak baru saja datang langsung merampas minuman orang.
"Gaada akhlak lo ye, dateng-dateng bukannya salam malah ngerampas jajanan orang" Protes Valen.
Kin duduk, menyenderkan tubuhnya di kursi kantin, "Tuh keringet lo lap, udah kayak tsunami" Ucap Sara melemparkan tisu ke arah Kin.
"Nah yok cerita ada apaan" Sambung Sara lagi setelah Kin selesai menyeka keringat nya.
"Gue ditembak adek kelas buset"
"Terus, lo terima?" Tanya Valen penasaran.
"Ya kaga lah, males gue" Jawabnya Kin santai.
"Emang siapa yang nembak lo?"
"Itu si Hana kelas 10 IPS 2"
Sandra hampir menyemburkan es teh yang sebelumnya ia minum, "Buset, serbuk berlian gitu lo tolak?" Tanya Sandra heran.
Kalau ditanya kenal atau tidak dengan Hana kelas 10 IPS 2, pasti seluruh sekolah 98% persen akan menjawab kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Feeling
FanfictionTentang Soraya Valensky, wanita tegar yang kerap dipanggil valen itu mengisi hari-hari nya dengan sebuah perjuangan. Perjuangan untuk menaklukkan hati seorang pria yang kini menjadi sosok spesial di dalam hatinya. Valen tahu pria di depannya ini ta...