Pagi ini seperti biasa, ini hari Rabu dan sekarang pukul 05.30 Lime masih nyaman dengan selimut tebalnya. Lime sedikit terusik karena suara jam beker terus berbunyi dari tadi, dia harus bangun padahal dia masih ngantuk. Dia berjalan menuju kamar mandi, ini hari pertama sekolah setelah libur dari camping.
Setelah mandi memakai seragam, dia langsung menghampiri cermin yang ada dikamarnya, dia melihat pantulan dirinya yang sudah rapi dia mengoleskan sedikit bedak bayi dimukanya dan liptin agar tidak terlihat terlalu pucat.
Lalu berinjak keluar kamar, dia melihat semua keluarganya sudah berkumpul diruang makan, dia langsung duduk dipinggir Kiki.
"Udah selesai nih Bang, ayo berangkat ntar telat lagi,"
"Yaudah ayo, kita berangkat dulu pa, ma."
Selama perjalan Lime hanya menatap jalanan, tidak seperti biasa yang selalu cerewet dan memberi berbagai pertanyaan ke Kiki, ntan karena apa dia tidak begitu mood untuk bicara dan diganggu orang.
"Lo kenapa dek? Kok diam mulu dari tadi?" tanya Kiki.
"Gapapa kok bang, cuma nggak mood aja,"
"Beneran nih?"
"Iya bang, yaudah Lime turun dulu ya hati-hati dijalan,"
Lime langsung turun dari mobil, Sekolahan sudah ramai memang sudah siang, tapi dia belum menemukan sahabatnya padahal sebentar lagi bel masuk akan bunyi.
"Lo lihat Zahra, Ayu dan Ine nggak?" tanya Lime kesalah satu temannya.
"Gatau, gua aja baru datang bareng lo,"
"Yaudah." Lime langsung meninggalkan temannya, dan langsung duduk karena benar-benar nggak mood.
Bel masuk sudah berbunyi tapi sahabatnya belum kelihatan batang hidungnya dari tadi, ternyata mereka masuk bareng guru yang mengajar.
"Kalian dari mana aja? Kok bareng guru masuknya? Kalian habis dihukum? Kalian mau bolos? Kok nggak ngajak sih, atau baru berangkat?"
"Satu-satu napa sih,"
"Yaudah jawab,"
"Dari kantin." mendengar jawaban Ine, Lime hanya mengangguk.
Tet,,,tet,,,tet,,
"Sampai disini dulu pelajarannya, untuk tugasnya dikumpulin minggu depan, silahkan yang mau kekantin saya akhiri Assamualaikum," kata bu Santi
Semua murit pada berlari-larian menuju kantin, perpus, kamar mandi tapi ada yang di Kelas. Kantin begitu terlihat ramai nggak seperti biasanya, Lime dkk bingung mau duduk dimana yang kosong hanya ditempat Bima.
"Gimana nih nggak ada tempat lagi," keluh Ine.
"Bawa ke Kelas gimana?" tanya Ine.
"Eh, eh, gausah noh tempat Tama masih ada 4 kursi, pas dong buat kita nimbrung aja sama mereka,"
"Boleh ikut duduk nggak?" tanya Lime langsung duduk pinggir Angga.
"Ngapain tanya, belom dijawab udah duduk aja lo," timpal Rizal.
"Yaudah gausah bicit, pesenin dong!" suruh Lime dengan cengar-cengir.
"Baru datang udah nyuruh,"
"Biar gua aja yang pesenin," Bima langsung bangkit dari duduk langsung memesankan makanan untuk Lime.
Tett,,,tett,,,tet,,,
"Bolos aja yuk ngga, males nih pelajaran matematika," ajak Zidan.
"Kuylah ke perpus sambil ngadem hehe, kalian ikut nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lime
Teen FictionDari kagum menjadi cinta, dari cinta menjadi benci, dari benci menjadi rindu. Kisah remaja Lime Angel Aditama mengagumi cowok dingin yaitu Bima Alvaro Brave orang yang ditemui pertama kali saat masuk sekolah. Yukk langsung baca aja ya, cusss!