Sungguh, Nara benar benar seperti terkena serangan jantungDia benar benar mematung dengan pandangan kosong
Yang bisa dilakukannya hanya menelan ludahnya dengan susah payah dan mengedip kedipkan matanya
"Aahh...se..sepertinya aku tertidur saat di kantin rumah sakit, dan ini pasti hanya mim-"
"Tidak, ini bukan mimpi, lihat" ucap Taehyung sambil mengarahkan kepalanya menuju matahari terbit
"Ini sudah pagi dan kau belum tertidur"
"Hik"
"Hik"
"Kau butuh minum Nara, tapi disini tak ada air minum. Apa kau mau meminum ait laut saja?"
Bugh
"Hik APA?! YA! Hik" ucap Nara sambil memukul lengan Taehyung
"Ayo kita ke laut, kau bilang ingin kesana bukan? Siapa tahu cegukanmu akan hilang saat melihat laut" ucap Taehyung yang mulai berdiri sambil menggendong Nara agar Nara juga berdiri
Lalu mereka menuruni rumah pohon itu dan berjalan menuju laut
Mereka hanya butuh waktu sebentar untuk sampai di sana
Mata Nara berbinar saat melihat laut
"Hahaha angin laut saat pagi hari memang yang terbaik!" Ucap Nara yang cegukannya sudah hilang tiba tiba
Taehyung tersenyum melihat Nara yang terlihat bahagia
Nara memejamkan matanya sambil merasakan angin yang berhembus menerbangkan rambutnya
Suara angin dan ombak memang sebuah obat bagi siapapun yang mendengarnya bukan?
"NARA! KAU DIMANA?!"
Deg
Nara membuka matanya saat merasa seseorang memanggil namanya
"Mengapa kau melihatku seperti itu?" Tanya Taehyung yang ada di samping Nara
"Ka..kau? Barusan memanggilku?"
"Tidak"
"Tapi tadi aku mendengar seseorang memanggil namaku"
"Mungkin hanya perasaanmu saja"
"Hmm kau benar, mungkin hanya perasaanku" ucap Nara lalu pergi mendekati laut dan menjauhi Taehyung
Nara membuka sepatunya dan melipat celananya lalu membiarkan ait laut membasahi kakinya
Dia lalu menulis namanya di pasir dan tersenyum melihatnya
Set
Set
"Nah, begini lebih bagus" ucap Taehyung yang juga menulis namanya di samping nama Nara
Nara hanya tersenyum melihatnya
"Hei, kau tak pergi bekerja?" Tanya Nara tiba tiba
"Aku hari ini ingin libur saja, kau juga jangan bekerja"
"Apa?! Mana mungkin, kalau mau kau saja dan aku ak-"
"Kau tidak boleh bekerja hari ini"
"Hei, apakah hobimu adalah memotong ucapanku?" Tanya Nara sedikit kesal
"Aku akan bilang pada yang punya rumah sakit agar kau cuti hari ini, lagipula kau belum tidur kan?"
Nara hanya diam mendengar ucapan Taehyung. Jujur saja, dia memang sangat lelah dan ingin meliburkan dirinya
"Baiklah, tapi jika aku kena masalah kau yang harus menanggungnya"
"Kau memang tanggung jawabku"
Deg
"He..hei, berhentilah mengatakan hal seperti itu....ka..kau membuat jantungku bekerja lebih cepat" ucap Nara lalu pergi menjauhi Taehyung karena merasa mukanya memerah
Dan Taehyung hanya tertawa lalu mengejar Nara dan menggodanya
🍃🍃
"Dimana Nara?" Tanya Naira yang sedang mempersiapkan kepulangan Seokjin
"Di..dia sedang di ruangannya" bohong Seokjin yang sebenarnya juga tidak tahu dimana Nara
"Yasudah, nanti eomma akan menghubunginya. Sekarang ayo kita pulang" ucap Naira lalu melangkahkan kakinya keluar dari sana
🍃🍃
"Maafkan Appa Hyurin, tapi Appa tidak bisa berbuat apapun karena Eomma Taehyung sendiri yang memintanya" ucap seseorang yang sedang berusaha menenangkan anaknya
"Kupikir Appa memiliki kekuasaan, apa tidak bisa membuat Eomma Taehyung menuruti Appa?"
"Maafkan Appa..."
"Siapa gadis sialan itu?!"
"Appa juga baru tahu hal ini dan di-" ucap Appa Hyurin terpotong
"Min Nara"
Deg
"Ba..bagaimana kau tahu?"
"Kami semua tahu tentang anak itu, hanya Appa dan Nara yang tidak mengetahuinya"
"Apa Eommamu tahu?"
"Tentu saja, Eomma sengaja membuat Appa tidak tahu tapi ternyata sekarang Appa tahu"
"Jadi sekarang Appa mau membela anak yang bahkan appa tidak tahu? Dibanding aku?" Ucap Hyurin lalu melangkahkan kakinya menjauhi appanya
"Jadi benar gadis itu? Kenapa semua hal seperti terhubung denganmu?" Batin Hyurin
.
.
.
Yaiyalah Hyurin, ini kan ceritanya emang Nara tokoh wanita utamanya wkwkwkw
Thank you for reading and see yaaa~
Silahkan klik votenya untuk mendukung cerita ini😆
KAMU SEDANG MEMBACA
House of cards
FanfictionRumah kartu bersifat rapuh dan dapat hancur dengan mudahnya Ketika sudah hancur, akan sangat sulit untuk membangunnya kembali dengan bentuk yang sama persis seperti sebelumnya Sama halnya dengan sebuah kepercayaan yang diberikan kepada seseorang Sed...