Masih sama seperti malam-malam kemarin. Setiap pulang kerja, aku pasti akan menghampirinya. Memberikan hadiah yang selalu ku beli tiap hari. Aku tau dia pasti akan senang.
Malam ini aku membelikannya sepasang sepatu balet berwarna hitam, warna kesukaannya. Ah bisa aku bayangkan dia akan berjingkrak kegirangan. Sudah lama sekali dia menginginkan sepatu balet hitam ini, hanya saja aku baru bisa membelikannya sekarang.
“Malam, pak.” sapa security komplek perumahan tempat aku dan dia tinggal.
“Malam. Aman ya, pak?” tanyaku basa-basi sembari menunggu portal dibuka.
“Aman, pak. Selamat istirahat.” ucapnya.
Mobilku berjalan pelan. Kulihat bangunan rumahku. Gelap seperti biasa. Karena aku sudah memberi perintah pada asisten rumah tanggaku untuk tidak menyalakan lampu dalam rumah jika aku belum pulang. Hanya cahaya dari lampu teras dan jalan saja yang terlihat.
Dia tidak menyukai suasana terang. Jadi aku menurutinya. Apapun yang dimintanya, pasti aku kabulkan. Kenapa? Karena aku sangat mencintainya.
Ku masukkan mobilku ke garasi. Setelahnya langsung ku ayunkan langkah menuju ke dalam. Sepi. Memang selalu seperti ini tiap kali aku sampai. Tidak masalah, toh aku yang meminta. Ah... aku harus segera ke kamar, dia pasti sudah menungguku.
Memasuki kamar, aroma khas dari tubuhnya langsung tercium. Aroma kesukaanku. Ku langkahkan kaki mendekatinya yang kini sedang berbaring memunggungiku.
“Selamat malam, sayang. Bagaimana harimu?” tanyaku sambil mengecup sayang keningnya.
“Aku membawakan hadiah untukmu. Kau pasti suka. Besok akan aku pakaikan. Sekarang aku akan mandi dulu, lalu kita tidur.” ucapku lagi.
Dia memang sangat pendiam sejak satu tahun yang lalu. Tapi aku menyukai dia yang sekarang, tidak banyak bicara dan terpenting dia tidak pernah lagi meninggalkan diriku. Aku benar-benar bangga padanya dan semakin mencintainya.
Seharusnya sejak pertama mengenalnya, aku melakukan hal ini. Jadi aku tidak terlalu sering cemburu melihat dia berbicara dengan para pria diluar sana dan aku tidak perlu menghabisi mereka yang telah lancang mengagumi wanitaku.
Badanku sudah bersih dan wangi. Ku dengar ponselku berdering. Ck... mau apa lagi sih wanita tua ini.
“Andreeewww... kami mohooonn kembalikan jasad Clarisa... kasihan dia, nak.” selalu ini yang mereka minta.
“Tidak akan! Jiwa dan raganya selamanya akan menjadi milikku.” sialan, tidak ada yang boleh mengambil milikku.
Ku pandangi wajahnya. “Mati pun kau masih saja cantik. Ingat! Semua adalah kesalahanmu, jika saat itu kau tidak melarikan diri dengan bajingan itu, aku tidak akan membuatmu seperti ini.”
*TAMAT*
KAMU SEDANG MEMBACA
GHOST STORY
HororCERPEN HORROR... Ada yang berasal dari true story, ada pula yang fiksi. Selamat membaca. Terima kasih sekali jika kalian mau memberikan vote serta komentar di cerita yang aku buat.