Setiap harinya aku selalu pulang melewati jalan ini, sebuah gang yang di kanan dan kirinya terdapat pertokoan tua yang sudah tidak layak buka menurutku.
Banyak orang yang memperingatkan tentang gang ini. Mereka selalu memintaku tidak pulang melewati gang ini jika sudah lewat jam sepuluh malam. Menurut mereka jika ada yang melewati gang tersebut di atas jam sepuluh. Akan terjadi sesuatu yang menyeramkan.
Kata seorang kakek di tempat tinggalku. Dulu pada jaman Belanda masih berkuasa, gang itu pernah di jadikan tempat mengeksekusi para warga pribumi yang berani menentang pemerintahan mereka. Mayat-mayatnya hanya di biarkan begitu saja, tidak ada satu pun warga yang berani memakamkan mereka dengan layak karena takut akan ancaman para pasukan Belanda.
Namun malam ini aku dengan sangat terpaksa harus melewati gang ini. Ku tengok ponselku, sudah jam sebelas tiga puluh. Ku nyalakan aplikasi senter di ponsel dan ku arahkan ke gang tersebut. Gelap dan sepi.
“Ya Allah lindungilah hamba, tidak ada jalan lain untuk sampai ke rumah hamba selain gang ini. Semoga tidak ada kejadian apapun yang menimpa hamba.” doaku.
Ku tarik napas panjang dan mulai ku langkah Kan kakiku untuk menapaki gang ini. Tak lupa ku ucap Bismillah sebelum melangkah. Hanya butuh waktu 10 menit untuk melewati gang ini.
Jujur saja, sejak awal aku berjalan memasuki gang. Aku merasa ada yang mengawasi. Semakin masuk ke dalam, melalui ekor mata aku dapat melihat munculnya sosok-sosok makhluk menyerupai manusia namun dengan keadaan yang tidak baik.
Ku baca surat-surat pendek untuk menenangkan hatiku. Mencoba melawan rasa takut yang semakin muncul. Salah satu dari makhluk itu ada yang mencoba untuk menggapaiku, namun aku menghindar. Terus saja aku membaca doa dengan nada suara keras. Bahkan entah bagaimana, aku sudah menyalakan murotal Al-Qur'an dari ponselku.
“Ketika kamu di hadang oleh jin. Bacalah ayat-ayat Allah dengan mantap jangan sampai mereka mengendus rasa takut yang ada di hatimu karena itu akan membuatmu kalah.” itu adalah ucapan guru ngajiku.
Sesosok makhluk berhasil membuatku terjatuh, karena kemunculannya yang tiba-tiba. Ya Allah, wajahnya benar-benar menyeramkan apalagi dengan bagian mata yang berlubang dan leher yang nyaris putus.
Aku langsung bangun dan kembali berjalan. Tetap mencoba tenang walau jantung rasanya ingin lepas karena kejadian tadi. Belum lagi samar-samar aku mendengar suara “Berikan kakimu... ” atau “Carikan tanganku...” sesekali terdengar suara minta tolong dan suara tangis yang begitu menyayat hati.
Ujung gang sudah terlihat. Namun perjuanganku untuk tiba di rumah masih belum selesai, di sana aku bisa melihat jelas sosok hitam tinggi besar, berdiri tepat di tengah jalan.
“Bagaimana aku bisa melewati makhluk itu?” gumamku.
Tidak mungkin aku menunggu adzan subuh hanya untuk bisa pulang ke rumah. Ya kali aku harus bermalam di gang ini di temani makhluk-makhluk ini.
Semakin lama jarakku dengan makhluk itu semakin dekat. Wujudnya juga semakin jelas ku lihat. Taring dan mata berwarna merah itu benar-benar bisa membuat siapapun yang melihatnya akan lemas tak berdaya.
“Ya Allah hamba hanya ingin pulang.” ucapku.
Lalu tanpa di sangka-sangka makhluk besar itu berjalan mendekat padaku. Lemas sudah kaki ini. Di depan ada Genderuwo, di belakang roh-roh gentayangan.
Namun hal yang tidak ku duga terjadi.
“Cepat lari. Mereka adalah bagianku. Lari dan jangan berbalik.” terdengar suara besar dan menggema.
Reflek aku mengikuti ucapan itu dan berlari sekuat tenaga menuju rumahku yang hanya berjarak tidak sampai 200 meter dari penghujung gang itu.
Sampai di depan gerbang, tanpa membuka pintunya langsung saja aku memanjat dan berlari ke pintu utama. Ku keluarkan kunci dan langsung memasukkannya ke lubang kunci, memutar dan membuka pintu.
Setelah aku berada di dalam rumah. Rasa lega dan syukur langsung aku ucapkan. Aku berjanji pada diri sendiri untuk tidak lagi pulang kerja selarut ini. Lebih baik aku bawa pulang saja pekerjaan yang memang bisa dikerjakan di rumah.
Oh tidak lupa aku ucapkan banyak terima kasih pada makhluk besar tadi. Aku sempat berpikir buruk tentangnya, nyatanya dia ada disana untuk menolongku. Mungkin dia yang di utus Allah untuk membantuku.
Ya setidaknya aku bisa tidur nyenyak walau ada sedikit rasa trauma akan kejadian malam ini. Namun aku harus mengalahkan rasa itu untuk kebaikanku sendiri.
*Tamat*
KAMU SEDANG MEMBACA
GHOST STORY
HorrorCERPEN HORROR... Ada yang berasal dari true story, ada pula yang fiksi. Selamat membaca. Terima kasih sekali jika kalian mau memberikan vote serta komentar di cerita yang aku buat.