Storm

487 84 35
                                    

Lacuna—a blank space; a missing part.

Pairing: Akashi Seijuurou X Kuroko Tetsuya

Disclaimer:

Apresiasi sebesar-besarnya kepada Tadatoshi Fujimaki sensei yang telah menciptakan Kurobas.

- Lacuna -

Kelopak mata Tetsuya terbuka. Keringat dingin berselancar bebas dari pori-pori wajahnya. Nafasnya menderu tak karuan. Ia baru saja mengalami mimpi buruk meskipun Tetsuya tidak dapat mengingat mimpi tersebut. Jam menunjukkan pukul lima pagi, sudah saatnya ia bangun dan mempersiapkan segala yang diperlukan hari ini.

Dengan gerakan lembut, disingkirkan lengan kekar yang masih melingkar di tubuhnya. Membenarkan letak selimut yang tersingkap, kemudian mengecup kening laki-laki bersurai merah yang sedikit mengernyit tak nyaman. "Aku mencintaimu." Bisik Tetsuya kemudian mengecup pelipis Akashi sebelum bangkit dari kasur.

Hari ini genap seminggu mereka melarikan diri. Memulai dunia yang baru. Dunia dimana hanya ada Tetsuya dan Akashi yang sudah mereka dambakan sejak lama. Seminggu penuh ketenangan tetapi juga membuat Tetsuya sedikit resah. Seminggu ini ia begitu bahagia, takut-takut jika kebahagiaan ini direnggut darinya.

Seperti ketenangan sebelum badai besar datang.

Setelah selesai membersihkan diri, Tetsuya mulai bergerak untuk membereskan apartment miliknya dan Akashi yang sedikit berantakan. Lagi pula masih terlalu pagi untuk menyiapkan sarapan untuk Akashi. Laki-laki tersebut baru akan membuka matanya berkisar pada jam 8-9 pagi.

Dibereskannya meja tamu yang dipenuhi oleh kertas-kertas fashion design miliknya yang bertebaran. Memasukkan kaleng minuman dan juga bungkus snack ringan ke dalam tempat sampah. Tangannya tak sengaja menjatuhkan sebuah benda ketika tengah merapihkan buku-buku yang semalam dibaca oleh Akashi.

Tetsuya memandang benda yang terjatuh tersebut sejenak. Meletakkan kembali tumpukan buku yang berada di tangannya kemudian ragu-ragu mengambil ponsel miliknya di lantai. Sejak pergi meninggalkan Tokyo, Tetsuya tidak pernah mengaktifkan kembali ponsel miliknya guna menghindari orang lain. Tujuan Tetsuya kabur bersama Akashi adalah untuk membuka lembaran baru, jadi suka tidak suka Tetsuya dan Akashi harus meninggalkan segala yang sudah terjadi di belakang.

"Eh? Kok nyala?!" Tetsuya panik ketika melihat layar ponselnya menyala. Sepertinya ia tanpa sadar menekan tombol power ketika sibuk dengan pikirannya. Layar dari benda canggih tersebut seketika menampilkan nyaris ratusan notifikasi pesan dan panggilan yang masuk. Kebanyakan berasal dari nomor rumah, Ibu dan ayahnya, serta Aomine.

Ibu jari Tetsuya hendak menekan kembali tombol power untuk mematikan ketika layarnya berkedip dan menampilkan panggilan masuk dari Aomine. Tumben sekali teman sejak sekolah dasarnya masih tersadar di jam sepagi ini. Sebenarnya Tetsuya ingin mengabaikan panggilan tersebut dan langsung mematikan ponselnya, tetapi entah mengapa hatinya resah. Feeling-nya mengatakan sesuatu sedang terjadi.

"...Mo-moshi moshi?"

"TETSU TEME! KEMANA SAJA KAU SELAMA SEMINGGU INI HAH?! KAU MEMBUAT SEMUA ORANG PANIK!" Tetsuya sedikit menjauhkan benda tersebut dari daun telinganya. Ia tidak ingin tuli di usia muda hanya karena suara Aomine yang menggelegar di seberang sana.

"Aomine-kun."

Di seberang sana Tetsuya dapat mendengar Aomine menghela nafas lega. Seperti orang yang baru saja melepas segala rasa khawatir di hatinya.

LacunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang