LXVII

2.7K 787 17
                                    

Tuan Leo menatap tuan Sagira dengan raut bersalah.
tuan Sagira tidak membuang waktu, langsung bertanya.
"Apa kau tau mayat siapa itu?"

Tuan Leo mengangguk lemah semakin terlihat rapuh.
"Itu mayat Saira, pembantu pribadi istrimu Nami"
Jawabnya lancar tanpa keraguan.

"Saira?" ulang tuan Sagira.
"Kenapa dia bisa ada di sini?"
Bisiknya.

Tuan Leo menggeleng.
"Aku tidak tau tapi ini semua pasti berkaitan dengan penembakan istrimu" jawabnya tak enak hati.
"Aku rasa semua jawabannya ada dalam catatan yang Meghan tinggalkan"

Izanagi menghela napas.
"Andai saja kita bisa membacanya"

Tuan Leo langsung mengangguk.
"Kau memang harus membacanya karena surat itu Meghan tujukan padamu.
Dia ingin kau membacanya"
Ungkapnya sebak.
"Aku akan bicara pada polisi.
Mereka memang sudah memasukan surat tersebut ke kantong bukti tapi kalau melihatnya sebentar saja aku rasa tidak akan masalah.
Aku ingin mereka mengizinkanmu membaca surat tersebut sebelum dibawa pergi. Pasti itulah keinginan terakhir Meghan"
Lalu dalam langkah lebar tuan Leo berlalu menghilang dari hadapan mereka.

Tuan Leo kembali bersama salah satu polisi yang ditugaskan memastika keamanan dari salah satu barang bukti, yaitu surat Meghan, artinya permintaan tuan Leo dikabulkan oleh polisi.
Tuan Leo yang memegang surat yang berada dalam plastik menyerahkannya ke tangan Izanagi yang telihat ragu menerimanya.
"Bacalah Izanagi, kau mungkin akan menemukan semua jawaban yang kau cari di sana"
Serak tuan Leo yang langsung menghempaskan diri duduk di sebelah tuan Sagira.

Izanagi menatap Rae, tanpa perlu bicara mengajak Rae membaca surat Meghan bersama-sama dengannya.
Awalnya Rae Ragu tapi melihat permohonan di mata pria yang kini bergelar suaminya tersebut Rae pun luluh.
Dia duduk disebelah Izanagi, memegang ujung surat agar bisa membaca lebih jelas.

Surat tersebut dimulai dengan tulisan..

Izanagi.. jika kau membaca ini itu artinya aku pasti sudah tak ada lagi di dunia ini.

Kalimat awalnya saja sudah membuat Rae merinding.
Tulisan Meghan indah seperti sebuah karya seni tapi juga membuat orang yang membacanya jadi kedinginan.
Andai saja Rae tidak perlu membacanya cukup mendengarkan dari Izanagi atau siapapun.

Andai saja aku bisa, aku akan mengatakan semuanya padamu. Menceritakan segalanya.
Sayangnya kau bahkan tidak sudi bertemu denganku.
Tapi kalaupun aku diberi kesempatan aku yakin aku tetap tidak bisa mengatakannya padamu sebab aku takkan sanggup melihat sorot benci di matamu karena itulah yang akan kau rasakan setelah mengetahui semuanya.

Izanagi.
Seumur hidupku aku tidak pernah mencintai orang lain seperti caraku mencintaimu.
Bagiku kau adalah segalanya, aku begitu mendambakanmu.
kau adalah perwujudan dari keindahan dan kesempurnaan yang harus kumiliki.

Aku tidak berhenti menyesali kebodohanku yang membuatmu terlepas.
Tapi aku tetap yakin kalau cintamu padaku sama besarnya dengan yang aku rasakan.
Aku tahu kau marah dan kecewa padaku, untuk itu aku memutuskan menuruti maumu untuk berpisah sementara.
Aku tahu tidak akan ada wanita yang kecantikannya melebihiku yang bisa membuatmu tertarik.
Karena itulah aku memaksa diriku bersabar karena pada akhirnya kau pasti memaafkan dan kembali padaku.

Namun aku lupa kalau kau tidak bisa melihat dengan matamu lagi. Sekarang kau menilai seseorang dengan mata hatimu.
Kecantikan wajah tidak ada artinya lagi bagimu.
Bahkan jika aku ada di dekatmu kau tetap takkan bisa menyadarinya, kau tidak akan lagi terkagum-kagum dengan kecantikanku.

 (Repost) A blind loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang